Policewatch-Lombok Utara
17 Juni 2025, ratusan siswa SMA Negeri 1 Tanjung di Lombok Utara larut dalam sesi edukatif yang intensif dan penuh makna, bertajuk "Apakah Kamu Teman Baikku?". Inisiatif dari Bhayangkari Cabang Lombok Utara ini bertujuan untuk membekali para pelajar dengan keterampilan membangun pertemanan yang sehat dan menumbuhkan rasa self-love—dua pilar penting bagi perkembangan emosional dan mental remaja.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ny. Heny Agus Purwanta, Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, yang juga seorang dosen tetap Program S1 Terapan Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik di Politeknik PGRI Banten dan penulis 19 buku ilmiah ber-ISBN yang terintegrasi dalam sistem SISTER Kemendikbudristek.
Selama hampir tiga jam, Ny. Heny membimbing para siswa dalam eksplorasi mendalam tentang dinamika pertemanan. Lebih dari sekadar ceramah, sesi ini dirancang interaktif, mendorong partisipasi aktif dan refleksi diri dari para siswa. Ia dengan bijak mengaitkan teori-teori keilmuan dengan pengalaman nyata remaja, membuat materi terasa relevan dan mudah dicerna.
Ny. Heny menekankan bahwa masa remaja merupakan periode krusial dalam pembentukan karakter, di mana pengaruh teman sebaya sangat signifikan. Pertemanan yang tidak sehat, menurutnya, dapat menjadi akar berbagai masalah seperti bullying, pergaulan bebas, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba.
Salah satu poin penting yang diangkat adalah pentingnya self-love. Ny. Heny menjelaskan bahwa mencintai diri sendiri bukan berarti egois, melainkan merupakan fondasi untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna dengan orang lain.
Dengan mencintai diri sendiri, seseorang akan lebih mampu menghargai dirinya, bersyukur atas karunia yang dimilikinya, dan memiliki empati yang lebih besar terhadap sesama. Hal ini, menurutnya, akan menghasilkan pribadi yang lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi tekanan sosial.
Pembina OSIS SMA Negeri 1 Tanjung, Hawa Umasangaji, S.Pd., memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini. Ia mengamati antusiasme dan keterlibatan aktif para siswa dalam diskusi, menandakan bahwa materi yang disampaikan telah beresonansi dengan mereka.
OSIS berkomitmen untuk meneruskan inisiatif ini dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih inklusif dan suportif. Ny. Heny menutup sesi dengan pesan yang menyentuh, mengajak para guru dan orang tua untuk berperan sebagai pendamping yang bijak, mendidik tanpa menghakimi, menemani tanpa menggurui, dan menegur tanpa menyakiti.
Ia juga berpesan kepada para siswa untuk senantiasa memilih lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka menuju versi terbaik diri mereka sendiri. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Bhayangkari Lombok Utara dalam membangun generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan memiliki pondasi jiwa yang kuat.
Jurnalis
Mamen