Policewatch-Lombok Tengah
Pendistribusian beras BULOG tidak sesuai dengan yang tertera di karung dengan berat 10/kg karung ternyata 9/kg karung.
Kekurangan berat Beras bantuan ini terjadi di desa Barabali, kecamatan Batukliang, kabupaten Lombok Tengah
Budiwan Susanto Manager Operasional Bulog NTB mengatakan di ruang kerjanya di Kantor Bulog NTB Jakan Langko Mataram pada Rabu ( 24/04/2024), " Kalau dari Bulog kami selalu melakukan pengecekan dengan teliti sebelum pendistribusian ke lapangan. Ini untuk menghindari masalah-masalah yang kemungkinan terjadi.
Saat melakukan pemeriksaan kualitas, kita didampingi pengawasan dari dinas dan saksi dari Dinas Ketahanan Pangan sebelum penyaluran , jika ada kualitas sedikit saja yang jelek,apa lagi sampai kurang dari 10kg/karung,maka tidak boleh didistribusikan, dan segera kita ganti.terangnya
Ia melanjutkan,kalau tugas dan tanggung jawab kami itu dari gudang Bulog sampai ke pintu keluar gudang, selanjutnya adalah tanggung jawab Tanspoter dan Kordes serta yang lain. Jika ada penyimpangan di luar bukan ranah kami. "
Itu adalah tugas dari bagian transportasinya ( transporter ) dan yang menanganinya adalah JPL ( Jasa Prima Logistik) bebernya.
Sementara petugas Jasa Prima Logistik yang biasa disapa Bambang menjelaskan bahwa terkait beras tersebut itu saya tidak tau.saya sudah menugaskan kordes korcam dan korkabnya .silahkan hubungi korkabnya katanya melalui via telphon.
Sementara Kordinator Kabupaten Lombok Tengah Haerul Fahri mengatakan bahwa saya tidak tau kalau beras tersebut kalau kurang dari 10kg coba saya mau tanya dulu ucapnya melalui via telphon
Awak Media menghubungi Kepala Desa Barabali melalui via ponsel menjelaskan bahwa beras bantuan tersebut adalah wewenang dari petugas yang dimandatkan dari BULOG,seperti Kordes,ada Korcam bahkan Korkabnya
Kades melanjutkan bahwa pada hari senen tersebut ada petugas kordes dan korcamnya datang kerumah saya dan membahas terkait beras bantuan tersebut, namun saya menolaknya karena sudah ada petugas yang harus membaginya ucapnya.
Namun dari mereka mengatakan berhubung bulan dalam situasi puasa hitung hitung untuk THR perangkat desa ucap kordes dan korcab tutur kades meniru kata petugas.
Lanjut Ali Junaidi (kades Barabali) dari 23 dusun yang dibagikan masing masing dusun menerima sebanyak 52 karung, untuk disalurkan kepada masyarakat.bebernya.
Ditempat yang berbeda dua kepala dusun menjelaskan bahwa saya dimintai uang oleh oknum petugas penyalur yang berinisial "R" ( kordes)sebesar Rp 700 000 namun saya hanya menyerahkan Rp500'000 dengan alasan biaya transfotasi, akan tetapi karena tidak semua KPM yang saya pungut sehingga saya serahkan 500 ribu, ucapnya
Awak media mencoba menghubungi "R"yang mengaku sebagai petugas penyalur atau kordinator tingkat Desa melalui via telphoon menjelaskan bahwa itu memang benar dan itu semua untuk biaya transfortasi jelasnya
Sementara dari keterangan pihak BULOG Provinsi tidak ada yang harus bayar,lalu siapa dalang dibalek ini semua....?
Masyarakat minta agar kasus ini ditindak tegas oleh aparat penegak hukum.
Mn