policewatch.news,- Rela lepaskan profesi sebagai kontraktor membidik DPRD Bone Sulawesi Selatan untuk perjuangkan kesejahteraan rakyat lebih terbuka lebih operasional dan lebih konstitusional.
Figur yang satu ini berlatar belakan sebagai pengusaha dan kontraktor lahir.di..Watangcani 1969.............
Alumni SMP negeri 1 Bontocani 1986 dan kembali mengabdi kepada masyarakat. H. EDIY ASMAR kepada media ini mengatakan sekarang umur saya 54 tahun ketika umur di 60an ke atas pengabdian sudah tidak maksimal. Dengan itu saya membuat program utama ketika saya di amanahkan:
1.Insprastruktur :Berjuang untuk membangun insprastruktur sebagai tulang punggung peningkatan perekonomian rakyat.
2. Pertanian : Saya lahir dari keluarga petani menjadi petani dan berjuang bersama petani untuk meningkatkan hasil pertanian.
3. Kesehatan : Jika di amanahkan oleh rakyat saya berjuang untuk menghadirkan dokter minimal dua kali sebulan tiap pustu dengan melihat kondisi masyarakat di pedesaan.
4 . Pendidikan : Ini tidak kalah pentingnya untuk generasi pelanjut. Biaya pendidikan putus sekolah, pengangguran akibat mahalnya biaya pendidikan.
Kendatipun perjuangan beliau bukan berbasis di maros tapi reputasinya sudah bisa di bayangkan betapa gigihnya figure H. EDIY ASMAR memperjuangkan hak-hak masyarakat yang tertinggal. .Namun hujan emas di negeri orang hujan batu di negeri sendiri oleh karena itulah H. EDIY ASMAR memohon kepada masyarakat agar meluangkan saya menjadi caleg Nasdem untuk menggapai pintu gerbang legi Bone agar perjuangan membela kepentingan rakyat terpokus pada masyarakat Bontocani . Kahu. Patimpeng, Libureng, salomekko, dan Kajuara. Dan kami harap khusus Bontocani Mari kita sama-sama berjuang agar supaya punya wakil rakyat alias tidak kosong. Olehnya itu kepada rakyat dalam dapil 3 tersebut jangan salah pilih. Pilihlah figur yang betul betul berjuang tanpa pamrih untuk rakyat sebagai mana perjuangan H. EDIY ASMAR nomor urut 2..
Lanjut H. EDIY saya selaku putra Bontocani dengan Alumni SMP negeri 1 Bontocani dari wataccani jalan kaki menuntut ilmu dengan jalan kaki setiap minggu menempuh jarak kurang lebih 30 km , kondisi jalan memprihatinkan hingga sampai sekarang sehingga ada petunjuk dan doa akhirnya merasa terpanggil masuk caleg bone untuk bisa memperjuangkan khususnya pembangunan infrastruktur yang selama ini kurang di perhatikan pemerintah menyebabkan jalur transportasi kurang lancar yang mempengaruhi lamban-nya sirkulasi perekonomian masyarakat dan terkendala masih susah memasarkan hasil pertaniannya. Demikian harapan saya dan sudah menjadi komitmen agar ada perubahan. ( abh, kaperwil sulsel)
