Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun |
Red, POLICEWATCH,- Ceramah Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengenai paham Islam
radikal di Indonesia kembali ramai diperbincangkan. Pada kesempatan itu, Cak
Nun mengatakan, ada pihak atau kelompok tertentu yang hendak membangun narasi
seakan-akan Islam mengerikan, padahal tidak.
Dikutip dari video berjudul ‘Cak Nun Marah ketika Islam Disebut Radikal’ di saluran Youtube Masyarakat Maiyah, dia menilai, tidak ada tanda yang membuktikan bahwa Islam itu radikal.
Sejauh ini, kata dia, Islam acap menghadirkan kebaikan, keadilan, serta rasa syukur bagi para penganutnya.
“Islam yang mengajarkan rasa syukur dan rasa syukur itu tidak ada di luar Islam. Dunia ini seharusnya bertengkar terus, tapi karena orang Islam pintar bersyukur, maka dunia menjadi aman.
Indonesia sangat butuh
Islam kalau ingin aman, karena orang Islam sangat pandai bersyukur,” ujar Cak
Nun, dikutip Rabu 23 Desember 2020.
Melihat kenyataan tersebut, Cak Nun mengingatkan, jangan
pernah sekali pun menjelek-jelekkan Islam dengan menyebutnya sebagai agama
radikal. Bahkan, seandainya hal itu terus dimainkan, Cak Nun tak segan
mengadukannya pada Sang Pemilik Agama.
“Jadi, jangan selalu menjelek-jelekkan Islam. Lama-lama saya
hilang kesabaran, ini saya masih sabar sampai sekarang. Kalau kamu selalu
menjelek-jelekkan Islam, nanti saya laporkan pada yang punya (Tuhan). Bila tak
ada Islam, (orang-orang) pasti berantem terus,” tegasnya.
Cak Nun berujar, istilah ‘radikal’ yang acap dialamatkan
kelompok tertentu pada Islam, sebenarnya bermula dari politik kanan di Amerika
Serikat dan China. Sebab, mereka takut Islam kembali berjaya dan menguasai
dunia.
Parahnya, kini narasi tersebut juga dimainkan di dalam
negeri, di mana mayoritas penduduknya bahkan beragama Islam.
Cak Nun meminta, polisi dan pemerintah sebaiknya tak ikut
memainkan narasi tersebut. Sebab, kalau pun ada radikalisme di Indonesia, maka
pelakunya bukan Islam, melainkan pemerintah itu sendiri.
“Jadi tolong Pak Polisi, pemerintah, jangan terlalu ikut
arus menjelek-jelekkan Islam, sebelum nantinya saya marah. Sebab, ada saatnya
saya tidak diam seperti sekarang.”
“Tidak ada di sini, Pak, tidak ada, tidak ada (Islam
radikal)! Yang radikal itu pemerintah, memaksakan pendapatnya terus! Bila saya
teruskan, saya mau berdebat nasional tentang ini,” kata dia