Surat Terbuka Untuk Penghina ABRI, Robertus Robet

/ 12 Maret 2019 / 3/12/2019 06:00:00 AM

Reporter : irfan

“Orasi anda sungguh menyakiti hati kami yg teramat dalam, betapa bapak menganggap bahwa ABRI tidak berguna, makan dan naik kereta tidak bayar.”
akun fb Nisma 

Jakarta(policewatch.news)-  Robertus Robet berhasil menarik perhatian masyarakat setelah video aksinya yang tengah menyanyikan lagu penghinaan terhadap Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) viral akhir-akhir ini.

Dalam video itu, Robertus menyanyikan lagu yang kerap dinyanyikan oleh aktivis gerakan di zaman reformasi sebelum ABRI kemudian dikembalikan kepada kitah awal yakni TNI.

Robertus sempat ditangkap, namun belakangan dia dibebaskan oleh Polda Metro Jaya. Bahkan dikabarkan, polisi tengah mencari si penyebar video aksi Robertus tersebut.
Penghina ABRI, Robertus Robet

Viralnya kasus Robertus ini, memantik kemarahan publik pada Robertus. salah satunya datang dari salah satu istri prajurit TNI Angkatan Laut, yakni Nisma Abdullah. Meski Robertus telah meminta maaf kepada TNI, namun kegeraman Nisma tak pupus begitu saja.

Dalam surat pendek yang dibagikan secara terbuka di Facebook, 3 jam lalu Nisma mengungkapkan bagaimana kekesalannya kepada Robertus. Nisma merasakan sakit atas penghinaan ini.
Berikut surat terbuka Nisma yang ditujukan untuk Robertus seperti dikutip redaksi policewatch.news dari Facebook.

Surat pendek untuk Dr. Robertus Robet …

Kepada,
Yth. Bapak Dosen Dr. Robertus Robet.
di tempat.
Dengan segala Hormat.
Bapak Dr. Robertus Robet yang genius. Perkenalkan saya Nisma Abdullah istri Prajurit Marinir AL Almh. Lexie Hengki Pandeiroot. Saya tinggal di Komplek Seroja Jln. Sawo No. 10A Harapan Jaya Bekasi Utara.

Dengan hati yang tulus ingin mengundang anda berkunjung ke kompleks Seroja khususnya kerumah saya pribadi agar anda dapat mengenal kehidupan ABRI dan anggota keluarganya yang juga tentu punya Hak Asasi sebagai Manusia.

Orasi anda sungguh menyakiti hati kami yg teramat dalam, betapa bapak menganggap bahwa ABRI tidak berguna, makan dan naik kereta tidak bayar.

Bapak Robertus Robet yg Doktor sungguh nyanyian yel-yel anda saya anggap melampaui batas dan tidak menunjukkan pribadi manusia yg berpendidikan sehingga mampu bijak dalam bertutur walau tutur itu anda sampaikan diarena kebebasan berpendapat.

Jika sistim Negeri ini yang anda anggap salah sampaikanlah dengan lugas tidak membabi buta.
Saya sangat tahu aksi kamisan krn sekali dua kali saya pernah terlibat. Aksi kamisan menuntut hak asasi korban kekerasan rezim.

Dengan membela hak asasi korban ’65, 98, dan Munir, anda mengenyampingkan bahwa anggota ABRI dan keluarganya juga memiliki Hak Asasi yg sama yg tidak boleh diabaikan oleh siapapun apalagi melecehkan apa yg sudah dilakukan ABRI terhadap Negeri ini. Pengabdian Prajurit ABRI mengemban tugas Negara yg dibebankan kepundak para prajurit yang harus siap digaris depan jadi korban atau mengorbankan.

Jujur Pak Robertus Robet sakit hati ini mendengar pelecehan yang anda sampaikan.
Darah ini bagai mendidih ingin rasanya mencari anda untuk bisa merobek mulut anda. Tapi saya berusaha sekuat hati meredam amarah didada ini. Karena saya anggap Bapak Robertus tidak mengenal ABRI dan keluarganya dengan baik akan tugas2 yg diemban.

Jujur saya menerima petisi pembebasan anda tapi saya tidak menandatangani petisi itu krn saya anggap anda bersalah apapun argumen anda untuk lepas dari jeratan hukum.
Saya justru berharap ada petisi yang dibuat agar anda diadili sesuai dengan apa yg sudah anda lakukan.

Ingat ABRI dan Keluarganya juga punya Hak Asasi sebagai Manusia.
Demikian surat terbuka ini saya sampaikan untuk dipahami.

Hormat Saya,
Nisma Abdullah Sakulati

Komentar Anda

Berita Terkini