Seorang Pengendara Sepeda Kayuh Tewas Tertabrak Bus Jurusan Malang-Probolinggo

 

Dok:istimewa

POLICEWATCH.NEWS,PASURUANTabrakan kembali terjadi kali ini Bus dari arah Malang menuju Pasuruan menabrak pengendara sepeda kayuh tak ayal sang pengendara tewas, Bus juga akhirnya terjun ke sungai.Sabtu (28-11-2020)

Naas menimpah seseorang pengendara sepada kayuh ia tertabrak Bus dari arah malang menuju Pasuruan tepatnya di Jalan Raya Wonorejo di depan kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan saksi mata yang tak jauh dari tempat kejadian mengatakan, Bus yang membawa penumpang itu melaju dari arah Malang menuju Pasuruan tiba-tiba oleng saat menghidari pengayuh sepeda sehingga bus menabrah pohon hingga akhirnya nyebur ke sungai.

Iptu Marti, Kanit Laka Polres Pasuruan membenarkan kejadian laka lantas tersebut dan ia mengatakan, dari arah berlawanan ada seorang pengendara sepeda kayuh yang akan menyeberang.


Tak ingin terjadi tabrakan, bus bernopol N 7573 UG yang membawa penumpang tersebut malah oleng dan sebelum terjun ke sungai bus sempat menabrak pohon dan satu pengendara sepeda kayuh menjadi korban dalam kecelakaan ini. Ia meninggal di lokasi kejadian. “Satu pengendara sepeda kayuh meninggal di tempat,” tutur Marti.

Saat ini pihak ke polisian masih melakukan penyelidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban yang meninggal juga belum di ketahui identitasnya sang supir juga belum bisa di mintai keterangan akan peristiwa kecelakaan ini. Tunggu perkembangan lebih lanjut kami masih proses penyelidikan, "ujarnya. (Do

TIM PENGGERAK PKK KAB.OKI KUNJUNGI KEC.SP PADAN



POLICEWATCH.NEWS, Kayuagung Oki, - Tim penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berkunjung ke wilayah Kecamatan Sirah Pulau Padang (Jum'at, 27/11/2020).

Kunjungan Kerja (KUNKER) ini dilakukan dalam rangka melakukan pembinaan program kegiatan Supervisi, Monitoring dan Evaluasi bagi Kader PKK yang ada di Desa-Desa dalam Kecamatan tersebut.

Di Balai Serba Guna Kantor Kecamatan SP Padang, rombongan TP PKK OKI dipimpin Wakil Ketua TP PKK Kab.OKI  Hj. SITI ROHANI DJA'FAR SHODIQ, disambut seluruh ketua PKK Desa beserta pengurusnya.

Dengan mematuhi Protokol Kesehatan, pada kesempatan itu masing-masing kelompok kerja (POKJA) memberikan pembinaan dan pendampingan dalam wujudkan 10 program pokok PKK kepada para kader PKK.

Dimana terlebih dahulu, Wakil Ketua TP PKK OKI Hj. SITI ROHANI DJA'FAR SODHIQ ungkapkan bahwa kunjungan ke Kecamatan merupakan kagiatan rutin untuk mengevaluasi dan pembinaan sekaligus bertemu langsung dengan para pengurus dan kader PKK yang ada.

"Disamping itu juga untuk melihat secara langsung pelaksanaan 10 program pokok maupun berbagi program yang telah ditetapkan di setiap Pokja" kata dia.

Sementara itu, CAMAT Sp Padang SYAWAL HARAHAP mengatakan, Kami mendukung sepenuhnya kegiatan TP PKK OKI melakukan Supervisi, Monitoring da Evaluasi dalam rangka mewujudkan Visi Misi OKI MANDIRA.

Disamping itu, kata dia, dengan kegiatan ini komunikasi aktif antara pengurus Kabupaten dan pengurus Kecamatan, beserta para kader akan semakin memperkuat pelaksanaan program TP PKK, sebagai Mitra Pemerintah dalam membangun Pemberdayaan Masyarakat hingga ketingkat bawah.

"Kunjungan ini menjadi Media Silaturahmi dan juga membangun komunikasi aktif dalam mengoptimalkan program kerja PKK", tandasnya.

