Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri SEJARAH. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri SEJARAH. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Ratusan dokter di Kota Metro memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN),

 

POLICEWATCH,NEWS.KOTA METRO LAMPUNG

Ketua IDI Metro dr.Agung menjelaskan peringatan HKN digelar melalui Metro Historical Walking Tour yang dimulai dari rumah dinas Walikota Metro.

“Sejumlah dokter senior ikut berbaur bersama para peserta walking tour antusias berjalan menuju Menara Mesjid,Rumah Asisten Wedana,Klinik Santa Maria,Health Centre dan berakhir di Rumah Informasi Sejarah,”jelasnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Walikota Metro,Ketua DPRD Metro,Anggota DPD RI Jihan Nurlela, Anggota DPRD Metro Ancila Hernani dan sejumlah Kepala OPD.

Walikota Metro,Wahdi Siradjudin berharap lewat kegiatan ini kegiatan wisata sejarah di Kota Metro dapat menjadi daya tarik tak hanya bagi warga Metro tapi juga warga warga luar Metro.

“Saya juga apresiasi pembuatan historical sign board semacam ini agar dapat dibaca oleh masyarakat luas,”ujarnya saat menandatangani prasasti di Health Centre.

Kota Metro sendiri pada tahun 2021 telah menetapkan empat cagar budaya.

Bunda Literasi Kota Metro Silvi Maharani mengatakan bahwa harapannya kegiatan ini dapat terus dikembangkan menjadi wisata sejarah dan budaya.

“Melalui peringatan HKN dan Metro Historical Walking Tour kita kembangkan wisata sejarah di Kota Metro,”ungkapnya.

Anggota DPD Lampung Jihan Nurlela yang turut hadir mengapresiasi acara yang digagas oleh para dokter dan TACB Metro ini.

“Kota Metro memiliki potensi sejarah yang dapat dikembangkan menjadi wisata sejarah dan budaya yang edukatif,saya pribadi mendukung tumbuh kembangnya wisata berbasis cagar budaya dan sejarah semacam ini”ungkap politisi yang juga berprofesi sebagai dokter tersebut.


Kadisdikbud Kota Metro Suwandi menjelaskan pihaknya tengah mengkaji agar wisata semacam ini juga bisa diikuti oleh para pelajar yang ada di Kota Metro.


“Sedang kita kaji bersama bidang terkait upaya peningkatan literasi sejarah bagi para pelajar melalui kegiatan semacam ini,”jelasnya.


Kegiatan ini semakin meriah dengan kehadiran sejumlah dokter senior di Metro,HIMAS UM Metro, Francois warga negara Perancis dan Ancila Hernani Anggota DPRD Metro yang ikut menjadi guide bersama para anggota TACB Metro.Ancila sendiri menjadi guide di Klinik Santa Maria Metro.


pewarta:SM

PRAJURIT MINANGKABAU YANG TERLUPAKAN SEJARAH


Ketangguhan Prajurit dan Tentara  Minangkabau Dalam Sejarah Indonesia, Riwayatmu dulu dan kini...

Sriwijaya terbentuk di Palembang tahun 683 M di Kedukan Bukit tertera “ Dapunta Hyang dari Minanga Tamwan membawa bala tentara dua laksa (dua puluh ribu orang) menuju pelimpang (Palembang) dan membuat wanua (kota) ”.

Minanga ini menurut orang Palembang adalah Pasemah dengan Bukit Siguntang Nahameru, sebagian sejarahwan Palembang mengatakan orang Palembang sendiri yang melakukan ekspedisi militer, bukan sebaliknya, tetapi para arkeolog (Purbacaraka yang sejarahwan Jawa, Westenenk sejarawan Belanda) menyatakan bahwa yang dimaksud “MINANGA” adalah daerah pertemuan sungai Kampar kiri dan kanan di perbatasan Sumbar, Riau dan Sumut.

Dan tidak mungkin Prasasti ditegakkan di tempat awal mula sebuah ekspedisi perjalanan Militer, tetapi mesti di tempat ekspedisi tersebut.

Minanga itu adalah daerah Minangkabau Timur semasa Dapunta Hyang melakukan ekspedisi militer ke Palembang. Artinya ORANG MINANGKABAU DAN MELAYU RIAU MELAKUKAN EKSPEDISI MILITER untuk menundukkan Palembang dan mendirikan kerajaan di sana, yang dinamakan ”SRIWIJAYA”.

Now kita ke sejarah Majapahit, tahun 1275 Prajurit Singosari melakukan Ekspedisi Pamalayu dan mengadakan persekutuan Militer dengan Melayu, lalu melawatlah dua Putri Melayu ke Jawa yaitu Dara Petak dan Dara Jingga asal Kerajaan Darmasraya Minangkabau untuk dipilih oleh Penguasa Singosari jadi Permaisuri demi mengikat persaudaraan. Dara Jingga diper-sunting Raden Wijaya dan dijadikan permaisuri utama, lahirlah Jayanegara selaku Raja Majapahit yang ke 2. Dia adalah blasteran darah Jawa dan Minangkabau.

Artinya ada RAJA MAJAPAHIT BERDARAH MELAYU MINANGKABAU dan kala itu Majapahit mulai melakukan ekspansi militer keberbagai daerah seperti Pahang, Dompo, Borneo, Pasai, Palembang, Bali, Celebes, Irian, Timor.

Siapa yang melakukan? Yaitu Gajah Mada yang bertekad ”Sumpah Palapa” dengan prajurit Jawa, Madura dan dengan bantuan MANGGALAYUDHA ADITIYAWARMAN YANG JAWA MINANGKABAU dengan barisan-barisan Melayu, Minangkabau dan Palembang membantu Jawa meluaskan kekuasaan ke segenap penjuru Nusantara.

Artinya: KONTRIBUSI PETARUNG MILITER MINANGKABAU MEMBERI ANDIL BAGI MELUASNYA KEKUASAAN MAJAPAHIT.

Ini yang tidak diketahui kebanyakan orang yang mengira Majapahit hanyalah usaha orang Jawa semata-mata tanpa bantuan siapa-siapa. Bahkan ketika pemberontakan pemberontakan Sadeng dan Kuti di Jawa, prajurit asal Melayu dan Minangkabau dikerahkan untuk menumpas, sedang prajurit Majapahit sudah tidak sanggup mengatasi.

Aditiawarman kembali pulang ke tanah leluhur yaitu Minangkabau dan sebuah kerajaan baru yaitu PAGARUYUNG. Tetapi Majapahit mulai berusaha mencengkram lebih keras dari Pagaruyung YANG AWALNYA ADALAH PARTNER DAN SEKUTU yang semula dipimpin oleh Aditiawarman yang berjasa besar bagi Majapahit.

Selanjutnya apa yang terjadi? Majapahit perang dengan Minangkabau dan melakukan invasi militer ke Pagaruyung pada tahun 1300an dan dihadang di daerah dekat Sawah Lunto Sijunjung.

HASILNYA: PRAJURIT MAJAPAHIT HANCUR BINASA.

Daerah itu begitu busuknya oleh mayat prajurit Jawa, akhirnya dinamakan PADANG SIBUSUK (Aditiawarman sudah lama meninggal kala perang terjadi). ARTINYA INVASI MILITER MAJAPAHIT GAGAL TOTAL DI TANAH MINANG.

Nah, mulailah berdatangan pelaut-pelaut asing yaitu Portugis, Belanda, Inggris dan Prancis ke wilayah Nusantara. Minangkabau yang berjiwa pelayar mulai mendapat saingan dagang dari orang asing, termasuk Padang mulai dilirik VOC Belanda, dan tahun 1665 VOC dengan bantuan orang Bugis Makassar melakukan tindakan militer di Padang, dan ditantang oleh orang Pauh Minang dengan sokongan pelaut Aceh. Belanda berhasil di Padang tetapi apa yang terjadi?

Apa Belanda enak dapat hasil jajahan di Padang? No, yang muncul adalah PERANG TERUS-MENERUS SELAMA LEBIH 1 ABAD DENGAN PENDEKAR-PENDEKAR PAUH, KOTO TENGAH, PARIAMAN, PAINAN DAN AIRBANGIS.

Perang skala menengah terjadi lebih dari 25 kali dari tahun 1665 hingga 1789 demi merebut kembali Padang, Pariaman, Painan dari tangan Belanda VOC. Usaha ini gagal-berhasil lalu gagal, memang , tapi hal ini menunjukkan ada SEMANGAT PERANG TINGGI DARI ORANG MINANG SELAMA VOC BERKUASA.

Lalu VOC bubar dan diganti dengan Hindia Belanda abad ke 18. Paderi Islam fanatik di pedalaman Minang sejak tahun 1803, dan ini membuat Belanda iri dan bersekutu dengan kaum Adat untuk menyerang basis militer Paderi tahun 1821. Maka pecahlah perang yang berlangsung selama 24 tahun hingga 1845, benteng Bonjol pertahanan terkuat Paderi telah jatuh tahun 1837, jadi bukan 16 tahun perang berlangsung namun 24 tahun yang merupakan SALAH SATU PERANG PALING BERAT BAGI BELANDA SELAMA PERLUASAN KEKUASAAN DI NUSANTARA.

