"Air Mati Setahun, Iuran Tetap Mengalir!": Warga Bunut Baok Ancam Boikot PDAM Lombok Tengah, Petugas PDAM 'Ngeyel' Lewat Facebook!

/ 13 November 2024 / 11/13/2024 10:37:00 PM

 

    Meter PDAM Lombok Tengah Air.      Kering Sudah Setahun?

 

Policewatch-Bunut Baok.

 13/11/2024. Kemarahan warga Desa Bunut Baok, Lombok Tengah, mencapai titik puncak. Setahun lamanya mereka hidup tanpa air bersih dari PDAM Lombok,  namun tagihan tetap mengalir.  Parahnya, seolah olah PDAM Lombok tak peduli dengan penderitaan warga.

L. Rahman,  salah satu warga BUSE Desa Bunut Baok,  mengungkapkan kekecewaan mendalam.  "Sudah setahun air PDAM di desa kami mati,!  Apa yang harus kami bayar kalau tidak ada air?" Kesalnya

Warga lainnya juga merasakan hal yang sama.  Mereka berulang kali menghubungi petugas PDAM Lombok,  namun hanya mendapat pertanyaan lokasi dan nomor telepon.  Sampai saat ini,  tidak ada kejelasan kapan air akan mengalir kembali.

Tercatat sekitar 200 pelanggan PDAM di Desa Bunut Baok terdampak kekeringan air.  Mereka terpaksa mengandalkan sumur bor atau air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.  Kondisi ini sangat memberatkan,  terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.  "Bayangkan,  selama setahun kami harus repot cari air.  Padahal kami sudah membayar iuran PDAM setiap bulan.  Air tidak ada,  iuran tetap dibebankan.  Ini tidak adil!" keluh Rahman.

Warga menyayangkan sikap cuek PDAM Lombok yang tidak menanggapi keluhan mereka dengan serius.  PDAM Lombok Tengah seolah tidak peduli dengan kesulitan yang dihadapi warga.  Padahal air merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat.  Puncaknya,  warga Desa Bunut Baok mengancam akan menghentikan pembayaran iuran PDAM jika kondisi ini tidak segera diselesaikan.  "Kami akan boikot PDAM Lombok jika tidak ada perubahan dalam waktu dekat.  Kami tidak akan membayar iuran lagi jika air tidak mengalir ke rumah kami," tegas Rahman.

Warga Desa Bunut Baok menuntut pihak PDAM Lombok Tengah untuk segera mencari solusi dan memperbaiki sistem penyaluran air di desa mereka.  Mereka juga mengingatkan bahwa PDAM Lombok Tengah memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh pelanggannya.  "Kami mengharapkan pihak PDAM Lombok Tengah untuk segera menanggapi keluhan kami dan mencari solusi yang tepat," tegas Rahman.  "Kami tidak ingin terjadi lagi kondisi di mana air PDAM mati selama satu tahun tanpa ada penjelasan yang jelas dan iuran tetap dibebankan."

L. Rahman juga menceritakan pengalaman pahitnya.  Ia sempat diminta pembayaran Rp 1.460.000,  tetapi ditolak karena air tidak mengalir.  "Apa yang harus saya bayar?" tanyanya.  Di tempat terpisah,  pelanggan lain diminta membayar sekitar Rp 2.000.000,  namun karena tidak mampu membayar,  meteran mereka dicabut.

L. Rahman  mengungkapkan bahwa ia sempat bertanya kepada petugas PDAM melalui akun Facebook PDAM.  Petugas PDAM menjawab melalui akun Facebook PDAM  mengatakan pada tanggal 13/11 23.23 bahwa debit airnya kecil dan seringkali diganggu pengaturan oleh warga yang tidak bertanggung jawab.  1  Namun,  L. Rahman  menyatakan bahwa  "Sudah di sampaikan ke call center pdam saudara, kalau bisa bersurat lewat kantor desa dengan data jumlah pelanggan terdampak,surat bisa di sampaikan langsung nanti ke kantor praya bagian SEKPER, Sekretariat perusahaan." 

Kasus ini menyoroti pentingnya tanggung jawab PDAM dalam memberikan layanan air bersih kepada masyarakat.  Warga Desa Bunut Baok telah membayar iuran bulanan,  namun tidak mendapatkan layanan yang layak.  PDAM Lombok harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini dan memberikan penjelasan yang transparan kepada warga.  Jika tidak,  ancaman boikot dari warga bisa menjadi kenyataan.

 MN 


Komentar Anda

Berita Terkini