“Presiden sudah
memiliki pembantu-pembantu hebat dan mengerti bagaimana cara menjalankan
pemerintahan. Tidak perlu anak-anak ini (Stafsus milenial) yang justru malah
merepotkan,”
Red,Jakarta, POLICEWATCH,- Presiden Joko Widodo
perlu merombak susunan para pembantunya dalam mengarungi pemerintahan di
periode kedua bersama dengan Wapres KH Maruf Amin, salah satunya dengan
mempertimbangkan keberadaan staf khsusus milenial.
Hal ini perlu dilakukan menyusul dua stafsusnya, yakni
Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri usai
berpolemik.
M Rodhi irfanto pendiri media POLICEWATCH yang juga Aktif di berbagai lembaga juga organisasi ini berpendapat dan menilai Stafsus Melenial itu hanya membuang-buang anggaran, Gaji Staf Khusus Milenial Rp 51 Juta, setara dengan eselon satu di Sekretariat Negara.
Sebagai Rakyat dan warga Negara Indonesia yang berprofesi di bidang kontrol sosial saya punya Hak untuk berpendapat dan saya juga akan menyampaikan melalui surat agar bapak Presiden
Joko Widodo membubarkan staf khusus milenial di lingkaran istana.paparnya
“Bubarkan saja stafsus milenial ini. Tidak berfaedah,” ujar M Rodhi irfanto di kantor redaksinya jl menara II no 11, meruya jakarta barat, pada Sabtu (25/04/2020).
Pendapat dan Usulan saya ini bukan tanpa sebab,atau alasan Menurut saya, saat ini
Presiden Joko Widodo sudah memiliki pembantu di Kabinet Indonesia Maju dengan
jumlah melimpah.
Para menteri yang ada di kabinet, lebih paham
dengan pemerintahan dibandingkan staf khusus milenial tersebut.
“Presiden sudah memiliki pembantu-pembantu hebat dan
mengerti bagaimana cara menjalankan pemerintahan. Tidak perlu anak-anak ini
(Stafsus milenial) yang justru malah merepotkan,” ucapnya
Dia pun meminta agar Staf Khusus Milenial tersebut bekerja
di luar pemerintahan jika benar-benar ingin membantu pemerintah.
“Kalau
diharapkan bisa membantu Presiden karena kemilenialannya, biarkan mereka
membantu melalui dunia yang mereka tekuni sebelum menjadi stafsus. Pasti lebih
bermakna,” tandasnya.
Pewarta : ACONG