Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya: "Tahu Diri, Tahu Batas" - Kunci Hidup Seimbang di Bali

/ 13 September 2025 / 9/13/2025 06:03:00 PM

 


Policewatch-Bali

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya, SH.MH., menyerukan pentingnya menguasai dua ilmu mendasar: "tahu diri" dan "tahu batas". Menurutnya, kedua ilmu ini adalah fondasi utama untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan hidup, khususnya di tengah dinamika masyarakat Bali.

"Tahu diri adalah kemampuan untuk memahami jati diri kita, mengenali potensi dan kelemahan, serta menyadari tujuan hidup yang ingin dicapai. Dengan memahami diri sendiri, kita akan lebih bijak dalam mengambil keputusan dan tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh luar," ujar Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya, SH.MH., saat memberikan keterangan, Kamis (11/9/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa "tahu batas" adalah kesadaran akan keterbatasan yang kita miliki. Ini berarti mampu mengukur kemampuan diri, menghormati batasan orang lain, dan mengetahui kapan harus berhenti atau meminta bantuan.

"Dalam budaya Bali yang menjunjung tinggi harmoni, tahu batas sangatlah penting. Kita harus mampu menempatkan diri dengan tepat, menghormati tradisi dan adat istiadat, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama," imbuhnya.

Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya menekankan bahwa kombinasi dari "tahu diri" dan "tahu batas" akan membentuk karakter yang kuat dan bijaksana. Orang yang menguasai kedua ilmu ini akan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang, menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

- Dalam kegiatan adat: Tahu diri berarti memahami peran dan tanggung jawab kita dalam upacara adat. Tahu batas berarti tidak memaksakan diri jika tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan yang cukup.

- Dalam berbisnis: Tahu diri berarti mengenali keunggulan produk lokal yang kita jual. Tahu batas berarti tidak melakukan praktik bisnis yang merugikan orang lain atau merusak lingkungan.

- Dalam kehidupan sehari-hari: Tahu diri berarti menghargai nilai-nilai budaya Bali seperti gotong royong dan toleransi. Tahu batas berarti tidak melakukan tindakan yang melanggar norma-norma sosial yang berlaku.

Dr. I Dewa Nyoman Agung Dharma Wijaya mengajak seluruh masyarakat Bali untuk menjadikan "tahu diri" dan "tahu batas" sebagai landasan dalam menjalani kehidupan. Ia berharap, dengan mengamalkan kedua ilmu ini, masyarakat Bali dapat terus menjaga keharmonisan, meningkatkan kesejahteraan, dan melestarikan budaya yang adiluhung.

"Mari kita jadikan 'tahu diri' dan 'tahu batas' sebagai warisan kebijaksanaan yang kita turunkan kepada generasi penerus. Dengan begitu, Bali akan tetap menjadi pulau yang indah, damai, dan sejahtera," pungkasnya.

 Mamen

Komentar Anda

Berita Terkini