PERANAN MASJID UNTUK KEMASLAHATAN UMAT!,SUDAHKAH?!

/ 2 Agustus 2022 / 8/02/2022 02:45:00 PM



 

Redaksi.Policewatch.News: Assalamualaikum Warahmatullohi wabarokatuh

 Edisi ke 22 The Story

 inspiration(ambil hikmahnya)


Surat At-taubah ayat 18.


اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ


At-taubah ayat 18 Artinya..


 "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".

Peranan masjid sungguh sangat penting bagi umat Islam,baik dari pembangunan fisik,SDM  maupun untuk kemaslahatan Umat di sekitarnya..

Kita akan merenungkan kisah ini.

Sebagai bahan Introspeksi khususnya bagi para ketua DKM Masjid dan kita ambil Tujuan positifnya

Ketika Pengurus pengurus Masjid Sibuk Memanfaatkan Dana Umat Hanya Untuk Renovasi dan Renovasi bangunan Masjid.

Alkisah sebagai berikut;

Waktu Jelang  maghrib yang menegangkan!.


Orang-orang bergerak menuju rumah kosong setelah pencuri kotak amal itu lari ke dalam bangunan angker itu untuk bersembunyi.


Tidak ada adzan maghrib senja itu sebab seluruh jamaah bersama pengurus masjid pergi mengejar pencuri laknat yang lancang mencemari rumah suci dengan perbuatannya yang keji .


"nyolong uang kotak amal Masjid".

Pencuri sialan!

Dia harus ditangkap dan diadili!

Rombongan massa itu saling sahut-menyahut, menumpahkan sumpah-serapah, sesekali mereka meneriakkan takbir.

Mereka makin dekat. Semerbak melati dibawa angin dari arah rerimbunan pepohonan di halaman rumah angker itu.

Rumah wangi melati. Konon sering ada penampakan wanita yang melayang-layang mengitari rumah. Ia terbang sambil tertawa cekikian.


Namun, kali ini siapa yang peduli wangi melati?

 Siapa yang peduli penampakan hantu wanita? 

Orang beramai-ramai. Bahkan di dalam rombongan itu ada Pak Haji Ketua DKM, mana mungkin wanita itu berani menampakkan diri?


WANGI bunga melati makin kental. Kian menusuk hidung. Wangi sekaligus mendatangkan ketegangan yang mengerikan. 

Tak berapa lama kemudian orang-orang telah sampai di halaman rumah tua itu.

"AllahuAkbar!" Pak Haji mengucap takbir. Pandangannya menatap tajam ke awang-awang. Sementara warga yang lainya senyap. Beberapa di antara mereka gemetaran, ada juga yang mulutnya sampai menganga.


Perempuan itu muncul, melambung-lambung di antara dua pepohonan rimbun.




"Mengapa tak ke masjid?

Mengapa tak mengumandangkan adzan?

Bangsaku sudah bersiap menutup telinga, dan beberapa sudah bersembunyi di tempat pembuangan yang kedap dan bau,".


 sergah wanita yang wajahnya tertutup rambut panjang.


"Kami mau menangkap pencuri kotak amal!" jawab Pak Haji sedikit gemetar.


"Tidak bisa! Dia mencari perlindungan di rumah kami! Wajib bagi kami untuk melindunginya!".


"Setan terkutuk! Sudah terkutuk, sukanya membela bandit yang kelakuannya terkutuk!".



."Kamu lebih terkutuk! Kalian semua terkutuk!". Lecutan kata itu diiringi tawa cekikikan. Bau wa gi bunga melati bertebaran.



"Biar aku bacakan kamu ayat-ayat Allaah! Lekas-lekaslah terbakar dan enyah kamu ke neraka!".


Pak Haji membaca ayat kursi. Warga berdzikir bersama-sama. Dengung suara dzikir terdengar bagai segerombolan lebah.



Tak segera terbakar, wanita itu malah menirukan bacaan ayat kursi secara fasih.



"Bagaimana bisa ayat suci itu menghiasi lisanmu, bahkan tiap hari kamu membaca berjus-jus Qur'an, tapi tak satu pun yang terselip di hati kalian?"

 ucap wanita yang kini duduk di atas dahan pohon beringin.


"Apa maksudmu, setan busuk?".



