Ricuh.....! " Demo Omnibus Law di Bandung " Mobil Polisi Dirusak

/ 6 Oktober 2020 / 10/06/2020 09:57:00 PM
Mobil Polisi Dirusak Masa Selasa (6/10/2020).


Bandung , POLICEWATCH,- Aksi demo tolak pengesahan omnibus law RUU Cipta Kerja di Bandung berujung ricuh. Massa merangsek masuk ke gedung DPRD Jabar hingga merusak mobil polisi.

Aksi demo dilakukan di depan gedung DPRD Jabar pada Selasa (6/10/2020). Sejak sore, massa aksi yang didominasi mahasiswa ini berunjuk rasa di depan gedung DPRD Jabar.


Massa tampak mendorong-dorong pagar DPRD Jabar. Sementara itu, di dalam gedung, polisi sudah bersiaga.

Massa kemudian mulai melempar sejumlah benda ke arah polisi yang berjaga. Bahkan terlihat seperti bom molotov yang mengeluarkan api ke arah polisi.

Massa kemudian berhamburan saat gas air mata ditembakkan. Massa berhamburan ke sejumlah arah.

Bahkan mobil polisi yang terparkir jauh dari gedung DPRD Jabar pun menjadi sasaran perusakan. Kaca depan kanan dan kiri hancur. Bahkan, berdasarkan pantauan, beberapa orang naik sampai ke kap dan atap mobil.

Hingga berita ini ditulis, polisi masih berjaga. Sementara itu, massa sudah berhamburan. Polisi menggunakan pengeras suara meminta massa membubarkan diri.


Polisi menangkap 10 orang yang diduga terlibat kericuhan di depan gedung DPRD Jawa Barat, Selasa (6/10/2020) petang. Mereka ditangkap oleh personel Tim Prabu dan Satreskrim Polrestabes Bandung.

"Kemungkinan ada 10 orang yang diamankan oleh Tim Prabu dan reserse. Kita akan lakukan pemeriksaan terhadap mereka dan dari kelompok mana mereka berasal," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya di lokasi kejadian.

Sebelumnya, kericuhan pecah setelah pengunjuk rasa yang awalnya menolak omnibus law UU Cipta Kerja mulai berbuat onar dengan melemparkan batu dan petasan ke arah polisi. 


Demonstran pun berupaya menguasai gedung DPRD Jabar dengan mencoba menjebol pagar besi. Massa bisa dikendalikan setelah tim Raimas menembakkan gas air mata dan memecah massa ke berbagai arah.

"Pemicunya dari mereka sendiri. Mereka melakukan pelemparan dan berupaya memancing petugas untuk melakukan kekerasan. Tetapi anggota tidak terpancing, dengan SOP 1, 2, 3, akhirnya kita bisa membuat mereka mundur," tutur Ulung.

Ulung memastikan kericuhan yang terjadi pada petang ini tidak dilakukan oleh mahasiswa atau buruh. Tetapi dari kelompok lain yang datang menjelang petang.

"Buruh dan mahasiswa sudah selesai (unjuk rasa), ada lagi dari kelompok lain di luar mahasiswa. Mereka melakukan tindakan anarkistis kepada anggota dan bisa kita pukul keluar," kata Ulung

Pewarta : M Rodhi irfanto

Komentar Anda

Berita Terkini