Pewarta : Tamrin

Polsek Bayung Lincir Bersinergi Bantu Korban Banjir


MUBA -POLICEWATCH NEWS- Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak bencana banjir, jajaran Polsek  Bayung Lincir yang langsung di komandoi Kapolsek Bayung Lincir Iptu A. Firman SH.MH, Sabtu (28/11/2020) , meninjau langsung kelokasi terdampak banjir, Curah hujan yang deras akhir-akhir ini yang mengguyur Wilayah Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, khusus nya di Kecamatan Bayung Lincir, menyebabkan tiga  Desa yang terendam akibat meluapnya arus Sungai Bayat dan Sungai Lalan, adapun Desa-Desa yang terdampak banjir yaitu, Desa Pangkalan Bayat, Bayat Ilir dan Pagar Desa.

Iptu A. Firman SH.MH mengatakan" hujan deras yang mengguyur wilayah Bayung  beberapa hari terakhir membuat air Sungai meluap dan berdampak pada warga disekitar bantaran sungai, ketinggian air mengalami kenaikan setiap harinya dan sebagian rumah sudah terendam banjir, Sebagai bentuk kepedulian kami pun turun ke lapangan membantu warga dengan memberikan bantuan berupa sembako kepada masyarakat yang terdampak, "ujarnya.

Lebih lanjut Iptu Firman Mengatakan" Adapun masyarakat yang terdampak banjir Di Desa Bayat ilir  57 KK, Pangkalan Bayat 34 KK dan Pagar Desa 20 KK, semuanya bertempat tinggal di bantaran sungai, dan kami Jajaran Polsek dan Forkompimcam selalu menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kondisi air yang cenderung debit air naik apalagi di malam hari, tetap memperhatikan anak-anak yang  bermain air, dan menyimpan barang-barang berharga agar di amankan di tempat yang lebih aman. 

Kami pun sudah berkoordinasi kepada pihak PLN untuk antisipasi aliran listrik jangan sampai menyentuh air, jelasnya.

Sebagai laporkan kepada Pemerintah Kabupaten" Dengan tingginya Intensitas curah hujan di Kecamatan Bayung selama Bulan November 2020 dan dapat diprediksi :

1. Desa maupun masyarakat terdampak banjir akan terus bertambah di Kecamatan Bayung Lencir. 

2. Ketinggian air akan tetap cendrung mengalami peningkatan dan bertambah tinggi. 

3. Masyarakat terdampak banjir tidak menutup kemungginan akan terjangkit penyakit,  membutuhkan bantuan sosial berupa sembako serta pembuatan Posko Penanggulangan Bencana alam disekitar terjadinya Banjir, tutupnya.(Wahyudi)

Karomah ~Syekh Abdullah Mudzakkair~Makamnya Mengapung di Tengah Laut


Red,POLICEWATCH,-Nama Syekh Abdullah Mudzakkir cukup dikenal di kalangan santri di wilayah Demak dan sekitarnya. Syekh Abdullah Mudzakkir atau akrab dipanggil Mbah Mudzakkir merupakan salah satu ulama besar yang menyiarkan Islam di kawasan Pantai Sayung, Demak. Bahkan ulama yang lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869 itu disebut sebut sebagai pencetak kader para kiai muda di Demak dan sekitarnya.

Sebelumnya Syekh Abdullah Mudzakkir banyak berguru kepada ulama dari berbagai daerah salah satunya dengan Syekh Soleh Darat. Sekitar tahun 1900 Dia menetap di Tambaksari, Bedono menikah dengan Nyai Latifah dan Nyai Asmanah. Beberapa waktu kemudian dia menikah lagi dengan Nyai Murni dan Nyai Imronah. Dari empat istrinya Mbah Mudzakir dikaruniai 18 anak.
Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah makamnya tidak terendam air laut, padahal berada di Pantai Sayung Demak. Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.
Sebenarnya dahulunya Dusun Tambaksari tempat dimana makam Mbah Mudzakkir berada adalah daratan. Namun karena terus – menerus terkena banjir rob air laut lama – kelamaan daratan itu mengalami abrasi sehingga keberadaan makam Mbah Mudzakkir berada di tengah laut.

