 |
Dari kiri : Dekan FKIB Unissula, Hartono, Kabid Kemendagri Kesbangpol Prov Jateng, Ibnu, Ketua Bapemperda DPRD Jateng,Yudi Indras Wiendarto,Moderator,Dendy. Foto : M. Taufiq.Sapta.
|
Semarang, ( PoliceWatch.News) Kearifan budaya telah membentuk karakter masyarakat jateng, hidup ayem, tentrem, guyup dan rukun. Pada dasarnya tabiat serta suasana batin masyarakat jatenng tidak suka rebut,suasana batin seperti itulah yang juga terpancar ditengah hiruk pikuk pemilu dan Pilpres 2019 saat ini. Masyarakat jateng pada dasarnya senang damai dan senantiasa mengedepankan
musyawarah.
Pemilu damai adalah cita cita kita semua, masyarakat adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan tolong menolong serta memiliki cita cita sama yakni membangun antar tetangga.
Tidaklah seorang yang kalah coblosan lantas pindah keluar kota, teman bermainpun di coret dari
daftar WA atau aplikasi pesan hanya gara gara perbedaan pilihan dalam pemilu atau pilpres nati.
Salah satu rumus sederhana , menciptakan hidup damai dan rukun adalah sedapat mungkin
mengurangi perasaan gelisah dan bersikap bijak saat menggunakan media sosial. Gunakan
internet dengan akal sehat, disertai hati nurani, menjaga kedamaian dalam pemilu tidak ubahnya
turut menjaga demokrasi bangsa kita. Untuk itu tugas bersama seluruh msyarakat dalam
menciptakan pemilu yang damai dan bertanggung jawab.
Ketua Bapemperda DPRD Provinsi JawaTengah , Yudi Indras Wienarto, Mengatakan,
meskipun suhu politik relative memanas namun di jawa tengah khususnya suasananya sangat
kondusif, relative tidak ada perselisihan yang berhubungan dengan pileg maupun pilpres di
pemilu 2019 ini. Khususnya pilpres masyarakat jawa tengah bisa memperlihatkan kondisi
dengan cukup dewasa, relative tertib dan aman kita ambilkan contoh pada waktu kampanye di
stadion Sriwedari Solo itu merupakan bukti.
Menurut Yudi, masyarakat kita cukup cerdas dalam mengsikapi pilpres, kami lebih
mengkritisi penyelenggara, kami merasa dibenturkan waktu yang mepet beriringan, seperti di
Sriwedari, kampanye 01 tgl 9 April kemudian kampanye 02 tgl 10 april 2019 di tempat yang
sama pula, namun hal ini tidak menimbulkan gesekan, tetap aman dan kondusif,
Hal ini berbeda kalau kita bandingkan dengan kota ataupun kabupaten lain, di Jogyakarta
khsusunya yang sempat terjadi insiden namun bisa diredam oleh aparat. Untuk Jawa Tengah
justru kondusif, tidak ada perselisihan maupun permusuhan dalam Kampanye khususnya
pilpres.ungkap Yudi saat menjadi salah satu nara sumber pada Dialog bersama Parlemen Jawa
Tengah, dengan tema Pemilu Damai Mejaga Demokrasi yang siarkan langsung MNC Trijaya
FM, di Gedung GKB lantai dasar Kampus Unissula Jalan kaligawe raya KM ,RW4 Terboyo
kulon,Genuk Kota Semarang, Kamis ,11/4/2019.
 |
Salah satu Audiens, Pujo, mantan pegawai Kesbangpol,Prov jateng, saat memberikan masukan
dalam dialog Pemilu Damai Menjaga Demokrasi di Unissula Semarang. Foto: M. Taufiq.Sapta
|
Sementara Kabid Politik Dalam Negeri Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah Ibnu Kuncoro,
mengatakan,” bahwa 3 hari lagi kita memasuki masa tenang, situasijawa tengah sampai saat ini
sangat damai, tenang, ini keyakinan saya dan saya yakin itu. Ini bisa dibuktikan pada waktu
pilgub Jateng bisa terlihat demikian juga untuk yang pilpres nanti pada tanggal 17 april 2019
kami harapkan damai, tenang ,kondusif ini harapan kita semua tenang. Masa kampanye segera
berakhir 3 hari keepan karena kita memasuki minggu tenang semua atribut/ alat peraga
kampanye harus sudah bersih , namun kita boleh bangga karena secara keseluruhan situasi di
jateng cukup kondusif, sangat luar biasa damai meski ada riak riak kecil itu suatu hal yang wajar,
“ ujarnya.
Ibnu Berharap pada Pilpres maupun Pileg , masyarakat hendaknya menggunakan hak
pilihnya dengan senang, suka cita bersama tidak ada rasa takut, khawatir serta was was, Kami
masyarakat bergelora, gembira untuk datang ke TPS dengan hati yang senang menggunakan hak
pilihnya sesuai hati nurani ,” ucapnya.
