Reporter :M Taufik S
Semarang, ( Police Watch.News ),- DBD (Demam Berdarah
Dengue) sudah mewabqh kemana mana termasuk kota Semarang, Masyarakat seolah
paranoid dengan kehadiran wabah itu. Setiapkali tubuh merasa demam masyarakat
buru buru melakukan cek darah ke laboratorium untuk memastikan tidak terjangkit
DBD.
Terkadang pula masyarakat harus keluar biaya untuk cek
laboratorium yang dilakukan secara mandiri . Keresahan masyarakat terhadap
wabah DBD ini harus mendapatkan tanggapan yang lebih serius dari Dinas
Kesehatan Kota Semarang.
Pemerintah harus hadir dengan tindakan nyata ditengah
masyarakat agar kegelisahan sosial
akibat ancaman DBD tidak menjadi momok yang menakutkan , Masyarakat
juga jangan sampai
dilepaskan sendiri sehingga seolah semuanya menjadi
tanggung jawab masyarakat.
Hadirnya Pemerintah ditengah masyarakat akan mampu
mendorong masyarakat untukikut
waspada menghadapi penyakit DBD . degan kebijakan
preventif yang tepat ini akan menjadi
mudah bagi pemerintah dan masyarakat Mengatasi DBD atau
wabah, semisal di waktu waktu
mendatang. Data paada bulan januari 2019 ada 55 kasus DBD
dim kota Semarang , angka ini
jauh lebih besar dari bulan januari 2018 sebanyak 5 kasus
DBD. Langkah nyata harus segera
ditempuh untuk menurunkan jumlah penderita sehingga akan
muncul rasa tenang dihati
masyarakat.
Pada kesempatan ini Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wiwin
Subiyono, menjelaskan bahwa Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan wabah musim
yang mestinya harus disiapkan untuk infra strukturnya artinya setiaptahun
mejelang musim hujan DBD mesti datang tingga kesiapan khususnya Dinas Kesehatan
siap mengantisipasinya.dengan melakukan survey oleh petugas kesehatan dalam
megantisipasi wabah se efektif mungkin.
Menurut Wiwin, ,jawa tengah pernah ranking 1 pada tahun
2013 mencapai 5000 kasus DBD,Dengan adnya Peda tentang DBD ternyata dapat
menekan penurunan kasus DBD, sehingga jawa tengah menempati sampai ranking 14.
Langkah langkah yang dilakukan pemkot sudah cukup tepat . dari pihak dewan
sudah member paying hukumnya sehingga diharapkan penurunan angka pada kasus
wabah DBD dapat lebih signifikan Harapan kami ditahun 2019 rangkingnya lebih
baik dari pada tahun 2018, tetapi kayaknya kok sulit, justru awal maret 2019
jumlah penderita DBD malah lebih meningkat jumlahnya, “ Ucapnya, saat menjadi
salah satu nara sumber dalam Dialog Parlemen Kota
Semarang dengan tema “ Waspada DBD yang disiarkan
langsung olah MNC Trijaya FM, di ruang Bahana,Hotel Noormans jalan Teuku Umar
no 27 Semarang, jumat 1/3/2019.
Sementara itu Ka Bid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinkes Kota Semarang, dr.Mada Gautama Soebowo,M.Kes, menuturkan, Menurut kami
ciri ciri orang terkena DBD pertama tama badan terasa panas , normal kemudian
panas lagi, hal ini membuat masyarakat paranoid/ ketakutan. Padahal kalau kita
cermati penyakit yang karena panas selain DB, bisa tifoid/ thypus , berikutnya
bisa juga masuk angin, flu, pilek.
Menurut Gama, biar masyarakat lebih paham apakah
seseorang terkena DB yang paling mudah dilakukan adalah melakukan cek ke
laborat trombositnya sekali lagi trombositnya saja ulang, Mada. Karena dengan
trombosit kita bisa mengetahuinya . Masyarakat kalau mau mengecekkan ke
laboratorium trombositnya biaya cukup terjangkau apalagi bisa menggunakan
BPJS, “ ucapnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Undip ,Dr. Budiyono, SKM. M.Kes, mengatakan,” Bahwa wabah
DBD resikonya tingkat tinggi karena nyawa taruhannya oleh karena itu masyarakat
harus bisa memahami, misalnya kalau ada demam tinggi apa yang harus dilakukan ?
kemudian pihak pelayanan kesehatan juga harus memperhati kan kalau ada panas
tinggi pada pasien maka harus diperhatikan apakah diagnosanya betul betul mengarah pada DB atau thypus, atau radang.
Jadi menurut kami wajar kalau masyarakat khawatir , tetapi disini perlu
penjelasan sehingga kekhawatiran berkurang,”Pungkasnya.