Sehingga makam Syekh Abdullah Mudzakkir dan keluarganya tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut. Ketika hendak berziarah menuju ke makam Mbah Mudzakkir, peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter yang samping kanan kirinya adalah air laut.
Konon Syekh Abdullah Mudzakir yang sehari-hari menjadi petani tambak itu juga menguasai ilmu kanuragan dan kebal dari berbagai macam senjata. Dia kerap dimintai orang untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kendati demikian, dia tak mengharapkan imbalan dari pertolongannya itu. Tak dipungkiri, keahlian dan keikhalasannya membuat nama Syekh Mudzakir kian dikenal orang dan sangat mendukung upayanya dalam melakukan syiar Islam. Pada tahun 1950 Mbah Mudzakir meninggal dunia dalam usia 81 tahun.

Berkembang mitos bahwa makam Syekh Abdullah Mudzakkir itu “mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi.Hal tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah Mudzakkir semasa hidupnya yang melakukan syiar di wilayah tersebut dan sangat berjasa dalam pembangunan akhlak warga setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun tradisi yang diajarkan.
Tak heran bila banyak santri yang datang untuk berziarah. Mereka tidak hanya dari Demak, tetapi juga luar daerah seperti Kudus, Wonosobo, Bogor, Bandung, bahkan Kalimantan. Sudahkah anda berkunjung ke makam terapung Syekh Mudzakir, di Desa Bedono, Kec. Sayung Demak?
Penulis : M Rodhi irfanto

Lagi-lagi, SatRes Narkoba Polres Muba Bekuk Pengedar Sabu

MUBA -POLICEWATCH NEWS- Polres Kabupaten Musi Banyuasin terus berperang melawan Narkoba,  ini SatRes Narkoba Polres Muba berhasil membekuk dua orang pengedar Narkoba Jenis Sabu - Sabu dirumah masing - masing, Dari hasil penggeledahan terhadap kedua pelaku Polisi berhasil menyita beberapa barang bukti. 

Dalam penangkapan dan penggerebekan pertama polisi berhasil meringkus terhadap laki - laki yang diketahui bernama HANAPIAH, 57, warga Dusun II Desa Kasmaran Kecamatan Babat Toman  Kabupaten Muba,  Pelaku ditangkap didalam rumah nya sendiri, Rabu, (25/11/2020) sekira pukul 14.00 Wib.

Kapolres Muba AKBP ERLIN TANGJAYA, SH, S.ik. Melalu Kasat Narkoba Polres Muba AKP JONRONI mengatakan" Sebelum kita grebek, kita sudah menerima informasi dari masyarakat akan adanya pengedar yang meresahkan, Setelah dilakukan penangkapan, dari tangan pelaku Hanapia Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya 20 (Dua puluh) paket yang diduga Narkotika Jenis Sabu dengan berat bruto 4,56 (Empat koma lima puluh enam) Gram.
• 1 (Satu) Buah Hp Nokia untuk transaksi dan 1 (Satu) Ball klip plastik bening.

Setengah Jam kemudian, Jarak empat rumah dari pelaku pengedar Hanapia, polisi juga menggerebek rumah pelaku pengedar bernama SARDIANTO, 35, warga Dusun II Desa Kasmaran Kecamatan Babat Toman  Kabupaten Musi Banyuasin,. tambah Kasat.

Lebih lanjut AKP Jonroni mengatakan" Dari hasil penggeledahan terhadap Tsk SARDIANTO, barang bukti yang diduga narkotika jenis sabu berhasil disita sejumlah 23 ( Dua Puluh Tiga ) paket yang diduga Narkotika jenis sabu dengan berat bruto 3,15 ( Tiga Koma Lima Belas ) gram dan HP untuk transaksi. 

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap keduanya, mereka mengakui barang haram tersebut miliknya yang siap edar dengan keuntungan yang lumayan besar. 

"Jadi keduanya kita jerat dengan Pasal 112 ayat 1 Sub Pasal 114 ayat 1 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika" Jelasnya. 

Pewarta : Wahyudi / Ril

KPK OTT Wali Kota Cimahi Terkait Suap Pembangunan RS Cimahi.

 Breaking News


"Ada uang yang kita sita. Yang Jumlahnya Sedang dihitung"

Red, POLICEWATCH,-  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menciduk Walikota Cimahi, Jawa Barat Ajay Muhammad Priatna pada Jumat (25/11/2020) sesaat setelah terjadi transaksi dugaan suap terkait dengan pembangunan RS Cimahi.

Ketua KPK Komisaris Jenderal Polisi Firli Bahuri membenarkan bahwa tim KPK memang melakukan kegiatan penindakan berupa operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Cimahi, Jawa Barat. 

