Dinsos Dan BAZNAS Garut Saling Pingpong Serta Abaikan Bantuan Anak Miskin Tanpa Anus

/ 6 Februari 2020 / 2/06/2020 08:51:00 AM
ANAK sejak lahir 7 tahun lalu dengan keadaan tanpa anus. 


 Garut-,POLICEWATCH.NEWS, - Kesedihan serta lelah tampak dari raut muka kedua orang tua Sarah seorang anak kecil berumur 7 tahun yang menderita sakit tanpa anus. Keluarga miskin yang harus bolak balik ke Rumah sakit dengan biaya hasil ngutang demi biaya pengobatan anaknya.

Saat ditemui dirumah panggung yang sudah  reyot, di Kampung Karamat Desa Tanggulun Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat, Riyan (35) ayah dari Sarah yang hanya seorang buruh harian serabutan mengatakan, dirinya sangat sedih melihat anaknya yang sejak lahir 7 tahun lalu dengan keadaan tanpa anus. Rabu (05/02).

“Kami merasa sedih dengan keadaan Sarah yang tanpa anus dan mulai minder saat berada dikalangan teman-temannya karena suka ada bau ditubuhnya kalau pelastik kotorannya bocor”,ungkap Riyan dengan raut muka sedih.

Apalagi kini, proses untuk operasi saja sangat ribet lanjut Riyan, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit, memang bulan yang lalu dirinya meminta bantuan lewat petugas Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut untuk biaya akomodasi selama dirumah sakit.

“Jawaban dari Dinsos hanya merekomendasikan ke pihak Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Garut untuk pembiayaannya. Kemudian kami ajukan pengajuan bantuan ke pihak Baznas Garut, tetapi lama tidak juga ada realisasi”, ujarnya.

Akhirnya Riyan yang ditemani seorang yang perduli dengan kondisinya datang ke kantor BAZNAS Garut dengan harapan ada sedikit bantuan biaya, tapi pihak BAZNAS Garut hanya bilang akan di proses untuk Rekomendasi Ke BAZNAS Provinsi Jawa Barat.

“Menurut petugas BAZNAS Garut sat itu, kami akan segera dihubungi oleh BAZNAS Provinsi, tapi yang kami dapatkan sampai saat ini tidak ada kejelasan, padahal kami sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit”, terangnya.

Riyan mengaku semua biaya yang dikeluarkan tersebut berasal dari hasil pinjam sana sini, selama perawatan di RSU dr. Slamet Garut saja dirinya sudah kewalahan, apalagi sekarang harus dioperasi di RS Hasan Sadikin Bandung.

“Pernah kami berpikir untuk membatalkan pengobatan Sarah, karena sudah tak sanggup lagi membiayai pengeluaran sehari-hari selama menunggu jadwal operasi di Rumah sakit, apalagi harus ngutang lagi ke tetangga dan meninggalkan pekerjaan untuk bolak balik ke Rumah Sakit di Bandung”, lirihnya.

Riyan kebingungan dan serba salah, karena jangankan untuk biaya selama di RS, untuk biaya makan sehari-hari saja keluarganya di rumah sangat sulit, apalagi sekarang tidak bisa bekerja karena harus bolak balik mengurus dan menunggui anaknya. Dirinya berharap pihak Pemerintah terkait untuk bisa memperhatikan nasib orang miskin seperti dirinya. 

REPORTER " (Dera Taopik).
Komentar Anda

Berita Terkini