Ada 3 medan perang yang berat bagi Belanda dan bisa menghancurkan kekuatan Militer Hindia

Perang Aceh dari tahun 1873-1904 bahkan hingga kejatuhan Belanda dari Jepang.
Perang Jawa dari tahun 1825 hingga 1830, yang memakan korban 15ribu tewas di pihak Belanda.
Perang Paderi di Minangkabau yang susah payah dan kalah- menang, juga perlu kerahkan kekuatan penuh selama 24 tahun akhirnya Belanda baru berhasil menguasai seluruhnya.
Semasa Perang Paderi, Belanda perlu mengerahkan tentara Eropa (Tentara Belanda sendiri, bekas serdadu Napoleon di Jawa, serdadu Inggris bekas bawahan Raffles, serdadu bayaran dari Jerman, Prancis, Luxemburg, Belgia dll), serdadu AfriKa (Ghana dan Africa Selatan) dan plus petarung dari daratan Jawa (barisan Sentot), Pelaut dan pejuang Bugis, Ambon, Madura, Batak Animisme dan kaum Adat Minang sekutu Belanda. Sedang di pihak Paderi Islam barisan Tuanku Imam Bonjol membantu Kaum Adat berpihak ke Paderi, lalu pelaut Aceh, barisan Batak mandailing Islam di bawah kepemimpinan Tuanku Rao, barisan Riau dipimpin Tuanku Tambusai, dan sebagian dari barisan Sentot asal Jawa yang berpihak ke Paderi.

Belanda harus mengerahkan 25000 sd 35000 pasukan baik reguler, campuran dan pribumi Nusantara dan harus menurunkan 5 jenderalnya demi menundukkan Minangkabau yaitu Kom Jend Van Den Bosch (si tanam paksa), Letnan Jend Riesz (jagoan perang Diponegoro), Jend Major Clearens (yang menangkap Diponegoro) dan Jend mayor Coghius (panglima paling tinggi Angkatan Darat Hindia Belanda) dan Jend Major Hendriks.

Barulah di tangan Jend Mayor Coghius, Belanda berhasil merebut benteng Bonjol tahun 1837, dan perang masih dapat skala kecil hingga tahun 1845 dengan Jend Mayor Hendriks selaku pimpinan Militer.

Artinya PETARUNG MINANG TELAH MEMPERLIHATKAN KEBOLEHAN PERANG SELAMA 24 TAHUN WALAU MENGHADAPI KEKUATAN GABUNGAN EROPA, AFRIKA DAN PRIBUMI NUSANTARA. APAKAH 24 TAHUN PERANG ADALAH BUKTI TIDAK ADANYA POTENSI PERANG ORANG MINANG?

VOC dasar di Sulawesi Selatan tanahnya Bugis Makassar. Kemenangan VOC dibantu Arung Palakka menguasai Kerajaan Goa Sultan Hasanuddin tahun 1669, maka dimulailah diaspora dan pelaut Bugis keluar dari GOA yang menjadikan mereka seperti pelaut kalap dan garang di lautan Nusantara. Pelaut Bugis Makassar menjadi pejuang yang menakutkan di lautan Nusantara, termasuk di Semenanjung Malaysia. Pelaut Bugis mencari daerah baru untuk dikuasai, dan ketahuilah agressi Bugis mendapat tantangan dari Orang-orang Minangkabau.

Di Semenanjung, tepatnya di Johor terjadi bentrokan keras antara Bugis dan Minang, juga di Selangor, Trengganu, Pahang, Negeri Sembilan dan Pulau Penang. Warrior ticketing Bugis yang begitu ditakuti dibersihkan oleh orang Minang dari Negeri Sembilan dan Pulau Penang, tetapi wilayah Johor, Trengganu dan Pahang, Bugislah yang memegang kendali. Perseteruan Minangkabau-Bugis dalam menguasai Semenanjung menjadikan dua suku bangsa ini sebagai tukang perang di Sumatera dan Malaysia selama abad ke 17 dan 18.

Ada 5-6 suku bangsa di Nusantara ini yang dikenal sebagai tukang perang pertengahan  yaitu,

Jawa yang terus bergolak sejak abad ke 6 dalam perang saudara, perang agresi, perang pertahanan wilayah plus konfrontasi dengan Belanda,
Aceh yang adalah agressor perang di Semenanjung Malaya juga pantai-pantai Sumatera melawan Belanda dan Portugis,
Bugis dengan pelaut-pelaut warrior menakutkan yang melayari lautan Nusantara,
Lalu Ambon yang berperang dengan beringas pihak Belanda.
Berikutnya Madura dengan keahlian perang istimewa yang membuat mereka menjadi pasukan bayaran Hindia Belanda.
Minangkabau yang sejak era Sriwijaya adalah petarung-petarung beladiri yang dipakai Sriwijaya, Majapahit saat perluasan wilayah Nusantara, Aceh semasa menyerbu Portugis di Malaka, Sultan Hasannuddin ketika mempertahankan GOA dalam gabungan aliansi Bugis GOA-Melayu, juga Perang di Palembang ketika Sultan Badarruddin perang dengan Belanda tahun 1825 dan gabungan gabungan prajurit Palembang dan pendekar perantau Minang di sungai musi, termasuk perang Pasemah di SumSel ketika Tuanku Imam Perdipo dengan barisan Paderi minang dan penduduk setempat mempertahankan Pasemah, dan perlawanan Sisingamangaraja di tanah Batak dengan bantuan petarung Minang kerja sama dengan Aceh, dan Perang Aceh di mana perantau Minang keturunan Aceh-Minang yaitu Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien yang berdarah Minang.
Sekarang di masa perjuangan kemerdekaan, terlihat orang Minang banyak yang telibat perjuangan politik yaitu Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan H Agus Salim. Terlihat tidak ada perjuangan pasukan yang dilakukan orang Minang. Apa tidak ada sama sekali perang kemerdekaan di Minangkabau? Orang hanya tahu perang mulut diplomatik dilakukan pejuang Minang, tetapi sejarah tidak mencakup apa-apa tentang perjuangan tentara di Sumatera Barat. Mengapa?

JAWABANNYA ADALAH STRATEGI POLITIK PEMERINTAH PUSAT KEKUASAAN.

Fakta sejarah di Minangkabau adalah perjuangan tidak kalah dengan perjuangan mulut diplomatik Politis. Semasa Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juni 1947, tentara RI di Minangkabau justru berhasil menghadang laju perluasan wilayah di tiga sekaligus, yaitu

Padang luar kota daerah Kepala Datar,
Siguntur Pesisir Selatan
Lubuk Alung di Padang pariaman.
Bahkan tanggal 27 Juni 1947 DI KEPALA DATAR DEKAT PABRIK SEMEN PADANG, TENTARA BELANDA MENGALAMI KEHANCURAN MASSIF dan udah kembali ke kota Padang dengan sisa-sisa kekuatan.

MENGAPA PRESTASI MILITER ORANG MINANG ini tidak tercatat dalam buku pelajaran sejarah Umum Pelajar kita? Mengapa kekalahan Belanda di Ambarawa tahun 1947 di tangan Jend. Sudirman dijadikan hafalan dalam buku pelajaran sejarah? Mengapa sejarah kota Pahlawan Surabaya begitu berkibar?

JAWABANNYA ADALAH SENTRA KEKUASAAN DI JAWA TIDAK INGIN DAERAH, TERKHUSUS MINANGKABAU, TERLIHAT MENONJOL DALAM SEJARAH MILITER.

Agresi militer Belanda II dilancarkan pada tanggal 18 Desember 1948, dan jatuhlah Jogja dalam tempo 4 jam saja dalam sebuah penyerbuan sistem blitzkriek (serbuan kilat), dan di Sumatera Barat yang pusat ibukota Sumatera, Bukittinggi yang diserbu pada tanggal yang sama dan sistem serbu yang sama ( blitzkriek) baru jatuh ke tangan Belanda tanggal 24 Desember 1948. Artinya Bukittinggi DIPERTAHANKAN 4 HARI LEBIH LAMA oleh Divisi XI Banteng dikomandoi Letkol Dahlan Djambek, dibanding Ibukota Negara Jogja yang terdapat Divisi Diponegoro yang kesohor dengan Letkol Soeharto ada di sana. Jogja jatuh hanya 4 jam penyerbuan kilat lewat udara dan darat, sedang Bukittinggi jatuh 4 hari dengan upaya mati-matian Belanda lewat darat dan udara, padahal segi persenjataan kalah jauh dibanding mesin-mesin Perang Belanda. Apakah ini bukan prestasi lagi? Mengapa tidak dijadikan hafalan anak sekolah?

JAWABNYA SENTRA KEKUASAAN DI JAWA TIDAK INGIN TERLIHAT LEMAH DALAM SEJARAH MILITER DIBANDING DAERAH. Maka didiamkan saja fakta keras ini.

Lalu Soekarno, Hatta dan Syahrir tertawan dan dikirim ke Rantau Prapat dekat Toba Samosir. Mengapa kok ke daerah Sumatera utara? Jawabnya sebab di daerah sekitar danau Toba dan Prapat aman dari serangan gerilyawan Republik, yang berarti juga tidak ada perlawanan gerilya berarti di Sumatera Utara oleh Pejuang-pejuang Medan sekitarnya. Arti lainnya adalah bahwa tidak ada perlawanan berarti di Sumatera Utara. Lho kan orang Batak jago perang? 

Fakta keras adalah bahwa gerilyawan di tanah Batak sibuk perang sesama mereka, melawan Belanda. Barisan Mayor Malao dengan barisan Mayor Bejo dan Saragih Ras juga Gerombolan Naga terbang di Sumatera Utara saling serbu dan menghambur-hamburkan peluru sesama mereka, sehingga Belanda menjadi gampang mengatasi gerilyawan Batak. Dan yang lebih aneh lagi justru banyak orang Batak yang diangkat jadi jenderal semasa Soekarno dan Soeharto, di antaranya AH Nasution yang Jend bintang 5 setara dengan Sudirman dan Soeharto sendiri, lalu TB Simatupang jendral penuh, Maraden Pangabean dan Feisal Tanjung jendral penuh.

