Policewatch-Lombok Barat.
Lombok Barat, 14 Juni 2025 – Kombes Pol. L. Muhammad Iwan Mahardan, SIK, MM, memberikan penjelasan rinci mengenai Program Bantuan Gizi Nasional (BGN) kepada sekitar 50 wartawan di kediamannya, Sabtu (14/6/2025). Penjelasan ini bertujuan meluruskan mispersepsi publik dan media terkait program yang sempat terkendala akses informasi dan pemahaman mekanismenya.
Kombes Mahardan menjelaskan bahwa BGN bertujuan menyediakan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan, terutama di masa sulit. Program ini menghadapi tantangan besar sejak awal. Pada Januari 2025, hanya setengah dari dapur umum yang direncanakan beroperasi di ibu kota provinsi. Kondisi ini memaksa tim untuk merekrut relawan dan berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Meskipun secara non-formal, Kombes Mahardan berperan sebagai koordinator lapangan dan berhasil menggerakkan program tersebut. Meskipun target awal 400 dapur umum hanya mencapai 55, keberhasilan memobilisasi sumber daya dan relawan di tengah keterbatasan menunjukkan komitmen tim yang kuat.
Beliau menekankan peran penting Teknik Polri sebagai tulang punggung BGN, sebuah komitmen yang terlihat sejak Agustus 2024, bahkan sebelum program resmi diluncurkan. Kombes Mahardan menjelaskan betapa sulitnya mengajak masyarakat berpartisipasi pada November 2024, sebelum program sepenuhnya jelas dan menguntungkan. Ia mencontohkan kisah Pak Saiful yang menunjukkan semangat pengabdian luar biasa. Sistem pendaftaran online sejak Februari 2025 meningkatkan transparansi dan efisiensi.
BGN melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, masyarakat, dan pemerintahan dari tingkat bupati hingga DPR. Target 30.000 dapur umum, setara dengan 90 juta porsi makanan, menunjukkan skala dan dampak besar program ini bagi Indonesia.
Mekanisme BGN meliputi pemberian uang muka kepada mitra (dapur umum) sebelum operasional. Besaran uang muka bergantung pada jumlah makanan yang disiapkan; misalnya, Rp 300.000.000 untuk melayani 3.000 orang selama 10 hari. Uang muka digunakan untuk membayar pemasok. Keberhasilan program sangat bergantung pada kepercayaan dan integritas mitra dan pemasok.
Kombes Mahardan juga menjelaskan poin-poin penting: kriteria mitra (integritas, kemampuan operasional, komitmen kualitas); transparansi pembayaran pemasok dengan sistem pelaporan dan audit terintegrasi; standar kualitas dan keamanan pangan yang ketat dengan pengawasan berkala; rencana keberlanjutan program dengan evaluasi dan penyesuaian berkala; dan proses seleksi mitra yang transparan dan melibatkan tim ahli.
Dalam penutupnya, Kombes Mahardan berharap media dapat mempublikasikan sisi positif program ini, menekankan pentingnya peran media sebagai jembatan hubungan Polri dan wartawan.
"Media adalah bagian penting dari hubungan Polri dan wartawan," ujarnya. Penjelasan Kombes Mahardan memberikan gambaran komprehensif tentang kompleksitas dan tantangan BGN, serta komitmen kuat berbagai pihak untuk keberhasilan program dalam memberikan bantuan gizi kepada masyarakat Indonesia.
Jurnalis
Mamen