Fahri Hamzah: "Prabowo Bahas Kebocoran Anggaran" Beliau Punya Narasi Kuat

/ 12 Februari 2019 / 2/12/2019 09:00:00 PM

Reporter : irfan                                                                    Breaking News

dok mpw


Jakarta Policewatch.news,- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menuliskan komentarnya terkait ucapan capres nomor 02, Prabowo Subianto.
Hal tersebut ia tulis mellaui website pribadinya fahrihamzah.com.
Menurut Fahri Hamzah, pernyataan Prabowo memiliki narasi yang sangat kuat.
Fahri menilai bahwa pernyataan Prabowo terkait ekonomi bocor sudah ia gaungkan sejak 5 tahun yang lalu.

Fahri lantas menyebut bahwa pernyataan Prabowo makin terbukti.

Berikut pendapat Fahri Hamzah selengkapnya:
"Dari pulau Sulawesi, saya ingin menulis soal “Ekonomi Bocor” seperti yang disampaikan oleh calon presiden nomor 02. Sebab beritanya heboh dan calon presiden nomor 01 telah menanggapi sederhana dengan mengatakan, “laporkan saja”. Padahal yang tertangkap sudah banyak.
Mari kita membaca alam pikiran Pak Prabowo sebagai calon presiden yang menurut saya punya narasi kuat. Dalam debat capres lima tahun yang lalu, Prabowo bilang ekonomi kita bocor, hampir semua orang tertawa terutama pendukung Jokowi.

Setelah hampir lima tahun berlalu, tawa itu mulai hilang. Karena fakta-fakta dibalik ekonomi bocornya Pak Prabowo terungkap. Dulu bilang uangnya ada, tapi utang pemerintah semakin menumpuk. Uang yang jadi darahnya ekonomi ternyata bersumber dari utang.
Itu karena apa? Karena fakta bahwa ekonomi kita bocor sebagaimana menjadi keyakinan pak Prabowo lambat laun makin terbukti. Gali lobang-tutup lobang APBN jadi tradisi. Utang hanya untuk bayar bunga utang setiap tahun, bahkan diakui juga oleh Bu Sri Mulyani.
Defisit neraca perdagangan terparah juga ada di akhir-akhir pemerintah ini. Defisit ini artinya kita kehilangan banyak sekali potensi devisa karena impor kita lebih banyak dibanding ekspor. Uang bocor dan tersedot ke luar negeri. Ini juga diakui oleh Pak Darmin sebagai Menko.
Narasi ekonomi bocor yang dilontarkan Pak Probowo ini saya anggap mendalam dan kuat pasti tidak muncul begitu saja. Saya ingat dulu, jauh sebelum menjadi capres, Prabowo muncul dalam dunia politik dengan menawarkan gagasannya ke kampus-kampus. Bahkan sebelum Gerindra lahir.
Dia berani berdebat dan masuk kampus dengan membawa gagasan ekonomi dan nasionalisme. Tema yang dibawa pun tidak jauh dari narasi ekonomi bocor ini. Dan kini, narasi itu setidaknya telah terangkum dalam buku yang beliau tulis berjudul Paradoks Indonesia

Sekali lagi narasi ini kuat dan tidak main-main. Dan diucapkan oleh Pak Prabowo yang saya yakin beliau juga bukan tokoh sembarangan dalam lanskap politik dan sejarah Indonesia. Siapa Prabowo mungkin semua orang tahu, tetapi alam pikiran yang membentuknya tidak semua orang tahu.
Ketika orde baru, ada seorang ekonom senior yang berani mengkritik dan mengingatkan presiden Soeharto bahwa 30% dana pembangunan ekonomi selama orde baru bocor. Kritik itu diucapkan saat kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-12 di Surabaya, 1993.
Angka 30% tidak muncul begitu saja, angka itu datang dari seorang ekonom berkelas nasional dan internasional. Kritik terhadap orba ini hanya bisa dilakukan oleh seorang begawan ekonomi bernama SoemitroDjoyohadikusumo. yang tidak lain adalah ayahanda dari Prabowo Subianto.
Kritik ini mengandung kejujuran sekaligus keberanian karena harus diucapkan di depan Soeharto, selain Pemimpin rezim Orba yang kuat Soeharto juga besan Soemitro. Kritik ini juga mengandung kebenaran karena 4 tahun kemudian, Indonesia dilanda krisis dan rezim orde baru tumbang.

