Benang Stokel-Kelambu: Bantahan Keras Pengelola atas Tuduhan Pengusiran Wisatawan

/ 5 Mei 2025 / 5/05/2025 02:37:00 PM


 Policewatch-Lombok Tengah. 


 Polemik seputar sistem rotasi warung di destinasi wisata alam Benang Stokel dan Benang Kelambu, Lombok Tengah, kembali memanas.  Tuduhan pengusiran wisatawan yang viral di media sosial dibantah keras oleh pengelola, yang menyatakan bahwa kejadian tersebut merupakan fitnah dan kebohongan besar.

Ketua Pengelola, H. Humaidi,  menjelaskan bahwa sistem rotasi ini sebenarnya merupakan upaya untuk menciptakan pemerataan ekonomi bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal. 

 "Sistem rotasi ini bukan untuk memaksa wisatawan makan di tempat tertentu," tegas H. Humaidi. "Ini demi keadilan ekonomi bagi para pedagang lokal.  Wisatawan bebas memilih mau makan atau tidak, mau menggunakan jasa guide lokal atau tidak.  Itu hak mereka sepenuhnya." 


 Ia  mengatakan bahwa insiden yang terjadi pada Kamis, 1 Mei 2025, melibatkan rombongan wisatawan sekitar 20 orang yang dipandu oleh seorang tour guide berinisial Re.  Tour guide tersebut awalnya  menginginkan seluruh rombongan makan di satu warung makan yang sudah penuh. 

"Kami kemudian menyarankan agar rombongan dibagi ke beberapa warung lain, sesuai sistem rotasi yang telah lama diterapkan," jelas H. Humaidi. "Sistem ini sudah berjalan selama dua minggu dan mendapat dukungan dari para UMKM kuliner lokal.  Namun, tour guide tersebut menolak dan malah mengeluarkan pernyataan yang tidak benar di media sosial, bahkan sampai membuat surat terbuka kepada Dinas Pariwisata NTB."

"Pernyataan  'kalau tidak mau ikuti aturan, silahkan balik' ditujukan kepada tour guide yang menolak sistem rotasi, bukan kepada wisatawan," tegas H. Humaidi.  "Klaim bahwa wisatawan gagal masuk ke air terjun sama sekali tidak benar."

Beberapa pedagang, seperti Hermawati, mengungkapkan keprihatinan karena merasa dirugikan.  "Warung yang lain jadi penonton," ujar Hermawati. "Akibatnya, kita buat kesepakatan pembagian atau rolling. Dan alhamdulillah, sebagian besar UMKM kuliner lainnya senang, tapi itu berlangsung hanya dua minggu. Kejadian hari Kamis kemarin sempat ditegur pengelola, malah itu yang jadi keberatan guide tersebut sampai mengeluarkan statement di media sosial."

Sekretaris Pengelola, H. Marwi,  menambahkan bahwa tujuan sistem ini adalah pemerataan ekonomi bagi masyarakat sekitar.  Anggota HPI DPD NTB, Andra, mendukung sistem rotasi sebagai langkah positif, namun menekankan pentingnya transparansi dan keadilan dalam pelaksanaannya.

Kejadian ini perlu peningkatan transparansi dan komunikasi yang lebih baik antara pengelola, pedagang, dan wisatawan.  Perlu juga evaluasi berkelanjutan terhadap sistem rotasi agar adil dan tidak merugikan pihak manapun.  

H. Humaidi menegaskan bahwa pihak pengelola akan mengambil langkah hukum untuk melindungi nama baik dan reputasi kawasan wisata Benang Stokel dan Benang Kelambu dari berita bohong yang telah tersebar.


Jurnalis

LR

Komentar Anda

Berita Terkini