POLICEWATCH-LOMBOK UTARA
Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menekankan pentingnya peran keluarga dalam pencegahan stunting. Ia mendorong transformasi Posyandu menjadi pusat pendidikan gizi dan pemberdayaan masyarakat, bukan sekadar tempat penimbangan balita. Pendekatan ini, menurutnya, krusial karena pencegahan stunting membutuhkan perubahan budaya dan peningkatan pengetahuan di tingkat keluarga.
Dalam monitoring dan pembinaan Posyandu Stunting 8 Project di Desa Batu Rakit, Selasa (3/6), tercatat partisipasi tinggi dari berbagai kelompok usia. Meskipun demikian, data menunjukkan masih ada 18 anak dengan stunting aktif dan satu ibu hamil dengan KEK. Hal ini menggarisbawahi perlunya upaya lebih intensif.
Ny. Heny membagikan ratusan paket gizi (susu dan telur rebus) sebagai edukasi praktis tentang gizi seimbang yang terjangkau. Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan Posyandu sebagai tempat belajar tentang gizi dan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), mengingat Desa Batu Rakit memiliki potensi besar dengan jumlah warga usia produktif yang signifikan (212 orang).
Bhayangkari berkomitmen mendukung program nasional penurunan stunting melalui pelatihan, pendampingan, dan kolaborasi lintas sektor. Ny. Heny menegaskan bahwa pencegahan stunting membutuhkan intervensi terpadu, melibatkan perubahan perilaku dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa. Ia berharap Posyandu dapat menjadi simpul literasi gizi keluarga yang efektif.
"Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab layanan kesehatan, tetapi juga keluarga. Membangun SDM desa adalah kunci, dan kita harus mulai dari sekarang, dari keluarga, dari ibu-ibu," tegas Ny. Heny. Inisiatif ini menunjukkan peran Bhayangkari yang meluas, tidak hanya sebagai pendamping institusi kepolisian, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pembangunan sosial dan pemberdayaan perempuan.
Jurnalis
Mamen