Beliaulah begawan ekonomi yang kiprahnya dalam bidang pembangunan Indonesia tidak diragukan lagi Nasionalismenya. Lima kali menjadi menteri dalam pemerintahan Orde lama dan Orde baru. Juga pernah menduduki jabatan prestisius sebagai group of top five experts di PBB.
Julukan begawan ekonomi karena beliau seperti ibu kandung bagi rancang bangun ekonomi Indonesia serta ekonom-ekonom yang menyertainya. Beliau adalah pendiri fakultas ekonomi UI, yang dalam sejarahnya melahirkan ekonom handal negeri ini. Pendiri ISEI dan lembaga thinktank LP3ES

Pak Soemitro mendapat gelar doktor ekonomi dari Universitas Erasmus Roterdam pada usia 26 tahun. Setelah itu langsung diangkat menjadi staf Perdana Menteri Sjahrir. Soemitro juga menjadi orang berpengaruh dalam menjalankan siasat ekonomi Bung Hatta.
Paska Konferensi Meja Bundar (1949) dimana Belanda telah mengakui kedaulatan Indonesia, Bung Hatta langsung memerintahkan Ir. Djuanda dan DR Soemitro terbang dari Belanda ke Amerika untuk merundingkan kredit senilai US$ 100 juta dengan Direktur Bank Exim Amerika.
Dalam siasat ekonomi Hatta, Indonesia harus mempercepat tranformasi ekonomi dari sistem ekonomi kolonial ke sistem ekonomi nasional. Dana US$ 100 juta ini akan dijadikan modal untuk membangun pondasi industri dasar. Itu bagian Dr karya ayah Prabowo.
Setiba di Tanah Air, Soemitro diangkat menjadi menteri Perindustrian dan perdagangan pada usia 33 tahun. Dan program ekonominya dikenal dengan ekonomi benteng, salah satu programnya adalah membangun pabrik Pupuk Sriwijaya dan Semen Gresik.

Pada akhirnya dua pabrik ini berdiri kokoh dan menjadi pondasi industrialisasi dan pembangunan sektor pertanian. Hingga pada masa orde baru Indonesia mencapai prestasi swasembada pangan. Ini pembangunan terencana. Pak Mitro otaknya.
Setelah mengarsiteki ekonomi orde baru dan orde lama, Soemitro pun tak berhenti berkarya. Beliau telah menulis banyak sekali buku dan makalah nasional dan internasional. Sehingga Almamater Universitas Erasmus menganugerahi gelar honoris causa pada tahun 1995.
Seperti disebutkan Prof Emil Salim dalam tulisannya di Kompas (23 November 1995), atas gelar tsb, nama Soemitro telah dicantumkan berdampingan dengan tokoh-tokoh Universitas Erasmus dan pemenang nobel seperti Jan Timbergen.

