Benang Stokel & Benang Kelambu: Sistem "Rolling" Warung Dinilai Transparan, Pengelola Bantah Tuduhan Pengusiran Wisatawan

/ 5 Mei 2025 / 5/05/2025 01:22:00 PM

 



Policewatch-Batukliang Utara. 

Desas-desus yang beredar mengenai sistem rotasi warung di destinasi wisata alam Benang Stokel dan Benang Kelambu Kecamatan Batukliang Lombok Tengah, yang disebut-sebut sebagai  pemaksaan belanja dan pengusiran wisatawan,  dibantah keras oleh pengelola.

Pengelola menegaskan bahwa sistem "rolling" ini  diberlakukan dengan  tujuan  pemerataan  pendapatan  dan  mengantisipasi  keluhan  wisatawan  asing  yang  merasa  terkonsentrasi  di  satu  tempat  saja.  Sistem ini juga  merupakan respon atas masukan dari wisatawan yang menginginkan  pengalaman  lebih merata  saat  mengunjungi  kawasan  wisata  tersebut.

H. Humaidi,  pihak  pengelola  wisata,  menjelaskan  bahwa  tidak  ada  pemaksaan  dan  menegaskan  bahwa  sistem  rotasi  diberlakukan  untuk  pemerataan  pendapatan  dan  mengantisipasi  keluhan  wisatawan  asing  yang  merasa  terkonsentrasi  di  satu  tempat  saja.

 



"Berita yang beredar mengenai pemaksaan belanja di Air Terjun Benang Stokel tidak sepenuhnya akurat.  Kami memang memiliki kesepakatan informal antar pedagang untuk menerapkan sistem rotasi dalam melayani pengunjung.  Tujuannya semata-mata untuk pemerataan pendapatan dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua pedagang," jelas H. Humaidi. Senin 5 Mei 2025 di lokasi Benang Stokel. 

"Sistem ini juga merupakan respon atas keluhan wisatawan asing di masa lalu yang merasa hanya diarahkan ke satu warung saja.  Kami membantah adanya pemaksaan atau pengusiran wisatawan.  Dalam kejadian yang dilaporkan, warung yang dimaksud memang sedang penuh dan tidak memiliki tempat duduk yang tersedia.  Oleh karena itu, kami mengusulkan agar rombongan diarahkan ke warung lain.  Kami menyesalkan adanya kesalahpahaman dan berkomitmen untuk meningkatkan transparansi sistem ini kepada wisatawan serta terus meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengunjung,"  lanjutnya.

Meskipun demikian,  sistem  rotasi  ini  menimbulkan  kontroversi.  Beberapa  pedagang  mengungkapkan  keprihatinan  atas  pelaksanaan  sistem  tersebut.

"Sebenarnya kami sudah sampaikan kepada pengelola  bahwa  sistem  rolling  itu  tidak  berjalan  dengan  baik.  Banyak  yang  merasa  dirugikan.  Harapan  kami,  semua  warung  bisa  hidup  dan  tidak  ada  yang  tertinggal," ungkap  Hormawati,  salah  satu  pedagang.

H. Mawardi, sekretaris pengelola Benang Stokel dan Benang Kelambu,  menyampaikan bahwa sistem rolling untuk warung-warung merupakan upaya untuk pemerataan ekonomi bagi masyarakat di sekitar area wisata.

"Sistem rolling ini merupakan upaya pemerataan ekonomi bagi masyarakat di sekitar area wisata. Tujuannya agar tidak ada warung yang tertinggal dan semua bisa mendapatkan keuntungan," jelas H. Mawardi.

 

Ketua  HPI  DPD  NTB,  Andra,  mengungkapkan  pendukungannya  terhadap  sistem  rolling  yang  dirancang  untuk  menciptakan  kesempatan  yang  merata  bagi  semua  pedagang.

"Sistem  rolling  ini  merupakan  langkah  positif  untuk  menciptakan  kesempatan  yang  merata  bagi  semua  pedagang  di  kawasan  wisata.  Tujuan  utama  adalah  untuk  menjamin  keberlangsungan  ekonomi  dan  kesejahteraan  masyarakat  lokal,"  ujar  Andra.

"Namun,  penting  untuk  memperhatikan  aspek  transparansi  dan  keadilan  dalam  pelaksanaannya.  Sehingga  sistem  ini  benar-benar  bermanfaat  bagi  semua  pihak,  termasuk  pedagang,  guide  lokal,  dan  wisatawan,"  lanjutnya.

"Ke depan,  perlu  ada  diskusi  dan  evaluasi  yang  berkelanjutan  terkait  sistem  rolling  ini.  Termasuk  peran  guide  lokal  dalam  menjalankan  kegiatan  pariwisata  di  Benang  Stokel  dan  Benang  Kelambu,"  Ucap  Andra.

 Jurnalis

MN/LR


Komentar Anda

Berita Terkini