Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019 dan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tingkat Jawa Timur |
SURABAYA, POLICEWATCH – Peringatan Hari Guru Nasional Tahun
2019 dan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Tingkat Jawa Timur
yang diselenggarakan di JX International Surabaya, Minggu (24/11/2019)
berlangsung meriah.
Pasalnya kegiatan tersebut dihadiri Gubernur Jawa Timur
Khofifah Indar Parawansa, Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, Ketua Pengurus
Besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi, beserta ribuan guru se-Jatim.
Tak hanya menghadiri, Gubernur Khofifah menerima penghargaan
dari Ketua PGRI atas kepeduliannya terhadap peningkatan mutu pendidikan di Jawa
Timur.
Penghargaan tersebut diraihnya dengan berbagai langkah yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Jatim.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menekankan begitu pentingnya
peranan guru dalam mewujudkan SDM Unggul menuju Indonesia Maju 2045.
Masa depan Indonesia begitu cerah perlu didukung peran guru
yang ikut meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ini senada dengan tema peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019
dan HUT Ke-74 PGRI Tingkat Jatim yaitu Peran Strategis Guru Dalam Mewujudkan
Sumber Daya Manusia Indonesia Unggul.
Indonesia akan menjadi kekuatan tujuh besar dunia pada tahun
2030. Ini akan tercapai karena kerja keras dan kualitas guru di Indonesia
termasuk Jatim.
Guru harus jadi sumber spirit bagi muridnya. Tidak akan
tercapai Indonesia Unggul, bangsa yang berkemajuan jika tidak dimulai dari
guru, jelas orang nomor satu di Jatim.
Menurutnya, semangat dan dorongan dari para guru dapat
membuat murid mampu meningkatkan inovasi dan kreatifitas.
Inovasi dan kreativitas ini bisa menjadi dasar mewujudkan
Indonesia maju dan Unggul. Sebab pada dasarnya para guru merupakan teladan bagi
muridnya.
>> Pentingnya Pengembangan ketrampilan (skill) Bagi
Para Siswa <<
Selain itu, gubernur perempuan pertama di Jatim itu
menekankan pentingnya pengembangan skill bagi para siswa.
Para guru terus bisa membuat terobosan- terobosan yang signifikan
dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sehingga SDM tersebut siap kerja
dan berusaha sesuai kebutuhan pasar dan dunia usaha dunia industri.
Tanpa skill masa depan, manusia bisa digrounded. Itulah
kenapa reskilling menjadi kritis dan penting saat ini. Kita melihat tahun 2018
kemarin penggunaan mesin baru 29 persen. Dua tahun yang akan datang penggunaan
mesin sudah 42 persen.
Tahun 2025 penggunaan mesin sudah 52 persen, tegasnya sambil
menyampaikan terima kasih atas inovasi dan kreativitas dari para guru.
Ia pun menyampaikan kebutuhan-kebutuhan skill yang
dibutuhkan oleh industri di masa depan dan era 4.0. Sebagai contoh complex
problem solving skill, kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan internal.
Social skill, kemampuan untuk melakukan koordinasi,
negosiasi, persuasi, monitoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga
emotional intelligence.
Di era industri 4.0 ada hal yang sangat dibutuhkan yaitu
penguatan penguasaan bagaimana budaya itu bisa bagian perekat. Complex problem
solving skill di industri masa depan.
Ternyata kebutuhan paling tinggi adalah kemampuan untuk
memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui dalam dunia nyata.
“Budaya dan kewargaan jangan dianggap enteng, Indonesia ini
beragam. Maka peran guru sebagai perekat budaya bangsa menjadi signifikan,”
pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Unifah
Rosyidi mengapresiasi Jatim menjadi provinsi yang sangat responsif terhadap
literasi untuk guru dan anak-anak didik melalui smart learning center PGRI.
“Smart learning center itu sebenarnya yang paling merespon
adalah Jatim. Jadi kita itu menyiapkan 12 course mata training untuk menghadapi
era digital termasuk literasi digital, literasi dasar, e-learning, blended
learning. Kita mau mengkontekstualisasikan di luar lingkungan kepada guru. Guru
sering menciptakan praktik-praktik terbaik di sekitarnya,” ujarnya.
Dijelaskan, PGRI akan terus mengawal Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), pemerintah pusat dan daerah dalam membangun
pendidikan nasional. (AS)