Beda dengan di Sumatera Barat yang ibukota Sumatera kala itu, perjuangan gerilya begitu gencarnya sejak agresi ke II Belanda tanggal 18 Desember 1948 hingga akhir Oktober 1949, perjuangan bersenjata di sini membuat Belanda PUTUS ASA, membuktikan kesatuan orang Minang begitu solid dengan tekad mempertahankan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) yang berpusat di daerah Koto Alam 50 Kota. Sementara itu Pemerintahan RI sudah ditawan Belanda. Maka Militer Minangkabau Divisi IX Banteng begitu keras dalam upaya mengacaukan formasi Belanda di Minangkabau, dan Belanda tidak mampu membangun Negara Boneka di Minangkabau di daerah lain:

Di Jawa ada terdapat Negara Pasundan, dan Negara Jawa Timur.
Di Sumatera: Negara Sumatera Timur dengan Medan pusatnya,
Negara Sumatera Selatan dengan ibukotanya Palembang.
Akan tetapi di Minangkabau, Belanda gagal total sebab perjuangan Gerilya begitu gencar dan upaya Politik gagal diterapkan. Apakah ini bukan Prestasi militer? Mengapa tidak dihafalkan di buku sejarah umum pelajar kita?

Jawabnya: SENTRA KEKUASAAN DI JAWA TIDAK INGIN TERLIHAT TIDAK BERDAYA SECARA MILITER DIBANDING MINANGKABAU.

Lalu datang masa kemerdekaan. Pemerintahan Soekarno dalam tawanan Belanda lebih disambut rakyat pemerintahan darurat PDRI dalam Gerilya bersenjata, berjanji Roem-Royen dapat dikembalikannya pemerintahan Jogja dan PDRI dipandang sebelah mata. Lalu Divisi tangguh Minang yaitu Divisi IX Banteng dibubarkan karena ketakutan Pusat pada Minangkabau jika Militer Minang terlalu kuat nantinya.

Dari 23000 Militer Minang sekarang disusutkan jadi hanya 4000 tentara dalam 4 batalyon saja, lalu AH Nasution memutuskan Minangkabau di bawah Militer Medan yang ditempatkan di bawah Medan dalam Divisi Bukit Barisan. Orang Minang yang bertempur pahit-getir dan mengakibatkan banyak korban tewas di pihak Belanda justru ditampilkan di bawah Medan , 

Maka muncullah Gerakan PRRI tahun 1958 sebagai akibat ketidakpuasan atas keputusan pemerintahan Pusat Soekarno yang otoriter tanpa ingat jasa Militer Minang mempertahankan Pemerintahan Darurat (PDRI) semasa Soekarno dalam tawanan Belanda. Apalagi Bung Hatta mengundurkan diri tahun 1956 akibat sikap Soekarno yang cenderung Diktator totaliter, juga bangkitnya PKI yang jelas pernah menikam RI dari belakang dengan pemberontakan PKI di Madiun, membuat Militer Minang bangkit kembali dan menantang pemerintahan Soekarno yang membubarkan Kabinet Djuanda yang sarat orang Komunis dan Hatta kembali ke Pemerintahan.

Militer Minang sebetulnya tidak sungguh-sungguh dalam menantang Pusat, pernyataan PRRI lebih kepada gerakan moral dan menyertakan Politik dibanding pemberontakan bersenjata .. Tahun 1958 itu lahirlah Ultimatum PRRI oleh Syafruddin Prawiranegara dan Ahmad Hussein selaku pimpinan Militer yang marah pada Soekarno, karena saat Pemerintahan darurat PDRI semasa perang gerilya tahun 1949 bertempur dengan darah, keringat dan rasa sakit menghadapi agresi Belanda, 

Akhirnya PRRI direaksi Pemerintahan Soekarno dengan mengirim Tentara dari pusat sebanyak 7500-10.000 tentara dari Kodam Diponegoro, Siliwangi, Brawijaya dan elit Banteng Raiders juga KKO khusus Marinir AL ke Minangkabau dengan 5-7 Kapal Perang juga Pesawat Tempur peninggalan Belanda dengan Kolonel Ahmad Yani selaku pimpinan tempur dengan sandi Operasi 17 Agustus. Artinya ultimatum atau tepatnya “disertakan” PRRI akan dijawab dengan serbuan dari darat, laut dan udara dengan segala peralatan militer Pusat.

APA YANG TERJADI DI TANAH MINANG? Terjadi perpecahan dan keragu-raguan apakah orang Minang akan berubah menjadi tentara Pusat, atau bagaimana? Yang diperangi adalah rekan seperjuangan semasa invasi Belanda.

Sebagian tentara Sumatera Barat lantas mengundurkan diri dari PRRI dan berpihak pada Pusat, termasuk Kepala Kepolisian Sumbar berpihak pada Pusat di Jawa. Sementara itu yang siap perang justru mundur sebab tidak tega sesama orang Indonesia. Teluk Bayur dibiarkan dimasuki tentara Pusat tanpa ada letusan senjata sama sekali dari pihak PRRI, sebab tidak ada pembenaran moril untuk membunuh tentara RI. Padang dan Bukittinggi juga demikian, dikosongkan pihak pemberontak dan dimasuki Tentara pusat tanpa perlawanan sama sekali.

APA LANTAS ORANG MINANG DI-CAP TIDAK BERANI PERANG ??? Bukan !!!

Ketidak-tegaan perang yang jadi alasan mundurnya tentara pemberontak kepedalaman Minangkabau. Tentara PRRI tidak tega ras tentara Nasional sebab PRRI adalah gerakan yang terburu-buru tanpa ada kebenaran moril: untuk apa perang? Untuk apa menumpahkan darah ?? Buat apa memecah kesatuan Militer Nasional? Apa gunanya merobek kesatuan Republik? Akhirnya pemberontak PRRI mengalah dan seluruh Sumatera Barat dikuasai Pusat tanpa ada perlawanan berarti. Inilah fakta keras bukan omongan estafet! Dan pemberontakan ini menghasilkan semangat Politik dan Militer orang Minang hingga kini.

Lalu cap orang Minang tidak berani perang? Betul-betul membuat memori saya bekerja lumayan keras membuka sejarah perang orang Minang sejak awal Peradaban nusantara ini.

 Saya selaku putra Minang punya kewajiban untuk menegakkan benang basah dan meletakkan sejarah Minang ke tempat yang semestinya. 

Sumber sejarah Prajurit Minang..
redaksi Mpp..
H.Irvan A.Wakid

Sejarah Dalam Istilah Ketupat,Zaman Wali Songo


Policewatch-Tangerang.

Sejarah  atau nama istilah dinamakan Ketupat pada Zaman Sunan Kalijaga,dan yang pertama kali memperkenalkan sejarah tersebut pada masyarakat Jawa,pada umumnya.

Sejarah para wali yang disebut wali songo yang diantaranya, Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali BAKDA, yaitu bakda Lebaran dan bakda Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.

Menurut sejarah,Arti Kata Ketupat.

Dalam filosofi Jawa, ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.

Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.

Laku papat artinya empat tindakan.

Ngaku Lepat,dalam arti bahasa jawa adalah merupakan,Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa.

Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.

Sementara Laku Papat.

1. Lebaran.

2. Luberan.

3. Leburan.

4. Laburan.

Bagi umat muslim setelah berpuasa selama satu bulan penuh dan diahir puasa atau setelah selesai berpuasa dinamakan Lebaran.atau sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. 

Luberan,menurut Masyarakat jawa yaitu:Meluber atau melimpah, ajakan bersedekah untuk kaum miskin.

Pengeluaran zakat fitrah.

Sementara Leburan:

Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.

Disamping Luberan ada juga istilah Laburan, yang berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding.yang arti dan maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin.

Selanjutnya FILOSOFI KUPAT - LEPET

KUPAT

Kenapa mesti dibungkus janur? 

Janur, diambil dari bahasa Arab " Ja'a nur " (telah datang cahaya ). 

Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia.

Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.

Kenapa? karena hatinya sudah dibungkus cahaya (ja'a nur). 

LEPET

Lepet = silep kang rapet.

Mangga dipun silep ingkang rapet, mari kita kubur/tutup yang rapat.

Jadi setelah ngaku lepat, meminta maaf, menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya ketan dalam lepet.

Inilah sejarah wali songo,betapa besar peran para wali dalam memperkenalkan agama Islam. Umat muslim sudah seharusnya memuliakan budaya atau ajaran yang telah disampaikan para wali di Indonesia ini.

Kami Dewan Redaksi dan Seluruh wartawan serta Jurnalis media policewatch.news

Menghaturkan selamat Hari Raya Iedul Fitri 1443 H,kepada seluruh pembaca dan follower policewatch.news

Mohon Maaf Lahir Batin dan Terus kita jalin dan Per erat Silaturrahim.."(H Abdul W SE)

PRAKTIKUM KULIAH PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM UIN SGD BANDUNG BERSAMA DPP SYARIKAT ISLAM INDONESIA

 

Dok:policewatch

Jakarta-policewatch.news-Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung membawa 40 orang mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam untuk melaksanakan Praktikum Kuliah ke Kantor Dewan Pimpinan Pusat Syarikat Islam Indonesia (PSII) pada Rabu siang, 21 Juni 2023 kemarin.

Kuliah tersebut dilaksanakan dengan suasana penuh kekeluargaan di aula terbuka di kawasan peternakan sapi qurban Presiden Lajnah Tanfidziyah DPP PSII, Kedoya, Jakarta Barat.

Rombongan mahasiswa yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. KH. Asep Ahmad Hidayat, M.Ag. ini disambut langsung oleh Presiden LT PSII, KH. Muflich Chalif Ibrahim didampingi Presiden Dewan Pusat KH. M. Abdussalam Ismail, Sekjen LT H. Rahandani, Sekjen DP Iwang Wahyu, Wapres LT Salim Tamim dan Wasekjen LT M. Azizi Rois, beserta jajaran pengurus DPP lainnya.


