Policewatch-Batukliang Utara.
Desas-desus yang beredar mengenai sistem rotasi warung di destinasi wisata alam Benang Stokel dan Benang Kelambu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, yang disebut-sebut sebagai pemaksaan belanja dan pengusiran wisatawan, dibantah keras oleh pengelola.
Pengelola menegaskan bahwa sistem "rolling" ini diberlakukan dengan tujuan pemerataan pendapatan dan mengantisipasi keluhan wisatawan asing yang merasa terkonsentrasi di satu tempat saja. Sistem ini juga merupakan respon atas masukan dari wisatawan yang menginginkan pengalaman lebih merata saat mengunjungi kawasan wisata tersebut.
H. Humaidi, pihak pengelola wisata, menjelaskan bahwa tidak ada pemaksaan dan menegaskan bahwa sistem rotasi diberlakukan untuk pemerataan pendapatan dan mengantisipasi keluhan wisatawan asing yang merasa terkonsentrasi di satu tempat saja.
"Berita yang beredar mengenai pemaksaan belanja di Air Terjun Benang Stokel tidak sepenuhnya akurat. Kami memang memiliki kesepakatan informal antar pedagang untuk menerapkan sistem rotasi dalam melayani pengunjung. Tujuannya semata-mata untuk pemerataan pendapatan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua pedagang," jelas H. Humaidi. Senin 5 Mei 2025 di lokasi Benang Stokel.
"Sistem ini juga merupakan respon atas keluhan wisatawan asing di masa lalu yang merasa hanya diarahkan ke satu warung saja. Kami membantah adanya pemaksaan atau pengusiran wisatawan. Dalam kejadian yang dilaporkan, warung yang dimaksud memang sedang penuh dan tidak memiliki tempat duduk yang tersedia. Oleh karena itu, kami mengusulkan agar rombongan diarahkan ke warung lain. Kami menyesalkan adanya kesalahpahaman dan berkomitmen untuk meningkatkan transparansi sistem ini kepada wisatawan serta terus meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengunjung," lanjutnya.
Meskipun demikian, sistem rotasi ini menimbulkan kontroversi. Beberapa pedagang mengungkapkan keprihatinan atas pelaksanaan sistem tersebut.
"Sebenarnya kami sudah sampaikan kepada pengelola bahwa sistem rolling itu tidak berjalan dengan baik. Banyak yang merasa dirugikan. Harapan kami, semua warung bisa hidup dan tidak ada yang tertinggal," ungkap Hormawati, salah satu pedagang.
H. Mawardi, sekretaris pengelola Benang Stokel dan Benang Kelambu, menyampaikan bahwa sistem rolling untuk warung-warung merupakan upaya untuk pemerataan ekonomi bagi masyarakat di sekitar area wisata.
"Sistem rolling ini merupakan upaya pemerataan ekonomi bagi masyarakat di sekitar area wisata. Tujuannya agar tidak ada warung yang tertinggal dan semua bisa mendapatkan keuntungan," jelas H. Mawardi.
Ketua HPI DPD NTB, Andra, mengungkapkan pendukungannya terhadap sistem rolling yang dirancang untuk menciptakan kesempatan yang merata bagi semua pedagang.
"Sistem rolling ini merupakan langkah positif untuk menciptakan kesempatan yang merata bagi semua pedagang di kawasan wisata. Tujuan utama adalah untuk menjamin keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal," ujar Andra.
"Namun, penting untuk memperhatikan aspek transparansi dan keadilan dalam pelaksanaannya. Sehingga sistem ini benar-benar bermanfaat bagi semua pihak, termasuk pedagang, guide lokal, dan wisatawan," lanjutnya.
"Ke depan, perlu ada diskusi dan evaluasi yang berkelanjutan terkait sistem rolling ini. Termasuk peran guide lokal dalam menjalankan kegiatan pariwisata di Benang Stokel dan Benang Kelambu," Ucap Andra.
Jurnalis
MN/LR