Diduga Aliran Sungai Tebat Kebut Ditutup Oleh Perusahaan Tambang Batubara Kebun Dan Sawah Rusak Parah Pemiliknya Tuntut Ganti Rugi

/ 27 Desember 2021 / 12/27/2021 07:26:00 AM

 

POLICEWATCH.NEWS - LAHAT - Lahan perkebunan karet dan persawahan milik sejumlah warga desa Ulak Pandan Kecamatan Merapi Barat Kabupaten Lahat mengalami kerusakan akibat terendam air.

Hal ini terungkap ketika media ini mendatangi langsung kelokasi bersama pemilik kebun karet dan persawahan dan juga pondok tergenang air.

Risman (57) salah satu pemilik lahan menceritakan, sebelumnya tidak pernah terjadi adanya genangan air di kebun miliknya, namun setelah adanya aktifitas penambangan diarea tersebut, diduga mengakibatkan air sungai Tebak Kebut menimbulkan genangan sedalam 3 Meter sehingga menggenangi kebun karet dan persawahan miliknya.

" Sekitar setengah hektar kebun Karet dan persawahan milik kami terendam oleh air dan akibat perusahaan menutup aliran sungai tebak kebut yang bermuara di sungai sehile. hal ini telah terjadi sejak 31 Oktober 2018 dan hingga sekrang tahun 2021"ungkapnya, Sabtu 25/12/21.

Dilanjutkan Risman, sebelum adanya aktifitas pertambangan di area kebun miliknya, hidup mereka tentram, damai dan aman, persawah tumbuh subur, dan pohon karet bisa disadap.

Namun hal itu berubah drastis ketika pihak perusahaan PT. Bumi Energi Mandiri ( BME ) diduga menutup aliran air Tebak Kebut yang bermuara ke sungai sehile dengan tanah bekas penambangan.

"Waktu itu pada tahun 2019 kami yang kebunnya terendam telah mendatangi pihak KTT BME terkait permasalahan ini, namun tidak ada tindak lanjut sampai sekarang", keluh Risman.

Senada yang diucapkan Risman, Toni Iskandar (40) yang juga lahan kebun karet dan persawahannya terendam air, mengalami kerusakan sehingga pohon karet yang terendam tidak dapat disadap.


"Sekitar 100 meter dari Kebun Risman, itu lahan perkebunan milik kami juga terendam air, sehingga lahan yang terendam tersebut tidak dapat lagi kami tanami padi dan pohon karet tidak dapat disadap" ungkapnya.


Berbagai upaya  kami lakukan  menemui sejumlah pihak - pihak terkait seperti Camat, DPRD Lahat, DLH bahkan juga sudah mengirim surat ke Bupati Lahat guna meyelesaikan masalah ini, namun perjuangan selama 4 tahun hanya sia - sia.kami mau mengadu kemana lagi, hanya kepada wartawan kami minta tolong ucapnya


"Dulu kami hanya minta ganti rugi lahan yang terendam saja, namun karena tidak bisa dimanfaatkan lagi, kami minta ke pihak perusahaan untuk pembebasan Lahan saja. Setelah bernegosiasi, pihak perusahaan hanya menginginkan pembebasan Lahan yang terendam, tentu kami tidak setuju, karena hal ini pasti akan berdampak pada kerusakan pada kebun yang tidak terkena pembebasan apa bila pihak perusahaan melakukan penambangan" jelasnya.


Kemudian, Apriansyah yang lahannya juga terendam air, menunjukkan rasa kekesalannya kepada pihak perusahaan dikarenakan seolah - olah menutup mata dengan penderitaan yang kami alami akibat perbuatan mereka.


"Bagaimana kami bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk berkebun, sedangkan air terus menggenang" tegasnya, sambil menunjuk kearah kebun yang sudah seperti danau tersebut.


Diungkapkan Apriansyah, dirinya mengharap agar pihak perusahaan dapat melakukan pembebasan lahan secara keseluruhan agar permasalahan ini tidak berlarut - larut.


"Kami harap pihak BME dapat mengabulkan keinginan kami, karena kabarnya perkebunan karet yang berada di kanan kiri kami sudah melakukan pembebasan, otomatis kebun yang kami miliki posisi berada ditengah - tengah, sehingga jika suatu saat diadakan penambangan, lahan kebun karet milik kami pasti akan terjepit," katanya.


Lanjut Apriansyah, selain dirinya, Risman serta Toni Iskandar, kebun karet milik Mawardi dan Sandi juga ikut digenangi air.


Perihal permasalah tersebut, media ini mencoba mengkonfirmasi ke pihak Perusahaan, namun karena Libur Natal tidak dapat ditemui (tim)

Komentar Anda

Berita Terkini