Dalam acara pembukaan yang dipandu oleh tim Fakultas Fathia Lestari, Asep Ahmad Hidayat menyampaikan, bahwa kegiatan ini sangat penting dilaksanakan dalam rangka menggali informasi tentang PSII sebagai organisasi tertua yang pertama lahir di Indonesia langsung dari sumber utamanya.

_"40 orang mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam yang hadir saat ini patut berbangga dan berbahagia, karena bisa menerima informasi tentang PSII sebagai organisasi tertua perintis dan pendiri Indonesia, langsung dari Pimpinan Syarikat Islam Indonesia (PSII) sebagai sumber utama yang merupakan kelanjutan sejarahnya yang masih utuh dannorisinil, tetap berdiri hingga saat ini."_ ujar Abah Asep yang juga merupakan salah satu Wakil Presiden DPP PSII.

Gayung bersambut, Presiden Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Indonesia (PSII) KH. Muflich Chalif Ibrahim sangat menyambut baik atas kedatangan mahasiswa UIN SGD Bandung ke DPP PSII sebagaimana maksud yang telah disampaikan Ketua rombongan tersebut.

Selama sekitar 2 jam, Presiden LT PSII menjelaskan berbagai hal tentang sejarah berdirinya PSII pada 16 Oktober 1905, kilasan peristiwa-peristiwa penting di Indonesia, perubahan nama PSII dan Presiden dari masa ke masa, ketokohan Guru Bangsa HOS. Tjokroaminoto, dan kelembagaan DPP PSII saat ini yang telah berhasil melewati berbagai halangan dan rintangan berat selama percaturan sejarah Indonesia.

Selain Presiden LT, jajaran pengurus lainnya pun ikut menambahkan berbagai info-info penting lainnya  yang diperlukan oleh mahasiswa dalam sesi diskusi terbuka. Mahasiswa pun aktif menyampaikan pertanyaan-pertanyaan menarik dan penting.

Selanjutnya, setelah istirahat dan jamuan makan siang, acara dilanjutkan dengan observasi dan wawancara langsung mahasiswa kepada para narasumber. 

Walhasil, para mahasiswa pun merasa senang karena bisa mendapatkan dokumen-dokumen resmi dan berbagai buku yang disediakan sebagai bahan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah mahasiswa.

Selain itu, salah satu narasumber M. Azizi Rois menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara praktikum kuliah tersebut.

_"Kami sangat mengapresiasi acara ini, dan berharap semoga dapat diagendakan kembali setiap tahun, insyaallah kami sangat siap mendukung. Karena untuk memenangkan bonus demografi, generasi muda milenial kita saat ini harus melek akan keaslian sejarah bangsanya."_ terang Azizi yang merupakan Direktur Tjokro Guru Bangsa Institute itu.(dera)

Dandim 0404 Muara Enim Gelar Aksi Bela Negara Di Era kemajuan zaman Teknologi

Dok :MPW


Policewatch Muara Enim – Kemajuan terhadap perkembangan teknologi saat ini semakin hari semakin pesat tentunya hal tersebut, apa bila tidak di imbangi dengan bimbingan nilai pokok sejarah bangsa kepada Generasi Muda saat ini, tentunya akan menjadi Kebutaan terhadap nilai-nilai sejarah Bangsa Indonesia kepada Generasi Muda saat ini.


Maka, tentunya perlu penyelarasan terhadap kemajuan Teknologi dengan Sejarah Bngsa Indonesia ini, agar Sejarah Bangsa Indonesia ini tidak tergerus oleh kemajuan zaman saat ini.


Hal itu di ungkapan Dandim 0404 Muara Enim Letkol Inf Erwin Iswari, S. Sos. MTr ( Han) di sela sosialisasi, Komunikasi Sosial (Komsos) bersama keluarga besar TNI dan Polri (FKPPI) Muara Enim, Pali dan Prabumulih dalam rangka aksi bela negara di era kekinian, bertempat di halaman Makodim 0404 Muara Enim, Selasa ( 25/8/2020).

Letkol Inf Erwin Iswari,S.Sos.M.Tr (Han) menyampaikan dirinya saat ini sangat Prihatin kepada anak muda saat ini di sebabkan sudah kebablasan terhadap kemajuan Zaman.


” Saya prihatin sekali kepada anak anak muda zaman sekarang sudah Terkontaminasi Kemajuan Teknologi Handphone (HP), dan lebih cenderung anak muda zaman sekarang lebih mengetahui tentang Idola Sinetron namun tidak mengetahui eksistensi nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia”, Ungkap Perwira dengan Dua melati tersebut.


Kemudian, Diri nya pula menambahkan, film yang di pertontonkan sekarang banyak yang tidak seharusnya tiru sehingga para pemuda dan Penerus Bangsa kemungkinan besar akan rusak moralnya.

” Oleh karena itu aksi Bela Negara era kekinian ini diharapkan kepada para Pemuda mengerti tentang Bela Negara serta esensi nilai sejarah Bangsa Indonesia itu sendiri sehingga tidak tergurus oleh zaman begitu saja,” Tegas nya Erwin.

Sementara itu, Kakan Minvet II/18 M.Enim Mayor Inf David Yusuf SH dalam Sambutannya mengatakan akan selalu siap mendukung kebijakan dan kegiatan progam pemerintah dan selalu bersinergi dalam menjalankan tugas, Diharapkan dengan kegiatan ini selain sebagai program kerja Kodim 0404/Muara Enim untuk dapat menjalin silaturahmi kepada Keluarga Besar TNI, Pungkasnya.


Tampak hadir pada kegiatan tersebut Ibu ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cab XXXIX Dim 0404, Kakan Minvet II/18, Mayor Inf David Yusuf SH, Ketua FKPPI Kabupaten Muara Enim Drs H.Erham Fajri MM, Ketua FKPPI Kabupaten Pali diwakili FKPPI Pali M.Yamin, Ketua FKPPI Kota Prabumulih Samdakir Edi Hamid ST, Legiun Veteran Muara Enim Bpk Jupri, Ibu ketua Warakauri Kabupaten Muara Enim Juairiah beserta anggota pemuda FKPPI lainya.
Team mpw M.E.

Selamat Hari Pers Nasional 2019

Segenap Jajaran Media POLICEWATCH
Mengucapkan Selamat dan Sukses
Hari Pers Nasional 2019
di Jawa Timur

Red, Policewatch.news,- Hari Pers Nasional 2019 diperingati setiap tanggal 9 Februari. Tidak ada salahnya kita melihat sejarah salah satu profesi yang berperan menyediakan berbagai informasi berbobot pada masyarakat.

Tahun ini Hari Pers Nasional dipusatkan di Surabaya, Jawa Timur. Tema peringatan yang diambil tahun ini yakni 'Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital'.

Berikut sejarah Hari Pers Nasional.

Hari Pers Nasional atau HPN diselenggarakan untuk merayakan hari jadi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 5 pada tahun 1985. Keputusan Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari ini menyatakan bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Selain itu dewan pers kemudian menetapkan hari pers nasional dilaksanakan setiap tahunnya secara bergantian di ibu kota provinsi se-indonesia.
HPN dilaksanakan secara bersama antara komponen pers, masyarakat, dan pemerintah. Selain itu dalam acara ini terlibat pemerintah daerah yang ditunjuk menjadi tempat dan panitia penyelenggara. Landasan ideal HPN merupakan sinergi. Sinergi antar komponen pers, masyarakat, dan pemerintah dapat berjalan dengan seimbang.

Berbicara soal pers dan hari pers nasional, bagaimana ulang tahun ini dapat muncul awalnya? Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985 HPN yang telah digodok, sebagai salah satu butir keputusan kongres ke-28 PWI yang dilaksanakan di kota Padang, Sumatera Barat, pada tahun 1978. Kesepakatan tersebut terlepas dari kehendak masyarakat untuk menetapkan 1 hari bersejarah untuk memperingati peran dan juga keberadaan pers secara nasional.

Selain itu dalam sidang ke-21 Dewan Pers di Bandung pada 19 Februari 1981 kehendak tersebut akhirnya disetujui oleh Dewan Pers untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah sekaligus menetapkan penyelenggaraan hari pers nasional. Pers mengalami dinamika dan permasalahannya dari masa keemasan. Bukan hanya itu, pers membantu mempublikaskan keadilan yang terjadi hingga saat ini.

Poin Penting Mengenai Hari Pers Nasional

Setelah mengetahui sejarahnya berikut ini ada beberapa informasi terkait bagaimana berdirinya hari pers nasional, sejarah, dan maknanya. Berikut adalah poin penting dalam hari pers nasional di antaranya adalah:

Wartawan Berperan Penting

Poin pertama mengenai hari pers nasional yang perlu diketahui. Bahwa wartawan menyumbang peran ganda dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Seringkali kita hanya tahu pahlawan yang berjuang di medan perang saja yang dianggap sebagai seorang pahlawan.

Namun nyatanya wartawan banyak berperan sebagai aktivis pers dan berperan dalam pemberitaan yang membangkitkan kesadaran nasional masyarakat Indonesia, semasa masih dijajah.

Sedangkan peran yang kedua sebagai aktivis politik. Wartawan bertugas sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap kolonialisme. Agar dapat mencapai kemerdekaan hingga saat ini. Selain itu Indonesia juga dapat terbebas dari masa penjajahan pengingat kegiatan pers masih terus berlangsung dan mengambil peran vital dalam mewujudkan cita-cita bangsa setelah merdeka.