Saat OTT, kata Firli, benar ada Walikota Cimahi dan sejumlah orang yang ikut diamankan oleh tim KPK. Firli tidak membantah saat disinggung oleh jurnalis bahwa penangkapan dilakukan sesaat setelah terjadi transaksi dugaan suap.

"Dugaan Walikota melakukan korupsi dalam proyek pengadaan pembangunan RS di Cimahi," ujar Firli saat dikonfirmasi para jurnalis, di Jakarta, Jumat (27/11/2020) pagi.

Sumber internal Bidang Penindakan KPK menyatakan, Walikota Cimahi Ajay Muhammad Priatna dan beberapa orang lain dibekuk sekitar pukul 10.00 WIB Jumat (27/11/2020). Penangkapan dilakukan memang sesaat setelah terjadi transaksi dugaan suap.

"Ada uang yang kita sita. Sedang dihitung," ujar sumber.

Plt Juru Bicara Bidang Penindakan KPK Ali Fikri belum memberikan respon saat dikonfirmasi apakah Walikota Cimahi Ajay MuhammadPriatna masih berada di Cimahi atau sudah berada di Gedung Merah Putih KPK maupun jumlah total pihak yang diciduk hingga jumlah nominal uang diduga suap***

Pewarta: Bamb / Dani



Hari Kedua, Ibrahim Adakan Pelatihan Bersama Ibu-Ibu Kelurahan Kayuara

MUBA - POLICEWATCH NEWS - Lurah Kayuara H.Ibrahim Lakoni.SP.M.Si mengadakan pelatihan pembuatan mie basah, bertempat di gedung serba guna Kelurahan Kayuara Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Jum'at (27-11-2020), 

kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut merupakan hari kedua yang  digelar oleh Pemerintah Kelurahan Kayuara dan diikuti sebanyak 40 orang ibu-ibu peserta pelatihan.

H.Ibrahim Lakoni,SP.M.Si. Selaku Lurah Kayuara mengatakan," kegiatan pelatihan pembuatan mie basah tersebut adalah dengan harapan bisa meningkatan kesejahteran keluarga khususnya untuk warga Kelurahan Kayuara ini sendiri, pembuatan Mie Basah ini sendiri menggunakan bahan baku Alami yaitu, tepung terigu, bayam, wortel dan untuk pewarna hari ini kita menggunakan Daun Katu dan Buah Naga, kami tidak menggunakan bahan-bahan pengawet, semuanya alami.

Ibrahim menambahkan" Dimasa Pandemi Covid-19 ini, kita tidak boleh terlena kegiatan ini tetap kita laksanakan dengan mengutamakan Protokol Kesehatan  (PROTOKES) pelatihan hari ini merupakan hari kedua kita laksanakan, kegiatan ini kita buat dua angkatan, satu angkatan 40 orang selama dua hari yaitu Kamis dan Jum'at, jadi jumlah seluruh peserta 80 orang.

Peserta itu sendiri terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan kita juga mengundang tiga pilar, Kamtibmas Polsek Sekayu, Koramil Sekayu dan lainnya, tutupnya.

Pewarta : Wahyudi

Kisah Syekh Subakir Sang Penumbal Tanah Jawa Melawan SABDA PALON


Red,-  Tak banyak orang tahu dan mengenal nama Syekh Subakir. Padahal Syekh Subakir adalah salah seorang ulama Wali Songo periode pertama yang dikirim khalifah dari Kesultanan Turki Utsmaniyah Sultan Muhammad I untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Nusantara, Syekh Subakir konon adalah seorang ulama besar yang telah menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara.
Kisahnya dimulai saat Sultan Muhammad I, bermimpi mendapat wangsit untuk menyebarkan dakwah Islam ke tanah Jawa, Adapun mubalighnya diharuskan berjumlah sembilan orang. Jika ada yang pulang atau wafat maka akan digantikan oleh ulama lain asal tetap berjumlah sembilan.

Sehingga dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari seluruh dunia Islam waktu itu. Para ulama yang dikumpulkan tersebut mempunyai keahlian masing-masing. Ada yang ahli tata negara, berdakwah, pengobatan, tumbal atau rukyah, dan lain-lain.

Lalu dikirimlah beberapa ulama ke Nusantara atau tanah Jawa. Namun sudah beberapa kali utusan dari Kesultanan Turki Utsmaniyah yang datang ke tanah Jawa, untuk menyebarkan agama Islam tapi pada umumnya mengalami kegagalan.