"Aku tahu siapa si pencuri kotak amal. Dia cuman anak-anak. Dia yatim. Kini bertambah jadi piatu. Simboknya baru saja meninggal seminggu yang lalu. Tanah kuburannya masih basah lalu kini kalian mau menghabisinya?"


 Bagaimana bisa penderitaan anak ini luput dari jangkauan kalian?",


Semua terdiam. Pak Haji makin jengkel.

"Tapi, bukan berarti dia boleh mencuri!"



"Kamu mengumumkan kas masjid yang puluhan juta itu melalui pengeras suara. Sementara anak ini kelaparan. Hidupnya kini sebatang kara! Lalu ke mana saja kas yang puluhan juta itu?


Mengapa yang kalian pentingkan hanya renovasi dan renovasi masjid saja?".


"Kalau masjidnya bagus dan nyaman, ibadah jadi tenang." ,Pak Haji masih membela diri meski nada bicaranya makin melunak.



"Masjid kalian makin megah, makin nyaman, tapi,Allah yg kalian sembah itu kelaparan, kehausan, sedang kalian tak mau menggubrisnya."



"Kurang ajar! Beraninya kamu merendahkan Allah. Mana mungkin Allah lapar dan kehausan!".


 Pak Haji kembali menaikkan suara. Telunjuknya mengacung ke atas, tasbihnya terlihat melilit di pergelangan tangan.


"Dalam setiap jiwa yang kelaparan dan kehausan, Allah begitu dekat. Apa kalian tak pernah mengasah hati nurani?".

 

Wanita itu kembali cekikikan.

Perkataan terakhir wanita itu membuat hati Pak Haji melunak secara kaffah. Dahulu, di pondok pesantren, ia kerap mendengar hadits qudsi tersebut. Mengapa kini ia malah melupakannya? 



Tertunduk Pak Haji dalam-dalam. Betapa menyesalnya ia kini.


Wangi bunga melati semakin tidak wajar. Makin membuat pusing dan mual. Beberapa yang tidak kuat menghirup aroma kental itu akhirnya lemas dan pingsan. Pak Haji pingsan paling akhir.

 



"Pak, bangun! Sudah Mahrib. Ayo ke masjid," Bu Haji membangunkan suaminya yang tertidur selepas Ashar.



Buru-buru Pak Haji ke masjid dan mengecek kotak amal. Masih pada tempatnya. Pucat muka pria Ketua DKM itu karena mimpi yang terus berkelebat di benaknya




Usai magrib, Pak Haji dan beberapa jamaah membongkar kotak amal. Dari hasil yang didapat, sebagian dialokasikan untuk pembangunan, sebagian untuk kesejahteraan umat.




Esok hari nya, Pak Haji buru-buru membeli sembako dengan uang kotak amal, ditambah uang pribadinya. Ia langsung mendatangi rumah anak yatim yang ada di dalam mimpi.




Tersuruk-suruk langkah Pak Haji membopong sekarung beras dan menenteng bingkisan. Beberapa warga menawarinya bantuan untuk membawakan karung beras, tapi Pak Haji menolak.


"Ini adalah kelalaianku! Aku membiarkan anak yatim itu kelaparan. Aku sendiri yang harus memikulnya!".


Sesampai di depan gubuk tua dan reyot di pinggir sungai, 

buru-buru Pak Haji dan warga dengan bangga membuka pintu gubuk yang hampir roboh itu dan... 


apa yang mereka saksikan? 




Yatim piatu itu telah terbujur kaku 

di atas sajadah lusuh sambil memegangi perutnya.

Di hadapannya ada Al-Qur'an kecil yang masih terbuka pada _surah ke-2 Al-Baqarah ayat 155_ 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ


Artinya :"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar".


Innaalillaahi wa innailaihi raji'uun 



Nitizen policewatch.news khusus nya para ketua DKM dan lembaga amal.


 semoga tulisan ini membuka dan menggugah hati  kita semua untuk semakin terus  peduli dan gemar berbagi sebagian rezeki kita bagi sesama, terutama bagi para mustahiq,fakir miskin dan Yatim di sekitar masjid kita.


Inilah Salah satu Tugas dan Misi sosialisasi,Edukasi berkesinambungan dari media policewatch.news


                   Team Redaksi

           H.A.Wakid Irvanto

                 02 8 22







Komentar Anda

Berita Terkini