Bisa dikatakan pers merupakan suara keadilan dalam bentuk lain yang bisa ditunjukkan kepada masyarakat dan membangkitkan motivasi masyarakat.

Jalinan Antar Pers, Masyarakat, dan Pemerintah

Adanya hari pers nasional ini bukan hanya membangkitkan masyarakat dan menjalin kerja sama antara pers dan juga masyarakat umum untuk memberikan informasi yang benar. Namun juga melahirkan persatuan baru yakni Persatuan Wartawan Indonesia. Berangkat dari peran wartawan yang sangat penting dan mungkin bisa dibilang vital dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, akhirnya terbentuklah organisasi bernama Persatuan Wartawan Indonesia atau Biasa disingkat sebagai PWI. Tujuan dari berdirinya PWI ini tentu saja untuk menjadi wadah dan sarana serta lambang persatuan para wartawan Indonesia, dalam memeratakan kedaulatan Indonesia dari bahaya kembalinya penjajahan. Selain itu para wartawan berjuang untuk memberikan informasi terkini yang terjadi di tengah pemerintahan Indonesia.

Hasil Kongres PWI

Selanjutnya adalah informasi terkait hari pers nasional dan juga kongres PWI ke-28. Ditetapkan hari pers nasional sangat erat hubungannya dengan PWI. Karena telah dibahas akan menjadi salah satu butir dari hasil Kongres PWI ke-28 di Padang pada tahun 1978. Dalam Kongres tersebut dibahas tentang hari pers nasional, akhirnya tercetus dari keinginan tokoh-tokoh pers untuk memperingati kehadiran dan perannya dalam lingkup nasional. Selain itu dalam Sidang Dewan Pers ke-21 yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1981, akhirnya Dewan Pers mengajukan hari pers nasional untuk diperingati setiap tahunnya.

Disahkan Oleh Mantan Presiden Soeharto

Selanjutnya proses dari adanya hari pers nasional ini memang panjang. Namun hasilnya tidak sia-sia setelah sekitar 7 tahun berlalu akhirnya pada tanggal 9 Februari ditetapkan secara resmi oleh pemerintah sebagai hari pers nasional. Saat itu Indonesia dalam era Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto.

Penetapan hari pers nasional ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden RI Nomor 5 tahun 1985. Setelah itu setiap tahunnya Pers Indonesia memperingati sebagai ulang tahun dan juga menandakan kemerdekaan dan diakuinya organisasi pers di Indonesia, termasuk hari pers nasional 2019.

Ulang Tahun pada 9 Februari

Sebagian dari kita mungkin bertanya-tanya, mengapa ulang tahun atau hari pers nasional jatuh pada tanggal 9 Februari? Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya lahirnya hari pers nasional berkaitan dengan PWI. Ternyata 9 Februari bertepatan dengan hari jadi PWI yang dibentuk pada tahun 1946.

Hari pers nasional diselenggarakan setiap tahun secara bergantian. Pada tahun 2019 sendiri Surabaya akan menjadi tuan rumah untuk rapat dan peringatan Hari Pers Nasional selanjutnya dengan tema 'Penguatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital'.

Hari pers nasional ini akan dilangsungkan untuk memperingati perjuangan para wartawan dan pers zaman dulu untuk memerdekakan pers yang ada di Indonesia.

Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Dandim Loteng: Agar Jangan Kita Lupakan Sejarah


Policewatch-Lombok Tengah.

Sejak dulu, Pancasila telah menjadi tiang utama dalam fondasi negara Indonesia. Nilai-nilai luhur terpatri dalam jiwa bangsa, menggerakkan setiap langkah pahlawan dalam membangun keadilan bagi persatuan dan kesejahteraan bersama. 

Momentum hari kesaktian Pancasila ini telah membangkitkan ingatan akan perjuangan para pahlawan-pahlawan yang rela berkorban demi kemerdekaan dan keadilan dalam mempertahan ideologi bangsa hingga sekarang. 

"upacara ini menjadi wadah untuk mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan dan memperjuangkan nilai-nilai Pancasila agar kita tidak lupakan sejarah,"ujar Dandim usai pimpin Upacara, Minggu (1/10/2023). 

Sejarah perjuangan yang dipetik dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan adalah cerminan keberanian dan semangat juang para pahlawan kita. Mereka menghadapi rintangan dengan tekad yang kuat, membuktikan bahwa persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa ini. 

"Hari Kesaktian Pancasila bukanlah sekadar tanggal dalam kalender, melainkan tonggak sejarah yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang," ucap Dandim. 

Dandim mengingatkan, jangan pernah melupakan sejarah. Itu adalah cermin bagi kita untuk terus bersatu, berjuang, dan memajukan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Semangat kemerdekaan harus tetap menyala dalam hati setiap anak bangsa. 

"Kita bersatu dalam kebanggaan sebagai warga negara Indonesia, bersumpah untuk terus menjaga dan menghormati Pancasila. Inilah harapan kita untuk masa depan yang lebih gemilang dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.

MN 

SMA Negeri 4 Semarang Peringati Upacara HUT kemerdekaan RI Ke-74

Reporter  : M. Taufik
Kepala SMA Negeri 4 Semarang,Dra. Wiji Eny Ngudi rahayu,M.Pd saat menyerahkan Bendera
Merah Putih Kepada petugas Upacara untuk di kibarkan. Foto : M. Taufik

Semarang ( PoliceWatch.News )- Setiap tahun di bulan agustus , bangsa Indonesia memperingati Proklamasi Kemerdekaan Indonesia . Sebagaimana diketahui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kumandangkan pada 17 Agustus 1945 sejak saat itulah bangsa Indonesia dinyatakan merdeka. Merdeka dalam arti luas adalah kita bisa menentukan nasib bangsa kita sendiri tanpa campur tangan dari bangsa lain.

Terkait peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019 SMA Negeri 4 Semarang menggelar upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74 di lapangan bola sekolah jalan Karangrejo no 12A, Banyumanik, Srondol Wetan Kota Semarang, Sabtu (17/8/2019 ).

Kepala SMA Negeri 4 Semarang, Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu,M.Pd. dalam amanat sambutan Kemendikbud RI, Mengatakan,” Pada hari ini kita merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-74, hari dimana bercermin memandang sejarah dan mengapresiasi perjalanan panjang para pejuang yang telahmembawa kita pada keadaan sekarang tepat 74 tahun. Tepat 74 tahun yang lalu lagu kebangsaan menggetarkan pengibaran bendera pusaka di langit biru ibu pertiwi, sebagai penanda lahirnya Republik Indonesia,” ucapnya.

“ Tema perayaan HUT ke-74 tahun kemerdekaan, tahun inni adalah SDM Unggul Indonesia Maju. Presiden Joko Widodo menjadikan SDM yang berkelanjutan sebagai focus penggunaan anggaran di tahun 2020 mendatang. Ia menekankan bahwa Negara harus hadir dalam upaya pembangunan SDM Indonesia agar memiliki daya saing dalam persaingan global.

Dengan memperingati HUT ke-74 RI ini saya berharap semoga kalian semua dapat lebih meningkatkan lagi jiwa patriotism dan nasionalisme kepada tanah air tercinta, dan lebih meningkatkan semangat untuk belajar lebih maju lagi agar kalian bisa menjadi generasi yang membuat Negara tercinta kita ini bangga dan berjaya,” paparnya.
Usai upacara Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu,M.Pd Foto Bersama Tim Paskibra SMA Negeri 4
Semarang. Foto : M. Taufiq.Sapta

Eny menekankan bahwa semangat nasionalisme itu sangatlah penting apalagi di kalangan pelajar seperti kalian semua karena jiwa nasionalisme dapat membentuk kesadaran dan kesetiaan terhadap bangsa dan Negara tanpa memandang suku, ras dan agama. Dengan adanya nasionalisme kita dapat menjalin kerukunan antar sesame sehingga pembangunan Negara ini dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan bersama.

“ Bung Karno,bung Hatta dan para perintis kemerdekaan saat itu adalah anak anak muda terdidik, mereka mengenakan keterdidikannya untuk mendorong kemajuan bangsa. Kalian anak anak muda juga, kalian terdidik juga dan kalian juga punya kesempatan yang sama untuk meneruskan sejarah di republic ini,” tandasnya.

Belajarlah dengan dengan keras, tuntas dan sepenuh hati, Diantara kalian nantinya akan menjadi guru,sastrawan,budayawab, wartawan, pengusaha, dosen, musisi, dokter, insinyur,hakim,politisi,guberbur, menteri bahkan presiden atau peran peran yang lain, yang mungkin hari ini belum terbayangkan dan bahkan belum ada. Semua itu di mulai dengan kerja keras di hari hari ini, dari bangku kelas ini dan dari kerja tuntas di sekolah ini.

Harap kalian tengok perjuangan gemilang menuju kemerdekaan 1945. dan perjalanan republic selama 74 tahun ini kalian ambil hikmah dari sejarah lalu tugas kalian berikutnya adalah membuat sejarah. Kalian pemilik masa depan jangan menunggu tapi tempalah kepriadianmu, kembangkan prestasimu,jalin persahabatan dengan teman temanmu hormatilah orang tuamu dan gurumu jadikan mereka suluh hidupmu,” tutur eny.

Eny menambahkan, harap dicamkan baik baik saat Indonesia merayakan 74 tahun kemerdekaan maka kalianlah akan memimpin dan mengelola perjalanan bangsa ini. Bawalah Indonesia kita ini ke puncak kecemerlangan. Marilah kita terus bersinergi untuk pendidikan bangsa ini,” pungkasnya.

Usai upacara di lanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada peserta didik SMA Negeri 4 yang berprestasi pada semester 2 ( genap) Tahun Pelajaran 2108/2019 , melalui SK Kepala SMA Negeri 4 Semarang nomor : 420/225/ 2019, memberikan penghargaan kepada peserta didiknya yang meraih prestasi akademik juara 1,2 dan 3 paralel baik untuk kelas X,XI maupun kelas XII MIPA/ IPS.

