Eva Andriani, Cucu Penjual Cenil Peraih Beasiswa S-2 Di Inggris, Sukses Menginisiasi Kampung Anak Di Desanya

/ 31 Mei 2020 / 5/31/2020 10:15:00 PM


Eva Andriani (25) cucu penjual cenil peraih beasiswa yang kini fokus tempuh S2 di Inggris.

BANYUWANGI, POLICEWATCH,- “Sebenarnya yang pinter banyak mas, tapi syarat beasiswa sering kali berdasar pada pengabdian yang telah dilakukan dan cita ke depan". Kutipan kata - kata Eva, sapaan akrab Eva Andriani (25) cucu penjual cenil di Desa Rejoagung, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi peraih beasiswa yang kini fokus tempuh S2 di Inggris.

Di ceritakan Eva, Semasa SMK nya  memang cukup berat, karena harus  sekolah sambil bekerja demi mencukupi kebutuhan sekolahnya. Namun kondisi saat itu tak mematahkan semangatnya, Eva bisa sempatkan waktu untuk berinteraksi dengan rekan sebayanya untuk membentuk organisasi, (31/5/2020).

“Berorganisasi untuk mengabdi kepada masyarakat memanglah berat, namun disitulah saya belajar banyak hal tentang kehidupan, tentang cita-cita, dan fenomena yang ada membuat saya percaya bahwa saya harus S-2.” terangnya.

10 tahun lalu, bercita - cita kuliah adalah omong kosong bagi Eva yang mengaku sempat hampir putus sekolah saat di bangku SMP, namun Tuhan berkehendak lain, niat dan semangatnya telah menuntun Eva mendapat kepercayaan sebagai penerima beasiswa untuk tempuh S-2 di Inggris, semua membuktikan bahwa impian itu sangat  penting.

Di sela - sela waktu kuliahnya S-1 di Semarang kala itu, Eva justru  mempunyai waktu luang yang lebih, karena sudah tidak bekerja. Kesempatan itulah dimanfaatkan Eva untuk aktif di kegiatan sosial. Selain berorganisasi, Eva memberanikan diri untuk membuat berbagai komunitas pemberdayaan ekonomi pemuda, termasuk juga inisiator "Kampoeng Anak" di Semarang.

Sukses membuat "Kampoeng Anak" di tempatnya kuliah, Evapun terinspirasi  membuat "Kampoeng Anak" di tempat kelahirannya, yakni Desa Rejoagung, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi.

Tahun 2017, Eva mengawali mendirikan  "Kampoeng Anak Rejoagung". Waktu itu, saya memakai rumah yang tidak di tempati dengan persetujuan pemiliknya, saya cukup membayar listriknya, dan Alhamdulillah "Kampoeng Anak" itu dapat terwujud, terang Eva.

Masih cerita Eva, "Kampoeng Anak"  adalah sebuah tempat belajar Bersama, mulai dari anak - anak hingga remaja. Dengan bekalnya mendirikan berbagai komunitas pendidikan, melakukan penelitian kurikulum dengan dosen Australia dan bekal pengalamannya  mengajar di Pattaya - Thailand, Eva sukses membuat "Kampoeng Anak"  sendiri.

Sambutan masyarakat luar biasa dengan berdirinya "Kampoeng Anak" asuhan Eva, Mulai dari TK sampai mahasiswa  meluangkan waktu mengunjungi "Kampoeng Anak Rejoagung".

"Saat ini Eva memang masih di inggris, tapi semangatnya luar biasa untuk  Pendidikan".

Sosok periang itu (Eva -red) kini sedang melakukan penelitian tentang “Skema Kurikulum Pembelajaran Akuntansi Forensik di Indonesia Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Internasional.”

Pembelajaran Eva di Thailand ternyata sungguh membuahkan hasil, “Ia bermimpi untuk membuat sekolah sendiri, membuat kurikulumnya, ada budaya, agama dan teknologi, setiap tahunnya sekolah tersebut menelurkan teknologi baru, bahkan produk yang siap dipasarkan sendiri.”

Kepala Desa Rejoagung Shon Haji, Lc menyampaikan satu hal yang tetap di ingat, meski saat ini Eva ada di Inggris fokus dengan S2 nya, namun Eva masih  menitipkan pesan untuk Desa Rejoagung “Nanti kalau ada yang butuh dibantu untuk Desa Rejoagung, bisa menghubungi saya, saya akan membantu walaupun masih terpisah jarak.” terang Shon Haji mengutip kata-kata Eva.

Semoga tercapai citamu Eva, semoga bisnis online kursusan Bahasa Inggrismu lancar, dan terimakasih atas jasamu terhadap Rejoagung, terimakasih atas niatan baike sampean, dan semoga beneran jadi Ibu Menteri, do'a Kades untuk Eva.

(Gus)
Komentar Anda

Berita Terkini