HERMAN DERU DAN MAWARDI YAHYA MASIH UNGGUL HITUNG CEPAT PILGUB SUMSEL

/ 30 Juni 2018 / 6/30/2018 12:12:00 PM


 Reporter -Bambang.md

PALEMBANG  - SUMSEL - POLICEWATCH NEWS -  Pasangan Calon Gubernur Herman Deru da Mawardi Yahya dari Hasil hitungan cepat Pilgub Sumatera Selatan sudah 87,6 % dari total 16.904 TPS. Hasilnya, pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya masih ungguli seperti dilansir di detik.com
Hasil hitungan cepat itu dapat dilihat di situs resmi KPU infopemilu.kpu.co.id. Dalam situs terlihat pasangan Herman Deru-Mawardi berada di urutan teratas hingga pukul 13.15 WIB.

Pasangan nomor urut 1, Herman Deru-Mawardi Yahya memperoleh 35,96 % atau 1.183.163 suara. Berikutnya ada paslon dari nomor urut 2, Aswari Rivai- Irwansyah dengan meraih 11,11 % atau 365.747 suara.
Paslon nomor urut 3, Ishak Mekki-Yuda Pratomo meraih 21,63% atau 712.105 suara. Sedangkan paslon terakhir, yakni Dodi Reza-Giri Ramanda Kiemas meraih 31,31 % atau 1.030.802 suara.
Dari hitung cepat KPU itu, tercatat jumlah suara sah 3.288.145 dari total 3.397.433 pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Dalam artian, sekitar 3 % saja suara tidak sah.

"Data hasil hitung cepat bedasarkan entri Model C1 apa adanya. Hasil pada hitung cepat merupakan hasil sementara dan tidak bersifat final," tulis KPU dalam situs resminya.
Sementara Ketua KPU Sumsel, Aspahani menyebut pelaksanaan Pilkada Serentak sejauh ini berjalan lancar. Ada beberapa laporan dugaan pelanggaran, tapi hal itu sudah ditangani oleh Gakkumdu dan tim Bawaslu Sumsel.
"Sejauh ini berjalan lancar, tinggal nanti kita melakukan rekapitulasi surat suara. Memang ada penolakan dan unjuk rasa di kabupaten Lahat dan Muaraenim dan itu sudah ditangani oleh Gakkumdu dan Bawaslu," kata Aspahani saat konferensi pers di kantor KPU Sumsel.
Hal senada disampaikan oleh Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain, menurutnya massa di Kabupaten Muaraenim dan Lahat menolak hasil karena ada dugaan politik uang.
"Kemarin massa di Kabupaten Lahat dan Muaraenim ada menolak hasil pemilihan. Mereka minta untuk pemungutan suara ulang karena disinyalir ada politik uang. Saat ini aman dan sudah ditangani oleh Gakkumdu dan Bawaslu," pungkasnya 
Komentar Anda

Berita Terkini