Penghargaan yang diberikan berupa piagam dan uang pembinaan kepada :

Kelas/program Peminatan Kelas X MIPA:
Juara 1 : Dyah Ayu Asmaraning Nur Azis kelas X mipa 3
Juara 2 : Angelica Calysta Viera kelas X mipa 1
Juara 3 : Michael Natan Syalom kelas X mipa 2
Kelas/ program Peminatan kelas X IPS
Juara 1 : Nabila Novianti kelas X IPS 1
Juara 2 : Zahra Audia Narandra kelas X IPS 1
Juara 3 : Muh. Iqbal Nugraha Putra kelas X IPS 1
Kelas/Program Peminatan Kelas XI MIPA :
Juara 1 : Danandjaya Roesweka kelas XI Mipa 3
Juara 2 : Yolanda Sheilla Cynanthia kelas XI Mipa 1
Juara 3 : Salsabila Dewi Febrianti kelas XI Mipa 7
Kelas/ Program Peminatan IPA Kelas XI IPS :
Juara 1 : Naila Aulia kelas XI IPS 1
Juara 2 : Noelia Yusminanda kelas XI IPS 1
Juara 3 : Maria Angelia Adinda Ayu S kelas XI IPS 1.

Sejarah Tercipta, PT. Kim Seah Shipyard Indonesia Di Kunjungi BP Batam.

 


Batam, policewatch.news.- Presiden Direktur PT. Kim Seah Shipyard Indonesia, Philip Chan, menyambut baik kunjungan BP Batam ke perusahaannya yang berlokasi di Kawasan Industri Sekupang. Ia mengungkapkan bahwa kunjungan ini merupakan tonggak sejarah bagi perusahaannya.

“Kehadiran Deputi BP Batam di perusahaan kami merupakan sejarah yang baik, karena ini adalah pertama kalinya sejak perusahaan kami berdiri,” ujar Philip.

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, yang datang bersama tim guna merespons langsung berbagai tantangan yang telah dilaporkan oleh manajemen PT. Kim Seah Shipyard Indonesia.

Anggota/Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, bersama tim melakukan kunjungan langsung ke PT Kim Seah Shipyard Indonesia di Kawasan Industri Sekupang.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya BP Batam menindaklanjuti arahan Presiden RI Prabowo Subianto, yang menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur, percepatan perizinan, serta optimalisasi tenaga kerja di Batam sebagai kawasan ramah investasi.


“Kami hadir langsung untuk menjemput persoalan yang dihadapi para pelaku usaha, mencari solusi yang cepat dan konkret, agar aktivitas produksi terus berkembang dan mendukung kemajuan investasi di Batam,” ujar Fary Francis.

Presiden Direktur PT Kim Seah Shipyard Indonesia, Philip Chan, menyambut baik kunjungan tersebut.

Ia mengapresiasi perhatian serius BP Batam terhadap kendala yang dihadapi perusahaannya.

“Kunjungan Deputi BP Batam ini menjadi sejarah baru bagi perusahaan kami. Kami berharap persoalan-persoalan yang telah disampaikan dapat segera ditindaklanjuti,” ujar Philip.

Sementara itu, direktur Kim Seah Shypyard, Asiong mengatakan, dengan adanya permohonan, dan penyampaian yang disampaikan langsung ke rombongan dari BP Batam, semoga ada realisasi kebijakan dalam mendukung investasi di Batam.

Turut mendampingi Fary Francis dalam kunjungan tersebut antara lain Direktur Investasi Dendi Gustinandar, Direktur Pengendalian Pengusahaan Asep Lili Holilulloh, serta sejumlah pejabat BP Batam lainnya.

Dengan komitmen yang kuat, BP Batam terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif dan solutif demi mendorong pertumbuhan ekonomi Batam.***Erlin**

Bhayangkara Berarti Pelindung Penguasa " Akan Tetapi " Polri Bukan Bhayangkara Penguasa

 


 Oleh : M Rodhi Irfanto SH


Red, Policewatch,-  Definisi Bhayangkara secara historis justru tidak sesuai dengan slogan kepolisian saat ini, 'Mengayomi dan Mengabdi kepada Masyarakat'. Lalu apa sebenarnya arti istilah Bhayangkara?

"Bhayangkara itu secara historis berarti prajurit untuk melindungi raja di jaman Majapahit. Jadi yang dilindungi elit, bukan rakyat kecil

Sejarah
Perdana Menteri Sutan Sjahrir 1 Juli 1946 meresmikan sekolah kepolisian pertama di Indonesia. Tanggal itu bersamaan dengan keluarnya Peraturan Presiden No. 11 Tahun 1946 yang menetapkan Jawatan Kepolisian Negara bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Sebelumnya, 14 November 1945 Sutan Sjahrir mendirikan Brigade Mobil (Brimob) satuan polisi khusus bersenjata.
Sutan Sjahrir Resmikan Sekolah Polisi1 Juli 1946
Peristiwa yang normal bagian dari penataan institusi negara, namun kalau ditelusuri lebih jauh tentu Bung Karno dan Bung Sjahrir memiliki tujuan strategis menjawab dinamika keamanan nasional di tengah situasi masa awal kemerdekaan.

Sejarah mencatat Perang Dunia II dimenangkan pihak sekutu. Sementara Hindia Belanda diduduki Jepang pihak yang kalah perang. Situasi Vacum of Power ini dimanfaatkan kaum republiken mendorong kemerdekaan atas inisiatif bangsa Indonesia bukan hadiah dari Kaisar Jepang Hirohito atau Ratu Belanda Wilhelmina. Di sini kaum republiken terbelah menjadi kelompok kooperatif dan non-kooperatif. Peristiwa Rengasdengklok menandai perbedaan strategi meraih kemerdekaan tersebut.

Dugaan kelompok non-kooperatif terbukti, Pihak Sekutu menilai Bung Karno dan Bung Hatta kolaborator pemerintahan fasis Jepang yang layak diseret ke Mahkamah Internasional. Tidak aneh saat itu Tan Malaka mendorong Bung Karno mengeluarkan testamen (surat wasiat) untuk mengantisipasi kekosongan kepemimpinan nasional.

Di titik ini, peran besar Bung Kecil sebutan Sutan Sjahrir meyakinkan dunia internasional bahwa kemerdakaan republik hasil perjuangan bangsa Indonesia, sekaligus menyelamatkan muka Bung Karno dan Bung Hatta di hadapan rakyat. Kita bisa membayangkan negara baru merdeka pemimpinnya diadili di Mahkamah internasional, seperti Kaisar Cina Pu Yi ditangkap tentara Uni Sovyet ketika mau melarikan diri ke Jepang.

Lewat Maklumat X November Tahun 1945 yang ditandatangani Wakil Presiden Mohamad Hatta menetapkan Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan KNIP sebagai lembaga legislatif. Sutan Sjahrir lalu menetralisir pandangan negatif pihak Sekutu dengan mengubah sistem pemerintahan ke arah yang lebih demokratis. Pendirian partai politik pun marak setelah keluar Maklumat.

Di sisi lain kemerdekaan Republik Indonesia juga melahirkan euforia berlebihan. Episode sejarah kelam yang sering disebut Masa Bersiap. Masa Bersiap ditandai tindakan kriminal terhadap orang-orang Belanda dan Indo-Belanda yang terjadi hampir di seluruh pulau Jawa dan Sumatera. Amir Hamzah dan Otto Iskandar Dinata contoh kaum republiken korban situasi kekacauan pasca kemerdekaan, keduanya terbunuh oleh saudara sebangsa. Bahkan menurut Michel G.M. Maas, jurnalis Belanda menyebut korban mencapai 20 ribu jiwa pada periode Masa Bersiap tahun 1945-1946.

Sutan Sjahrir tanggal 14 November 1945 dilantik sebagai Perdana Menteri menghadapi ancaman kriminalitas langsung menginisiasi pasukan paramiliter Brimob. Bagi Bung Sjahrir kehadiran Brimob penting menunjukan kepada dunia internasional kita mampu mengatasi gangguan keamanan nasional, tanpa perlu meminta bantuan negara lain.

Jadi, sejak awal Polri sudah berkontribusi besar mengawal republik. Kendati di antara mereka banyak anggota Kempetai (Polisi rahasia) dan Takubetsu Kaisatsutai (Polisi Istimewa) didikan Jepang tetapi memilih setia kepada pangkuan ibu pertiwi.

Memang dalam rentang sejarah kemudian terutama era demokrasi terpimpin dan orde baru Polri tergelincir politik praktis. Karena itu, jika sekarang benar ada tendensi Polri kembali sekadar bhayangkara penguasa, bukan saja kontrapoduktif dengan agenda reformasi 1998 juga mengkhianati para pendiri republik.***


Sejarah Petamburan di Mana Habib Rizieq Tinggal, Dari Zaman VOC Kini Jadi Museum Tekstil

 

Petamburan

Red,POLICEWATCH,  - Nama Petamburan begitu mem-booming setelah Habib Rizieq Shihab tinggal di wilayah tersebut. Ternyata Petamburan membawa makna dan sejarah penting peradaban Jakarta.

Ingin tahu sejarah Petamburan dari masa ke masa? Berikut data-data dan informasi yang berhasil dihimpun SINDOnews, Jumat (1/1/2021).

Hamparan rumput berhektare-hektare terlihat di sepanjang Palmerah - Slipi di pertengahan tahun 1700-an. Satu rumah tinggi milik petinggi VOC Andreas Hartnick yang dibangun tahun 1790 menjadi saksi bisu hamparan itu.

