POLICEWATCHCH.NEWS - SUMSEL - LAHAT - Angkutan batubara yang melintas mulai pukul 18.00 wib di jalan umum, sepanjang melintas di desa mulai dari Desa Manggul - Desa Muara Lawai kini dirasakan oleh warga dampak polusi debu batubara yang membahayakan kesehatan bagi masyarakat yang rumahnya dipinggir jalan raya.
Hal ini dilontarkan tokoh masyarakat merapi Ajeral dalam pesan singkatnya kepada wartawan selasa (14/2) " Ass wr wb Apo kabar Ponak'an sehat apo,makmano ini Ponak'an debu semakin jadi,menurut warga Kito seimbang dak dgn beras 5 kg dgn debu yg setiap detik masuk dan dihisap oleh warga coba lidikkrim sus "
Ribuan angkutan batubara yang melintas dijalan umum mulai pukul 18: 00 wib menjadi persoalan yang belum bisa diselesaikan, oleh pemerintah provinsi sumsel dan kabupaten lahat, seharus angkutan batubara ada jalur khusus bukan jalan umum ucap " Surya Kencana,SH
" Dampak debu batubara ini membahayakan kesehatan khususnya paru paru dan ISFA ( Inpeksi Saluran Pernafasan Akut) sekarang anak anak sekolah di merapi mulai batuk batuk, dampak dari debu batubara yang tercecer dijalanan biarpun disiran tiap hari tidak menjadikan solusi, setelah disiram beberapa menit debu lengket dijalanan imbuh " Surya
Pihak perusahaan selama ini memberikan kompensasi debu melalui forum, mereka hanya mendapat 5 kg beras, yang terdata di forum tersebut, sementara penyakit ISFA, Paru paru terus menhantui warga disekitar mulut tambang, baik pencemaran udara, lingkungan dan kesehatan.
Senada juga dikatakan oleh anton rumahnya dipinggir jalam warga sirah pulau kami belum pernah mendapatkan bantuan beras 5 kg dari forum emak emak, setiap hari rumah saya terkena debu batubara, saya terus memberisihkan menyapu lantai nampak hitam pekat "kata nya
Terpisah Kepala DLH Lahat Agus Salman saat ditemui dikantornya melalui Edi Suroso, belum bisa ditemui karena tidak ada dikantor hingga berita portal ini di tayangkan belum bisa memberikan keterangan.
Jurnalis : Bambang.