Kabareskrim Komjen Polisi Listyo Sigit Purnomo (kiri) saat membawa Djoko Tjandra dari Malaysia menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. |
IPW melihat, kasus Djoko Tjandra maupun penangkapan buronan kelas kakap itu tidak ada kaitannya dengan bursa calon Kapolri, apalagi pergantian
Kapolri masih lama
Jakarta POLICEWATCH.NEWS, - Ketua Presidium Indonesia Police Watch
(IPW) Neta S Pane mengatakan penangkapan Djoko Tjandra tidak ada kaitannya
dengan bursa Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
"IPW melihat, kasus Djoko Tjandra maupun penangkapan buronan kelas kakap itu
tidak ada kaitannya dengan bursa calon Kapolri, apalagi pergantian Kapolri
masih lama," kata Neta dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.2/8
Sebab, lanjut dia, Presiden tentunya punya kriteria sendiri tentang calon
Kapolri yang akan diangkatnya di masa depan.
"Bagaimana pun calon Kapolri yang akan diangkat Presiden tentu melihat
situasi aktual politik saat itu dan proyeksi situasi ke depan yang semuanya
sangat tergantung pada insting politik Presiden maupun hak prerogatif
Presiden," ucap Neta.
Namun, kata dia, dalam kondisi "panas" kasus Djoko Tjandra ditambah
tertangkapnya buronan kakap itu, ada saja pihak pihak yang mengaitkannya dengan
bursa calon Kapolri.
"Padahal hal itu tidak ada kaitannya dan situasinya 'jauh panggang dari
api'. Apalagi IPW mendapat informasi calon Kapolri ke depan yang akan dipilih
Presiden dari kalangan bintang dua dan proses suksesinya satu paket dengan
calon Wakapolri.
Memang informasi yang diperoleh IPW ini kembali kepada situasi
aktual dan menjadi hak prerogatif Presiden," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengatakan sebaiknya masyarakat maupun pihak-pihak tertentu
jangan berspekulasi dan mengaitkan kasus Djoko Tjandra dengan suksesi Kapolri
karena tidak ada kaitannya.
"Sebaiknya semua pihak bersabar menunggu momentum yang akan terjadi, yang
sepertinya akan dimulai Presiden dengan 'reshuffle' kabinet, pergantian
Panglima TNI dan suksesi Kapolri.
Semua ini dinilai IPW akan dilakukan Presiden
pasca-new normal agar pemerintahan ke depan semakin efektif dan stabilitas
keamanan kondusif," ungkap Neta.
Selain itu, kata dia, IPW juga memberi apresiasi kepada Kepolisian Diraja
Malaysia yang sudah mau mendengar aspirasi rakyat Indonesia dan membantu
penangkapan Doko Tjandra serta menyerahkan buronan kelas kakap itu kepada Polri.
Menurutnya, kerja sama yang ditunjukkan pihak Malaysia dengan Indonesia itu
patut dicontoh Polri ke depan, khususnya NCB Interpol Polri dalam melakukan
lobi ke negara-negara lain yang terdapat buronan koruptor bersembunyi di sana,
mengingat masih ada 38 buronan NCB Interpol Polri di luar negeri.
"Artinya, kerja sama internasional pascatertangkap Djoko Tjandra perlu
dilanjutkan sehingga Polri bisa segera menangkap buronan lainnya seperti bos
Gajah Tunggal Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim yang saat ini diduga
bersembunyi di Shanghai, China," ujar Neta.
Pewarta : MRI