Vila berlantai dua yang kini menjadi kantor Polsek Palmerah, Polres Metro Jakarta Barat sangatlah cocok. Pemandangan indah terekam dari lantai dua vila yang berada di atas bukit kala itu.

Rumput hijau dengan pohon rindang menjadi pemandangan yang menyejukkan. Saat sore hari di waktu weekend sesekali Andreas dan keluarga berkuda di sekitaran itu.

Menjelang abad 18 seiring meningkatnya ekspor pala, sebagian tanah di sana hingga ke arah Slipi diubah menjadi perkebunan pala, sebagian di antaranya juga menjadi lokasi pertanian.

Butuh pekerja banyak, VOC kemudian mendatangkan para pekerja dari wilayah tengah dan barat Jawa. Mereka kemudian diperbantukan menggarap perkebunan dan pertanian.

“Seiring itu muncullah permukiman di sekitaran Poetamburan (kini Petamburan),” kata sejarawan dan pemerhati Batavia Chandrian Attahiriyat, Jumat (1/1/2020).

Merujuk dari peta lama Jakarta tahun 1876 terpantau kawasan Petamburan merupakan kawasan permukiman,  Sementara Slipi dan Palmerah merupakan lahan perkebunan.

Sembilan tahun kemudian yakni tahun 1885 peta kawasan ini berubah, Lahan-lahan pertanian di sekitaran Slipi berubah menjadi permukiman. Begitupun dengan kawasan Petamburan yang kini berubah menjadi kawasan permukiman.

“Di sana permukiman warga menjadi kian banyak. Tapi, masih ada kaitannya dengan pertanian dan kebon pala,” kata Chandrian.

Seiring berkembangnya kawasan Tanah Abang sejak operasi perdana jalur kereta Jakarta - Angke - Rangkasbitung pada 1 Oktober 1899 oleh Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda, Staatsspoorwegwn Westerlijnen (SS-WL). 

Kawasan Tanah Abang kian berkembang pesat, rumah-rumah penduduk mulai bermunculan di Petamburan yang hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari Tanah Abang. 

Museum Tekstil
Museum Tekstil dibangun sekitar abad ke-19 oleh saudagar Perancis. Bangunan Museum Tekstil kemudian dijual ke konsulat Ottoman Turki, Abdul Aziz Al Musawi Al Katiri. Tahun 1942, bangunan itu kemudian dijual kembali ke penjual barang antik, Karel Cristian Cruq yang dikenal Vermeulen.

Sempat dijadikan markas Pemuda Barisan Pelopor dan BKR tahun 1945. Tahun 1947, bangunan itu kemudian dibeli dan dijadikan tempat tinggal saudagar Cina Lie Siong Phin yang kemudian menyewakan kepada Dinas Perumahan Departemen Sosial dan dijadikan rumah tinggal sekaligus penampungan orang-orang jompo.

Dalam buku ‘Jakarta Sejarah 400 Tahun’ yang ditulis Susan Blackburn. Menjelang abad 19, Museum Tekstil kemudian dibeli oleh Abban bin Abubakar Alatas, keturunan Sayid Abdullah bin Alwi Alatas.

 

Museum Tekstil dibangun sekitar abad ke-19 oleh saudagar Perancis

Pembelian ini menjadi tanda ekspansi dan migrasi orang-orang Arab dari kawasan Pekojaan ke Tanah Abang. Tak lama kemudian sejumlah orang Arab bermukim di sekitar Museum Tekstil, Tanah Abang hingga Petamburan.

Chandrian menuturkan di pertengahan 1900-an atau abad 19 kawasan ini kian padat, sejumlah orang dari pelosok provinsi, khususnya Jawa berdatangan, mereka kemudian mengadu nasib membuat kawasan Petamburan semakin padat.

Kini berdasarkan data sensus penduduk 2019, Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, yang memiliki luas 0,90 km persegi itu dihuni lebih dari 32.956 jiwa.

Cikal Bakal Petamburan
Dikutip dari encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, kawasan Petamburan dahulunya merupakan kawasan kosong. Rumah penduduk di sana masih jarang dan pohon jati masih ada di wilayah tersebut.

Pada suatu waktu, peristiwa yang menjadi cikal bakal nama tempat itu terjadi. Kala itu, seorang penabuh tambur meninggal dan dimakamkan di bawah pohon jati sehingga nama kampung ini sebenarnya adalah Jati Petamburan
Asal mula nama Petamburan yang berasal dari kata tambur

Lilie Suratminto, dosen Sastra Belanda Universitas Indonesia menyebut dua versi asal mula nama Petamburan yang berasal dari kata tambur. Pertama, terkait dengan masa penjajahan Belanda. Kala itu, setiap warga Eropa yang meninggal, maka warga Betawi di wilayah ini akan memainkan alat musik tambur untuk mengiri jenazah.

Dan kedua, berasal dari tempat pembuatan tambur untuk militer karena masa itu para anggota militer juga memerlukan tambur***

Penulis: M Rodhi irfantoSH

Sejarah Wayang Golek "Warisan Kebudayaan Pasundan Jawa Barat" Yang Harus di Jaga Kelestariannya



 
Ki Dalang Suhedra Supriadi (cecep muda)
red,MPW,-Banyak yang harus kita pelajari dari kebudayaan yang ada di Jawa Barat. Jika kita merasa bahwa Budaya Jawa Barat merupakan bagian dari negara Indonesia, tidak ada salahnya mengenal Kebudayaan Jawa Barat.
Provinsi jawa barat memiliki filosofi yang patut di acungi jempol, diantaranta adalah Silih Asah Silih Asih dan Silih Asuh. Ketiga filosofi tersebut merupakan filsafat hidup yang di pegang penduduk asli Jawa barat. Dan kebudayaan Jawa Barat lebih kita kenal sebagai Sunda yang ber ibukota di Bandung.

Maksud dan arti filosofi tersebut adalah menimbulkan sifat dan sikap untuk untuk saling mengasuh , saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama. Masyarakat Jawa Barat memiliki keluhuran akal budi yang di landasi oleh filsafat tersebut. Agak berbeda dengan kebudayaan masyarakat lain di Nusantara, Masyarakat jawa barat yang berbahasa sunda sangat dipengaruhi budaya yang berakar pada nilai-nilai yang berasal dari tradisi masyarakat setempat. Dan dalam interaksi sosial, masyarakat di di jawa barat menganut falsafah seperti yang sudah di sebutkan tadi.

Rasa persaudaraan menciptakan keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan sehingga tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya yang tinggal di pedesaan, mereka memelihara kelestarian lingkungan dengan cara penuh kerja sama dengan warga setempat. Sehingga di provinsi Jawa Barat ini banyak muncul masyarakat yang atas inisiatifnya sendiri dapat memelihara lingkungan alam mereka.

Dalam kehidupan beragama, masyarakat di jawa barat relatif dikenal sebagai masyarakat yang sangat agamis dan relijius, dan memegang teguh nilai-nilai agama yang di anut di yakini yakni agama Islam. Sebagian besar penduduk jawa barat memeluk agama islam, disusul Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan lainnya.
Sebagian besar budaya Jawa Barat didominasi suku Sunda dan adat tradisionalnya yang penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di jawa barat. Untuk melestarikan budaya Jawa Barat
 
Suhedra Supriadi (cecep muda)
Sejarah Wayang Golek dari Bumi Pasundan

Ketika mendengar mengenai wayang golek, secara langsung kita sepakat menamainya sebagai salah satu warisan kebudayaan bumi pasundan. Seni pertunjukan  wayang trimarta atau tiga dimensi ini sangat banyak dijumpai di wilayah jawa barat, mulai dari daerah Banten sampai Cirebon, atau bahkan daerah perbatasan dengan Jawa Tengah masih sering dipertunjukan kesenian ini.
Wayang golek sendiri merupakan sebuah tokoh pewayangan yang terbuat dari boneka kayu yang dicat sedemikian rupa, pertunjukan wayang golek biasanya digunakan sebagai media untuk bercerita, edukasi, ataupun sarana dakwah melalui kisah sejarah jawa, tentang islam, mahabharata, dan lain-lain. Pada masa sekarang ini, wayang golek sudah mulai termakan oleh modernisasi, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa wayang golek merupakan seni rakyat yang sangat penting dan memiliki nilai sejarah. Untuk mencintai budaya wayang golek kita perlu mengenal lebih jauh kesenian ini melalui sejarahnya.

1. Sejarah Asal-Usul Wayang Golek

Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wayang kulit, Sejalan dengan itu berkenaan penyebaran wayang di Jawa Barat adalah pada masa pemerintahan Raden Patah dari kerajaan Demak, kemudian disebarluaskan para Wali Sanga. Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di kasultanan Cirebon. Beliau memanfaatkan pagelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk memperluas penyebaran agama Islam

2. Perkembangan Wayang golek Berbahasa Jawa

Seriring kehadiran wayang golek di babad jawa pada sekitar 1548 Sunan Kudus memperkenalkan budaya wayang yang terbuat dari kayu, yang kemudian disebut sebagai wayang golek. karena wayang golek sendiri adalah hasil dari perkembangan wayang kulit. Sunan kudus membuat wayang dari material kayu yang kemudian dipentaskan pada saat siang hari. pendapat tersebut diyakini sebagai awal munculnya kesenian wayang kayu yang lahir dan berkembang di wilayah pesisir utara Pulau Jawa pada awal abad ke-17 dimana kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa yaitu kesultanan Demak tumbuh disana. Menurut legenda yang berkembang disinilah Sultan Kudus menggunakan wayang golek  dengan dialog bahasa jawa sebagai media untuk menyebarkan islam dimasyarakat.

