Policewatch-Simalungun
Bau busuk korupsi diduga kuat menyelimuti PTPN IV Regional II Unit Kebun Gunung Bayu, Simalungun. Bukan hanya kelalaian, tetapi indikasi kuat pencurian aset negara terungkap dari kondisi memprihatinkan perkebunan sawit yang terbengkalai dan tidak terawat.
Ribuan pohon sawit belum menghasilkan (TBM) dibiarkan mati sia-sia, ditumbuhi gulma setinggi badan orang dewasa, dan diserang hama. Kerugian negara akibat kelalaian dan dugaan penyimpangan anggaran ini diperkirakan mencapai angka fantastis, mengingat potensi produksi sawit yang hilang.
Asisten Afdeling 4, Heru, tidak hanya lalai dalam menjalankan tugasnya, tetapi juga menunjukkan sikap arogan dengan memblokir kontak wartawan yang mencoba mengkonfirmasi. Aksi ini menunjukkan adanya upaya untuk menyembunyikan sesuatu yang sangat pelik dan menguntungkan oknum tertentu.
Asisten Kepala (Askep), Herry Wahyudi, ikut bermain mata dengan diam seribu bahasa. Keengganan keduanya untuk memberikan klarifikasi semakin menguatkan dugaan adanya konspirasi jahat untuk mengeruk keuntungan dari aset negara.
Sumber internal kebun membongkar praktik curang yang lebih mengejutkan. Pemeliharaan TBM yang seharusnya ditangani oleh vendor pemenang tender, justru dikerjakan oleh karyawan kebun dengan anggaran yang digelembungkan. Hal ini mengindikasikan adanya mark-up anggaran dan penggelapan dana yang sistematis.
Dugaan korupsi di PTPN IV Gunung Bayu bukan hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga merusak citra BUMN dan mencederai kepercayaan publik. Aparat penegak hukum harus segera bertindak tegas dan mengusut tuntas kasus ini. Jangan sampai aset negara yang bernilai triliunan rupiah dirampas oleh oknum-oknum rakus dan tidak bertanggung jawab. Transparansi dan akuntabilitas mutlak diperlukan untuk mencegah terulangnya skandal serupa di masa mendatang. Publik menuntut keadilan dan pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat.
AS