Penyebabnya masyarakat Jawa saat itu sangat memegang teguh kepercayaannya. Sehingga para ulama yang dikirim mendapatkan halangan karena meskipun berkembang tetapi ajaran Agama Islam hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas.

Selain itu konon, Pulau Jawa saat itu masih merupakan hutan belantara angker yang dipenuhi makhluk halus dan jin-jin jahat, Lalu diutuslah Syekh Subakir ulama asal Persia yang ahli dalam merukyah, ekologi, meteorologi dan geofisika ke tanah Jawa.

Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah gaib dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa ketika itu, Berdasarkan Babad Tanah Jawa, setelah sampai ke nusantara, Syekh Subakir yang menguasai ilmu gaib dan dapat menerawang makhluk halus mengetahui penyebab utama kegagalan para ulama pendahulu dalam menyebarkan ajaran Islam karena dihalangi para jin dan dedemit penunggu tanah Jawa.

Para jin, dedemit dan lelembut tersebut bisa merubah wujud menjadi ombak besar yang mampu menenggelamkan kapal berikut penumpangnya dan menjadi angin puting beliung yang mampu memporakporandakan apa saja yang berada di depannya, Selain itu para jin kafir dan bangsa lelembut tersebut juga bisa berubah wujud menjadi hewan buas yang mencelakakan para ulama pendahulu tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut, konon Syekh Subakir membawa batu hitam dari Arab yang telah dirajah, Lalu batu dengan nama Rajah Aji Kalacakra tersebut dipasang di tengah-tengah tanah Jawa yaitu di Puncak Gunung Tidar, Magelang. Karena, Gunung Tidar dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah Jawa.

Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam tersebut menimbulkan gejolak, Alam yang tadinya cerah dan sejuk, matahari bersinar terang, damai dengan kicau burung. Tiba-tiba berubah drastis selama tiga hari tiga malam.

Cuaca mendung, angin bergerak cepat, kilat menyambar menimbulkan hujan api. gunung-gunung bergemuruh tiada henti, Lelembut, setan, siluman lari menyelamatkan diri. Jin, peri, banaspati, kuntilanak, jailangkung, semua hanyut dalam air karena tak kuat menahan panasnya pancaran batu hitam tersebut. Makhluk halus yang masih hidup pun mengungsi ke lautan.

Sebagian jin yang lain ada yang mati akibat hawa panas dari tumbal yang dipasang Syekh Subakir tersebut Melihat hal itu, konon Sabda Palon, raja bangsa jin yang telah 9.000 tahun bersemayam di Puncak Gunung Tidar terusik dan keluar mencari penyebab timbulnya hawa panas bagi bangsa jin dan lelembut, Sabda Palon lalu berhadapan dengan Syekh Subakir. Sabda Palon lalu menanyakan maksud pemasangan batu hitam tersebut.

Sang ulama menyatakan, maksud dia, menancapkan batu hitam itu untuk mengusir bangsa jin dan lelembut yang mengganggu upaya penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa oleh para ulama utusan khalifah Turki Utsmaniyah, Setelah terjadi perdebatan mereka segera mengadu kesaktian. Konon pertempuran antara keduanya terjadi selama 40 hari 40 malam, hingga Sabda Palon yang juga dikenal sebagai Ki Semar Badranaya sang Danyang tanah Jawa ini merasa kewalahan dan menawarkan perundingan.

Sabda Palon mensyaratkan beberapa point dalam upaya penyebaran Islam di tanah Jawa.
Isi kesepakatan antara lain, Sabda Palon memberi kesempatan kepada Syekh Subakir beserta para ulama untuk menyebarkan Islam di Tanah Jawa, tetapi tidak boleh dengan cara memaksa.

Kemudian Sabda Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di tanah Jawa—Raja-raja Islam—namun dengan catatan, Para Raja Islam itu silahkan berkuasa, namun jangan sampai meninggalkan adat istiadat dan budaya yang ada. Silahkan kembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang diakuinya, tetapi biarlah adat dan budaya berkembang sedemikian rupa. Syarat-syarat itu pun akhirnya disetujui Syekh Subakir.


Dalam versi lain diceritakan untuk membersihkan wilayah Gunung Tidar dari bangsa jin, Syekh Subakir membawa senjata pusaka berupa Tombak Kiai Panjang.

