Red, POLICEWATCH,- Sejumlah jenderal polisi berbintang tiga berpeluang
melanjutkan estafet kepemimpinan Korps Bhayangkara dari Kapolri Jenderal Idham
Azis
Ketua Presidium Indonesia Police
Watch (IPW) Neta S. Pane memperkirakan Istana akan melirik dua kandidat utama
berdasarkan rekomendasi dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Dewan
Kepangkatan dan Jabatan Tinggi Polri (Wanjakti).
Dalam
menilai calon Kapolri pengganti Idham Azis, Neta S Pane melihat ada tiga poin
penting yang harus diperhatikan Istana.
Pertama,
terkait loyalitas dan kedekatan sang calon dengan Presiden Jokowi. Kedua,
kemampuan mengkonsolidasikan internal kepolisian.
“Khususnya,
jam terbang yang dimilikinya, kapasitas dan kapabilitasnya yang bisa diterima
senior maupun junior di tubuh Polri, dan kualitas kepemimpinan yang mampu
menyelesaikan masalah di internal ataupun eksternal kepolisian,” kata Neta
beberapa waktu lalu.
Menurut
perkiraan Neta, pada pertengahan Januari 2021 setidaknya Istana telah
mengantongi kandidat Kapolri baru dan telah mengirimkan namanya ke Komisi III
DPR untuk mengikuti uji kepatutan.
Sejauh
ini, informasi yang beredar luas mengatakan, Wanjakti tengah menggodok
sepuluh perwira tinggi dengan pangkat Komjen sebagai calon Kapolri.
Enam
orang di antaranya merupakan komjen di internal Polri dan empat lainnya
bertugas di luar struktur Polri.
Sementara
itu, Kompolnas melalui komisionernya Poengky Indarti mengaku telah mengantongi
nama calon Kapolri yang akan diusulkan ke Jokowi. Namun dia tidak menyebut nama
kandidat tersebut.
Merujuk
pada UU 2/2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Pasal 11 ayat (6) huruf
B, disebutkan dua aspek penting dari calon Kapolri, yakni kepangkatan dan
jenjang karier.
"Yang
dimaksud dengan jenjang kepangkatan ialah prinsip senioritas dalam arti
penyandang pangkat tertinggi di bawah Kapolri," ucap Poengky, Sabtu
(19/12).
Jika
melihat berbagai argumen dari dua institusi yang dapat memberikan rekomendasi
kandidat calon Kapolri kepada Presiden, ada dua angkatan yang paling
memungkinkan menjadi Kapolri yaitu angkatan pendidikan akademi kepolisian 1988
dan angkatan 1989.
Merujuk
pada kriteria-kriteria ini, ada tiga Komjen yang berpeluang. Ketiganya adalah
Komjen Gatot Eddy Pramono yang kini Wakapolri dan Komjen Pol Boy Rafli Amar
yang tengah menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT). Mereka dari angkatan 1988. Lalu, Komjen Pol Agus Andrianto yang kini
adalah Kabaharkam dari angkatan 1989.
Sepanjang masa pandemi Covid-19, Wakapolri Gatot Eddy Pramono kerapkali muncul di publik karena ia juga ditugaskan Presiden Jokowi sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN).
Gatot
Eddy Pramono hingga saat ini disebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham
Aziz. Pria kelahiran Solok, Sumatra Barat, 28 Juni 1965 berpengalaman dalam
bidang reserse. Sebelum menjadi Wakapolri ia menjabat Kapolda Metro Jaya.
Direktur
Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, mengatakan Gatot Eddy
merupakan satu dari tiga nama yang paling direkomendasikan untuk menjadi
Kapolri.
Sementara
itu, Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta, memberikan gambaran
keuntungan bila Komjen Gatot yang menjadi Kapolri. Masa kerjanya masih
ada tiga tahun lagi dan sudah cukup senior.
“Pengalaman
Komjen Gatot Eddy perlu perhitungkan, pernah jabat Kapolda Metro Jaya sehingga
paham soal situasi lapangan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (24/12).
Lulusan Akpol 1989 ini diketahui berpengalaman dalam bidang reserse, sebelum jadi Kabaharkam ia menjabat Kapolda Sumut menggantikan Komjen Firli Bahuri, yang menjadi Ketua KPK.
Pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967 ini sangat gencar mengkampanyekan penggunakan produk dalam negeri di institusi kepolisian. Ia pernah dianugerahi beberapa tanda penghormatan, di antaranya Bintang Bhayangkara Pratama, SL Pengabdian XXIV, SL Ksatria Bhayangkara, SL Operasi Kepolisian hingga France Medal.
Agus sangat terkenal ketika menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2016, tatkala menangani kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Karir Boy Rafli Amar mirip dengan Tito Karnavian yang melejit setelah menjabat Kapolda Papua. Hal yang sama juga, Boy juga saat ini menduduki jabatan Kepala BNPT. Perbedaannya, Boy banyak dikenal sebagai Kadiv Humas Polri.
Boy
Rafli Amar lahir di Jakarta pada 25 Maret 1965 dari pasangan Minangkabau.
Ayahnya berasal dari Solok sedangkan ibunya dari Koto Gadang, Agam, Sumatra
Barat. Ia adalah cucu dari sastrawan Indonesia, Aman Datuk Madjoindo. Boy
menikah dengan Irawati dan telah dikaruniai dua orang anak.
Staf
Pengajar Universitas Tarumanagara, Dr Urbanisasi, memprediksi Boy Rafli sangat
layak untuk menjadi Kapolri. Selain sosok humanis, ia juga memiliki kemampuan
komunikasi ke segala lini.
“Hal
ini merupakan modal sekaligus Prestasi Komjen Boy Rafly ketika Menjadi Kadiv
Humas Polri,” kata Urbanisasi di Jakarta, Senin (21/12).
Lebih
lanjut Urbanisasi mengatakan salah satu prestasi terbaik Boy Rafli sebagai
perwira polisi adalah ketika bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti
Teror.
“Kasus
Terorisme yang ditangani pak Boy termasuk kasus berskala besar dan jangkauannya
internasional, beliau menangani kasus bom Bali,” ujar Urbanisasi.
Dalam
menangani kasus Bom Bali, Boy banyak berhadapan dengan para pelakunya seperti
Amrozi, Imam Samudra, Muklas, Ali Imron, Doktor Azhari, Nurdin M Top. Bahkan,
dengan Ustaz Abu Bakar Baa’syir, ketua pesantren Ngeruki Solo yang dulu
membaiat orang-orang atau pelaku-pelaku bom Bali.
“Loyalitas
pengabdian, profesionalisme dan integritas Boy Rafli tak diragukan lagi.
Kredibilitas, kompetensi, mental dan moral sangat baik. Yang lebih penting dan
utama setia pada negara dan pimpinannya. hal ini sangat penting bagi presiden
Jokowi menunjuk seorang pembantunya di samping profesionalisme,” tutupnya.
Dari ketiga nama tersebut, siapakah yang akan menjadi kandidat calon Kapolri?Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Supriansa, mengatakan belum ada kandidat yang secara resmi dikirimkan Presiden ke DPR.“Dari fit and proper test nanti baru bisa disimpulkan,” singkatnya melalui pesan Whatsapp, Kamis (24/12)***
Pewarta: Bamb