Jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah Banyak Petani Kelapa Sawit Merasa Resah Dan Kesal Dengan Terjun Bebasnya Harga Kelapa Sawit

/ 25 April 2022 / 4/25/2022 08:41:00 PM

 .

PoliceWatch news, Sumatera Utara.

Belum lama para petani sawit mengenyam hasil lahan kelapa sawitnya dengan harga yang cukup lumayan pantastis namun dalam beberapa bulan lalu para warga masyarakat Indonesia merasa kesulitan untuk mendapatkan pasokan minyak goreng baik itu minyak goreng kemasan maupun yang curah. Dengan adanya kelangkaan minyak goreng di berbagai wilayah di Indonesia akhirnya sekarang dalam waktu yang begitu singkat juga harga kelapa sawit turun secara terjun bebas harga kelapa sawit. Sebelumnya harga kelapa sawit mencapai Rp. 3.500 hingga Rp.4000 / kilogram, namun mulai hari ini Senin ( 25/04/2022 ) harga kelapa sawit khususnya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tinggal mencapai harga Rp. 2.300 / kilogram khususnya bagi yang menjual ke PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ). Bagi masyarakat yang menjual hasil kelapa sawitnya kepada tengkulak ataupun ram ram sawit terdekat capai harga terendah Rp. 2.010 / kilogram.

Harga tersebut banyak membuat para petani sawit yang merasa resah, kecewa dan kesal terhadap pemerintah mengapa harga kelapa sawit makin hari semakin turun. Sampai dimana perhatian pemerintah, baik pusat, wilayah maupun daerah terhadap harga kelapa sawit yang harganya semakin anjlok. Khususnya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan harga kelapa sawit terjun bebas sehingga banyak para petani yang mengeluh kenapa mesti harus orang kecil petani cilik yang terdampak imbasnya? Sampai dimana kah perhatian pemerintah terhadap petani kecil?

Hingga sekarang para petani kecil kelapa sawit bertanya tanya apa penyebab dari turunnya harga kelapa sawit yang begitu drastis bahkan tanpa ada kabar sesuatu apapun. Apakah ini juga pantas di duga salah satu trik ataupun cara para elite executive untuk menekan petani kecil? Para petani kecil kelapa sawit khususnya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan berharap kiranya harga kelapa sawitnya dapat kembali stabil sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga serta dapat melanjutkan pendidikan anak anak mereka sebagaimana layaknya anak bangsa layak untuk mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini pemerintah mesti lebih sigap dan cepat tanggap agar tidak terjadi atapun tambahnya angka kemiskinan di NKRI. ( J. A. Barus ).

Komentar Anda

Berita Terkini