Lalu tombak pusaka tersebut ditancapkan tepat di Puncak Tidar sebagai penolak bala. Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi para lelembut dan bangsa jin yang berdiam di Gunung Tidar.

Mereka pun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Sebagian pengikut Sabda Palon dari bangsa jin melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah Gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian masyarakat sebagai wilayah yang angker.

Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di Puncak Gunung Tidar dengan nama Makam Tombak Kiai Panjang.
Karena keberhasilannya menumbal tanah Jawa lalu penyebaran Islam oleh Wali Songo periode pertama menjadi menjadi lancar, pada tahun 1462 Masehi, Syekh Subakir pulang ke Persia, Iran.

Selanjutnya setelah Syekh Subakir wafat posisinya digantikan oleh Wali Songo lainnya yaitu Sunan Kalijaga.

Wallahualam bissawab.
Penulis : M Rodhi irfanto SH


Melihat Sejarah dan Makam Ki Ageng Selo Si Penakluk Petir


Red,- Kisah manusia yang mampu menaklukkan petir tercatat dalam legenda di Indonesia. Tokoh dalam kisah itu adalah Ki Ageng Selo, yang makamnya terletak di Desa Selo, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah. Lokasi makam berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota Purwodadi. Jejak Ki Ageng Selo tercatat sejarah. Sosoknya disebut sebagai keturunan raja terakhir Majapahit, Brawijaya, dari garis Ki Getas Pandawa. Ki Ageng Selo juga diketahui sebagai guru pendiri Kesultanan Pajang, Sultan Adiwijaya Dikenal sebagai orang bijaksana dengan ilmu kanuragan yang tinggi, Ki Ageng Selo tak pernah tinggi hati. Ia menjadi pendengar yang baik dan mau membantu kesulitan yang dihadapi para petani. Sebagai desa yang subur dan lumbung padi, suatu ketika keresahan petani muncul disebabkan lahan bertani menjadi lokasi sambaran petir. Akibatnya, hasil panen padi berkurang dan petani merasa was-was mengolah lahannya. Suatu hari, saat sedang menggarap lahan sawahnya, cuaca mendung dan turun hujan. Lalu, petir menyambar Ki Ageng Selo. Dengan ilmu kanuragannya, Ki Ageng Selo menangkap petir yang berwujud naga, kemudian diikat pada pohon Gandrik di sekitar lahan sawahnya. Ketika dibawa ke rumah, wujud naga itu disimpan dalam lemari yang kini bisa dilihat di area belakang pondok makam. Hingga kini masyarakat Jawa percaya bila hujan turun dan muncul petir, mereka akan terhindar dari sambaran petir bila berucap “Gandrik anak putune Ki Ageng Selo (Gandrik anak cucunya Ki Ageng Selo)” Saat dibawa ke Sultan Demak, petir berupa naga berubah wujud menjadi seorang kakek, yang dikerangkeng dan ditempatkan di alun-alun. Seorang nenek mendekati kerangkeng dan menyemburkan air dari kendi yang dibawanya ke arah si kakek. Petir menggelegar, wujud kakek dan nenek itu menghilang tiba-tiba. Dalam satu foto yang dipajang di pendopo sebelah kanan selasar menuju makam, pengunjung bisa melihat gambar wujud naga dari petir yang ditangkap Ki Ageng Selo. Gambar tersebut dilukis oleh Ki Ageng Selo dengan judul “Lawang Bledeg” dan terpahat di pintu utama Masjid Agung Demak.

Kadispora Lahat Berikan Ucapan 5 Pemuda Lahat Mendapatkan Penghargaan Jambore Daerah Di Palembang


PALEMBANG - POLICEWATCH.NEWS - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jhon Tito, SH atas prestasi yang diraih utusan dari Lahat, dalam mengikuti Jambore Pemuda Di Palembang kata " Tito kepada policewatch.news junat (27/11)

Saya selaku Kepala Dinas Pemuda Dan Olahraga sangat bangga atas prestasi 5 pemuda lahat yang mengikuti jambore daerah  di palembang, dengan meraih penghargaan mengharumkan Di " Bumi Seganti Setungguan " semoga lahat semakin BERCAHAYA " ucapnya

Sekali lagi saya ucapkan  " Selamat kepada pemuda lahat mendapat lima penghargaan dalam Jambore Pemuda Daerah, semoga Lahat Bercahaya

Pewarta : Bambang/ IWO