3. Perkembangan Wayang Golek di Tanah Pasundan

perkembangan wayang golek melaju pesat, kesenian wayang golek berbahasa jawa mulai digeser ketenaranya dengan kesenian wayang golek berbahasa sunda, bisa dibuktikan dominasi wayang golek berbahasa sunda pada abad ke-17 pada masa ekspansi Kesultanan Mataram.
Pertunjukan seni wayang golek yang kala itu masih bertahan mewarisi beberapa pengaruh Hindu sebagai bekas wilayah kerajaan Sunda Pajajaran. Pakem dan ajalan ceritanya sesuai dengan versi jawa meskipun terdapat beberapa perbedaan nama tokoh, yang kedian dalam pertunjukan wayang golek berbahas sunda dikenal pula  sebagai wayang golek purwa.
Pada waktu kabupaten-kabupaten di Jawa Barat ada dibawah pemerintahan Mataram, ketika masa pemerintahan Sultan Agung (1601-1635), penggemar seni pewayang meningkat, bukan hanya dari kalangan biasa bahkan banyak bangsawan sunda yang datang ke Mataram untuk mepelajari bahasa jawa dalam konteks kepentingan pemerintahan, dalam penyebaranya wayang golek tumbuh dengan membebaskan pemakaian bahasa masing-masing. Hasilnya seni pewayangan berkembang dan menjangakau seluruh daerah Jawa Barat.
Menurut penjelasan Dr. Th. Pigeaud, bahwa seorang bupati Sumedang mendapat gagasan untuk membuat wayang golek yang bentuknya menyerupai wayang kulit dalam lakon Ramayana dan mahabharata. Perubahan dari bentuk wayang kulit menjadi golek terjadi secara berangsur-angsur, hal ini terjadi sekitar abad 18-19. hal ini diamini dengan adanya berita bahwa pada abad ke-18 atau sekitar tahun 1794-1829 Dalem bupati Bandung (Karanganyar), menugaskan Ki Darman seorang pegiat wayang kulit asal Tegal Jawa tengah yang berdomisili di Cibiru, Jawa Barat untuk membuat wayang golek purwa.
Kemudian pada abad ke-20 berubahan-perubahan bentuk wayang golek menjadi semakin baik dan sempurna. Hasilnya dapat dilihat pada perkembangan wayang golek yang sering kita jumpai pada masa sekarang ini, wayang golek yang akrab kita temui tersebut adalah penyempurnaan bentuk dari wayang golek purwa sunda. Dalam perjalanan sejarah selanjutnya, pagelaran wayang golek mula-mula ekslusif  dilaksanakan oleh kaum bangsawan, terutama para penguasa seperti bupati di Jawa Barat mempunyai cukup andil dalam perkebangan kesenian wayang golek di Jawa Barat.
Pada awalnya pertunjukan wayang golek didelenggaran oleh para kaum priyayi (kaum bangsawan sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten baik untuk kepentingan pribadi ataupun keperluan umum. Fungsi pertujukan pada kala itu masih bergantung pada permintaan para bangsawan. pagelaran seni wayang golek memiliki tujuan bermacam-macam, dari mulai yang sifatnya ritual, ataupun dalam rangka tontonan atau hiburan semata. Pertunjukan yang bersifat ritual sudah jarang dipentaskan, misalnya saja pada upacara sedkah laut atau sedekah bumi, yang biasanya hanya diadakab setahun sekali.
pementasan yang masih bertahan sampai sekarang adalah pertunjukan seni wayang golek untuk hiburan, bisanya diselenggarakan untuk memriahkan acara peringatan kabupaten, hari kemerdekan Indonesia, Syukura, hajatan, dan lainnya. Walaupun demikian, tak berarti esensi yang mengandung nilai tuntunan sudah hilang, dalam penuturan lakon setiap tokoh pewayangan nilai-nilai pembelajaran selalu ada.
3. Perkembangan Wayang Golek Modern
Dalam perkembangan wayang golek, pada awal tahun 70-an seni pertunjukan ini mulai menghadirkan bintang pesinden yang terkenal yang bahkan ketenaranya melebihi seorang dalang.  Pesinden pada saat ini menjadi wajib dalam pagelaran wayang sebagai pelengkapan percakapan dalang melalui para lakon wayang.
bagi seniman wayang yang masih tetap mempertahankan nilai tuntunan, mereka tetap berupaya mengembangan daya kreatifitasnya melalui keseimbangan antara penggarapan segi tontonan yang menuntun penikmatnya. Wadah, perangkat kasar, meliputi penggarapan unsur-unsur pedalangan (penggarapan tokoh, lakon, alur, sastra pedalangan, sabet, iringan, dan lain-lain). Isi dari pementasan wayang golek sejatinya wajib sampai kepada penikmatnya melalui esensi atau rohani serta pesan moral.
Kini selain sebagai seni pertunjukan wayang, kerajinan seni wayang golek juga dikonversasi sebagai cindra mata oleh para wisatawan tokoh-tokoh seperti Rama, Sinta, Arjuna, Srikandi serta tokoh punakawan seperti Semar dan Cepot bisa dibawa pulang sebagai hiasan atau benda pajangan interior.
Pada tahun 2015 perkembangan wayang golek sudah semakin pesat, sejauh ini banyak seniman-seniman yang berani bereksperimen agar dapat keluar dari pakem cerita pewayangan yang sudah ada saat ini dan mulai menggunakan instrumen musik modern dalam pertunjukan seni wayang golek.
 jawa barat yang terkenal dengan budaya sunda, budaya sunda terasa kental sekali melekat pada masyarakat jawa barat mulai dari bahasa yang unik , budaya kesenian wayang goleknya yang juga unik dan mengagumkan 
Seni pertunjukan wayang, memang memiliki sejuta makna di dalamnya. Makna bagi para pencetusnya, makna bagi para dalangnya, makna bagi penontonnya, Sedangkan bagi bangsa ini sendiri, seni pertunjukan wayang menjadi salah satu ciri khas kebudayaan yang memiliki nilai-nilai seni sangat tinggi.

 Pada zaman dahulu, di bumi pasundan kesenian wayang memang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Lebih-lebih untuk wayang golek. Di mana kala itu memang hiburan masyarakat masih sangat terbatas. Tapi seiring dengan waktu, di kala perkembangan teknologi semakin pesat, dan muncullah bioskop-bioskop, dan juga TV, seiring dengan itu pertunjukan wayang semakin terkikis ruangnya mewarnai kancah hiburan masyarakat. Terlebih di era modern seperti sekarang ini, yang sudah merambah ke era internetisasi.
             
Bisa dikatakan pertunjukan wayang hampir tidak memiliki ruang lagi di masyarakat. Pada umumnya anak-anak generasi saat ini, mengenal wayang hanya dari mata pelajaran seni dan budaya di sekolah saja. Akan tetapi, tidak benar-benar mengenalnya secara baik karena tidak menontonnya secara langsung. Bahkan terkadang mereka sudah sinis dan malas untuk menontonnya, karena anggapan terhadap pertunjukan wayang sebagai tontonan yang tidak modern dan gaul.
            
 Di sisi lain, padahal pertunjukan wayang di luar negeri sana banyak sekali yang mengapreasinya. Bahkan banyak sekali negara-negara yang takjub dengan seni pertunjukan tersebut. Tapi di negeri sendiri, sudah tidak memiliki ruang di hati lagi. Miris memang, terlebih jika seni bernilai tinggi ini sampai diklaim juga sebagai budaya negara lain.
.
Pagelaran Wayang Golek oleh ki dalang Suhedra supriadi (cecep muda)
 Wayang golek bisa terancam punah apa bila tidak kerap untuk dipertontonkan karena tidak mustahil dikalangan pemuda pemudi sudah tidak mengenali nya lagi,
Wayang golek adalah seni budaya kebanggaan masarakat pasundan warisan dari leluhur kita yang perlu dijaga kelestarianya apa bila tidak, menutup kemungkinan 10 atau 15 thn kedepan bisa terancam punah,apa lagi saingan seni budaya di jaman sekarang serba canggih alias modern,dikalangan kaum pemuda pemudi,lebih menyukai seni yang lebih modern ketimbang wayang golek,akan tetapi bisa saja seni wayang tetap exis dikalangan masarakat baik tua atau muda,apa bila pagelaran wayang di sesuaikan dengan keadaan jaman peran tersebut sudah barang tentu kembali ke dalang selaku insan pelaku seni itu sendiri ,artinya bahwa dalang harus pandai memerankan dengan penyesuaian  kultur kehidupan manusia dijaman nya,karna cerita wayang merupakan cerita gambaran kehidupan manusia,  manusia bernegara,berbangsa,beragama,bersosial,berbudaya,beridihologi ,berpolitik,beradat istiadat,dan sebagai nya,maka dari itu seni budaya wayang bisa disebut multi pungsi serta adiluhung,mempunyai (filosopi yang sangat tinggi) atau bisa juga disebut corong,pemerintah,corong masarakat,serta menyampaikan saran dan keritik ,( keritik membangun)

 "menurut tokoh seniman muda suhedra supriadi (cecep muda) wayang golek bukan hanya hiburan  akantetapi kalau dicermati dengan seksama,justru itu bisa dijadikan cermin untuk kehidupan manusia dan pengetahuan luar biasa untuk kita semua dan anak cucu generasi penerus bangsa, dan dari pewayangan justru bisa menyampai kan keritik dan saran,untuk membangun serta manusia akan tau jati dirinya agar tidak tersesat keluar dari koridor kehidupan yang terarah, justru dari cerita cerita judul wayang, kita bisa mengambil hikmahnya dari judul wayang tersebut agar bisa membedakan baik dan buruknya bisa dinilai Dari alur judul tersebut.**Asep E**