“Kenegarawanan panjenengan tidak memerlukan pengakuan dari
mereka. Sama halnya dengan kepresidenan mereka yang tidak memerlukan pengakuan
dari Anda, Pak Prabowo. Anda tetap terhormat di mata 80-90 juta pemilih,”
Oleh : Asyari Usman
Red, Policewatch.news,- Pasti panjenengan sudah tahu. Tak
mungkin tidak. Namun begitu, secara formal mungkin masih perlu disampaikan
dengan jelas, tegas, lugas. Pesan ini sama sekali tak bermaksud mengajarkan
limau berduri. Tak juga ingin mengajarkan ikan berenang. Apalagi mengajarkan
macan menerkam. Tak mungkin, kawan...!
Tetapi harus kami sampaikan.
Pertama, agar publik yang
menitipkan pesan ini tahu bahwa kami tidak menyimpan atau menyembunyikannya.
Kedua, agar ‘Public at large’ (semua publik, tidak hanya yang menitip) juga
tahu bahwa ada 80-90 juta pemilih Prabowo yang tidak rela, tak sudi, jika
beliau mengambil langkah yang keliru.
Inilah pesan itu.
Pertama, dimohon dengan sangat agar Pak
Prabowo dan Bang Sandi tidak bertemu dengan Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Kedua, agar
tidak menerima panggilan telefon atau bentuk komunikasi lainnya dari mereka.
Ketiga, agar tidak mengucapkan selamat kepada mereka.
Keempat, agar tidak
merestui Partai Gerindra berkoalisi dengan Jokowi-Ma’ruf.
Kelima, agar tidak
menghadiri pelantikan mereka.
Kenegarawanan panjenengan tidak memerlukan pengakuan dari
mereka. Sama halnya dengan kepresidenan mereka yang tidak memerlukan pengakuan
dari Anda, Pak Prabowo. Anda tetap terhormat di mata 80-90 juta pemilih.
Menyirami luka dengan asam jeruk adalah rasa pedih yang
paling ringan bagi para pendukung Anda, Pak, jika pesan yang mereka sampaikan
ini Anda abaikan.
Sebagai tambahan saja, perampokan di pilpres 2019 ini jauh,
jauh, lebih biadab dari penipuan pilpres 2014. Begitulah keyakinan rakyat Anda,
Pak Prabowo.***