Reporter : irfan
jenazah Syahrul Anto, penyelam sipil yang membantu Badan Sar Nasional |
Policewatch,Surabaya,-Syahrul Anto, penyelam sipil yang membantu Badan Sar
Nasional (Basarnas) mencari pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung
Karawang, Jawa Barat, gugur dalam tugas.
Syahrul meninggal dunia pada Jumat (2/11/2018) malam dan
kini telah dibawa kembali ke kampung halamannya di Surabaya untuk disemayamkan.
Sosok Syahrul sudah tidak asing, terutama di kalangan sesama
penyelam.
Syahrul tergabung dalam komunitas Indonesia Driver Rescue
Team kumpulan para penyelam yang sering
membantu pemerintah untuk proses pencarian dan penyelamatan di laut.
Dilansir dari akun Facebook Syahrul Anto, terlihat
bahwa misi penyelamatan untuk insiden JT 610 bukan yang pertama.Sebelumnya, Syahrul juga ikut dalam misi pencarian
pesawat Air Asia QZ 8501 yang mengalami kecelakaan, Desember 2014
lalu. Bahkan, Syahrul merupakan satu dari sekian penyelam yang
pertama kali menemukan badan pesawat dan enam korban di pesawat Air Asia.
Saat itu, penyelam menemukan pesawat Air Asia rute
Surabaya-Singapura yang hilang kontak di perairan Laut Jawa.
Ucapan belasungkawa tak henti-hentinya mengalir untuk
Syahrul di akun Facebook miliknya.
Salah satunya dari akun atas nama Lyan Kurniawati yang
merupakan istri Syahrul.
Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku, imamku...
Tunggu aku di jannahNya Insya Allah...
Terimakasih sayang, bimbingan dan
didikanmu.
Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan,"
demikian
status dari akun Lyan.
Liyan Kurniawati, istri Syachrul Anto |
Liyan saat ditemui di rumah duka di Surabaya, Sabtu mengatakan meski hanya menjadi relawan penyelam Basarnas, suaminya yang memiliki sertifikat penyelam CSMAS itu telah menjadi relawan tetap Basarnas sejak peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia pada tahun 2014.
"Suami saya selalu menawarkan diri kalau ada musibah yang dia bisa bantu seperti relawan tetap. Waktu kejadian Air Asia dulu dia ikut evakuasi. Di Palu juga ikut bantu," katanya.
Liyan sempat mengantarkan suaminya ke Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, pada Rabu (31/11) mengaku tidak punya firasat apa-apa tentang suaminya.
Namun sebelum meninggal, suaminya sempat mengirimkan pesan yang menceritakaan perasaan sedihnya melihat banyaknya korban meninggal akibat jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Senin (29/10).
"Mungkin itu merupakan firasat dia ya. Bapak atau suami saya itu, untuk misi kemanusiaan meski berat dan dilarang tetap berangkat," ucapnya.
Syachrul di mata Liyan adalah sosok yang tidak pernah mengeluh tentang kondisi tubuhnya. Sebab, sebelum menjadi relawan penyelam untuk mencari korban pesawat Lion Air, Syachrul sempat menunaikan Ibadah Haji dan langsung menjadi relawan gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
"Saya sempat dengar bahwa peralatannya kurang lengkap. Tapi bapak tidak pernah mengeluh kondisinya," ucapnya.
Syachrul Anto meninggal saat bertugas di Perairan Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11) karena penyakit yang dapat mempengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh atau dekompresi