Memperingati Satu Abad NU Jutaan Warga Nahdliyin Padati Stadion Gelora Delta Sidoarjo

/ 7 Februari 2023 / 2/07/2023 06:38:00 PM


POLICEWATCH. NEWS, PASURUAN- Memperingati hari satu abad organisasi Nahdlatul Ulama (NU) Jutaan warga Nahdliyin yang datang dari berbagai daerah yang ada di Jawa timur maupun dari luar memadati lingkungan Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kota Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Presiden Ir. Jokowidodo Presiden Republik Indonesia dan sejumlah ulama besar juga turut hadir dalam acara ini. Selasa (07/02/2023)

Terpantau para jamaah Nahdliyin yang berdatangan mulai memadati Kota Sidoarjo pada hari Senin hingga puncaknya pada hari ini, adapun acara hari 1 Abad NU, para jamaah melakukan aktivitas beragam, mulai dari salat, bersalawat, bahkan beristirahat di sepanjang trotoar hingga tengah jalan.

Pada pagi ini, pembukaan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban akan dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Tsaquf.

Diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah tiba di Sidoarjo sejak kemarin untuk menghadiri Puncak Resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama.

Dalam acara tersebut beberapa topik yang dibahas antara lain soal perdamaian, penanganan konflik, fondasi struktur politik dari sudut pandang syariah, status dan fungsi PBB lewat kaca mata syariah yang mengikat umat Islam, hingga sesi tanggapan dari para ulama besar.

Sementara itu Guru Besar Ilmu Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Tholabi Kharlie menyampaikan kepada para jamaah Nahdliyin bahwa fiqih peradaban yang digagas PBNU mendudukkan hukum Islam untuk kemanusiaan.


“PBNU memberi nilai positif untuk menempatkan fiqih sesuai tujuannya yakni untuk kemaslahatan kemanusiaan,” jelas Tholabi kepada wartawan terkait Mukhtamar Internasional Fiqih Peradaban 1 Abad Nahdlatul Ulama, Selasa (07/02/2023).

Menurutnya, perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang cukup dinamis perlu diikuti dengan cara baca baru dalam melihat berbagai teks sumber hukum Islam.

“Dibutuhkan cara baca untuk mendekatkan disparitas antara teks-teks suci dengan realitas peradaban yang cukup dinamis ini,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Tholabi menyebutkan sejumlah langkah, pertama yakni menggali teks klasik peninggalan para pemikir Islam terdahulu untuk didiskusikan dengan realitas masa kini, agar mendapatkan titik temu dan menemukan perbedaannya. 

“Pertimbangan konsekuensi apabila pandangan fukaha tempo dulu diterapkan pada realitas saat ini,” jelasnya.

Masih kata Tholabi ia mengatakan, penyelenggaraan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang digagas PBNU patut mendapat respons positif dari kalangan cendikiawan muslim, khususnya di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam Indonesia.

“Kolaborasi kalangan pesantren dan perguruan tinggi harus lebih ditingkatkan. Momen fikih peradaban ini menjadi milestone penting untuk menghadirkan kolaborasi positif antara ulama dan kalangan sarjana Islam,” tuturnya.

Ia pun berharap pelaksanaan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban 1 Abad NU yang melibatkan sejumlah ulama dunia seperti dari Kairo Mesir serta ratusan cendikiawan lainnya, berjalan dengan lancar dan menghasilkan banyak pikiran besar bagi kemajuan fiqih peradaban.

“Semoga Muktamar Fiqih Peradaban ini dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan pikiran besar untuk kemaslahatan peradaban kemanusiaan,” tutupnya. (Dr)

Komentar Anda

Berita Terkini