Sekali lagi itu adalah Pak Cum, panggilan akrab ayah Prabowo
Upacara pemberian gelar ini diiringi musik Gamelan “Caraka Kembang” yang dimainkan oleh orang-orang Belanda dan dihadiri tokoh politik dan intelektual dunia. Di antaranya Perdana Menteri Belanda Wim Kok dan puluhan rektor universitas di Eropa.
Inilah salah satu putra terbaik bangsa. Begawan Ekonomi yang jasa dan pemikirannya tidak boleh hilang dari memori bangsa ini. Saya melihat apa yang diuangkapkan Pak Prabowo belakangan ini adalah bagian dari proses pewarisan semangat dan pemikiran Prof Dr Soemitro.
Demikianlah kritik Prabowo tentang “Ekonomi Bocor” itu menemukan akarnya pada nama besar ayahandanya Raden Mas Sumitro Djojohadikusumo. Seorang ekonom yang mendisain perekonomian INDONESIA modern sehingga beliau disebut begawan. Sekarang anaknya maju jadi calon presiden," tulisnya.
Diketahui sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut anggara negara mengalami kebocoran sebanyak Rp. 500 miliar atau 25 persen dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) RI.
Prabowo mengatakan pembangunan Indonesia seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Tapi menurut Prabowo kenyataannya anggaran yang disusun pemerintah setiap tahunnya justru bocor dikorupsi.
Berdasarkan data versinya, Prabowo menyebut setidaknya ada kebocoran anggaran akibat penambahan besaran jumlah alokasi dana (mark up) sekitar Rp 500 triliun per tahun.
"Dari Rp 2.000 triliun (anggaran pemerintah), hampir Rp500 triliun yang bocor. Uang ini hilang," ujarnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Menanggapi pernyataan Prabowo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai pandangan tersebut tidak didasari data dari kelembagaan yang kompeten dan relevan.
"Kita punya lembaga antara lain BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Kita juga punya instrumen hukum yang mengawali dan mengawasi dengan baik.
Jadi jangan memberikan pandangan-pandangan yang menurut saya tidak mendasari atas itu semua," kata Moeldoko di Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Menurut Moeldoko, BPK, KPK, BPKB dan lembaga terkait lainnya akan memberi opini terhadap laporan keuangan dan mengawasi pemakaian anggaran Kementerian/Lembaga. Bila ada penyelewengan, lembaga pengawas tersebut akan menyampaikan opini ke pemerintah untuk ditindaklanjut.
Wakil Ketua TKN itu memastikan, pemerintah akan segera menindak tegas jika terjadi suatu pelanggaran.
"Pada akhir pemeriksaan ada opini dari BPK dan lainnya, dari situ pasti (presiden) perintahkan menteri terkait untuk langkah selanjutnya," jelas Moeldoko.
"Kalau menjurus pelanggaran prosedur, administrasi apalagi pidana gak ada cerita proses langsung. Misalnya ini maladministrasi di mana, kalau prosedur di mana, kalau pidana sikat gak ada cerita. Jadi ada langkahnya enggak kita biarkan. Kalau soal kisarannya perlu dicek lagi," pungkasnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah bila APBN bocor hingga 25 persen.
Hal itu disampaikan Kalla menanggapi pernyataan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Kalla mengakui ada kebocoran anggaran karena terbukti dari masih adanya korupsi yang melibatkan aparat pemerintah.
Namun, ia meyakini jumlahnya lebih kecil dari 25 persen APBN.
"Iya tentu lah (ada kebocoran). Itu ternyata banyak (pejabat) masuk KPK kan. Tapi tidak semua, jangan disamaratakan. Ada yang bersih ada yang enggak. Tidak semua, tidak benar itu diratakan 25 persen," ujar Kalla saat ditemui di Markas Pusat PMI, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Kalla mengatakan, biasanya kebocoran anggaran terjadi di sektor pembangunan.

Namun, ia memastikan di sektor lain seperti gaji pegawai dan subsidi, tak ada yang bocor.
Kalla menambahkan, saat ini korupsi anggaran pun sulit lantaran kinerja KPK yang semakin baik dalam hal penindakan.
"Apa lagi sudah banyak yang ditangkap sehingga orang takut. Hanya betul-betul yang korupsi sekarang ini pemberani yang tidak takut ditindak. Menteri aja sembilan yang ditangkap, bupati 120, gubernur 19. Ada negara seperti itu enggak?" ujar Kalla.
"Coba tunjukan satu negara yang anggota DPR-nya ada 40 ditangkap, yang kepala daerahnya 100 lebih, yang menterinya sembilan ditangkap. Coba cari negara yang ada seperti itu. Jadi memang ada korupsi tapi kita tegakan (hukum) juga sangat keras," lanjut dia.

Sebelumnya, Prabowo saat menyampaikan pidato dalam acara HUT Ke-20 KSPI di Sports Mall Gading, Jakarta, mengatakan, kebocoran anggaran itu bisa macam-macam, salah satunya karena ada penggelembungan proyek.
Bocoran anggaran itu, menurut dia, dipicu perilaku korup yang menyasar proyek-proyek pembangunan yang saat ini dilakukan.

Komentar Anda

Berita Terkini