Reporter : Nardi
Ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ma'arif Banyuputih, Kabupaten Batang Jumat (29/3/2019). |
BATANG (POLICEWATCH.NEWS) - Ratusan santri Pondok
Pesantren (Ponpes) Darul Ma'arif Banyuputih, Kabupaten Batang menyerukan
deklarasi pemilu damai dan doa bersama, Jumat
(29/3/2019).
Pada deklarasi itu juga dihadiri perwakilan dari Polri dan
TNI, Dalam dekrasi tersebut santri sepakat
untuk menjaga keutuhan serta mempertahankan NKRI, menciptakan keamanan,
ketentraman, dan ketertiban bersama Polri maupun TNI.
Tak hanya itu, para santri juga
sepakat untuk menolak berita hoaks, radikalisme, teroris, ujaran kebencian,
intimidasi, provokasi, adu domba, isu sara dan tindak anarkis menjelang maupun
saat pelaksanaan pemilu pada 17 April 2019 mendatang.
"Ini merupakan bentuk keprihatinan kami atas apa yag
terjadi pada bangsa Indonesia terutama menjelang Pemilu 2019 yang
digelar serentak," tutur Pengasuh Ponpes Darul Ma'arif, Gus Muhammad Fahmi Chusnaini.
Menurutnya, pesta demokrasi seharusnya disambut secara
gembira, tapi kenyataannya untuk tahun ini menjadi ajang saling fitnah, caci
maki, saling mengumbar ujaran kebencian dan menyebarkan berita kebohongan atau Hoaks.
"Kami sepakat sebagai elemen masyarakat khususnya di
elemen santri mengambil
sikap persatuan dan kesatuan agar situasi di negara kondusif aman damai tidak
saling bermusuhan bertengkar.
"Ponpes Darul Ma'arif nyatakan untuk menyerukan pemilu damai.
Mari jaga kesatuan dan persatuan serta wajib untuk menolak segala bentuk yang
bisa menimbulkan perpecahan antar bangsa," lanjutnya.
Kanit Binmas Polsek Limpung Polres Batang Ipda
Rofi'i mengatakan, di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan
informasi begitu cepat sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan
mudahnya melalui beragam media sosial.
Namun, Ipda Rofi'i mengimbau masyarakat tidak langsung
percaya dengan informasi yang diterima dan mengirimkannya ke orang lain.
Sebab, tidak semua informasi itu bisa diketahui
kebenarannya, karena sekarang ini marak informasi bohong atau biasa disebut Hoaks.
''Sebaiknya informasi yang diperoleh melalui media sosial disaring
terlebih dahulu sebelum dishare kembali ke orang lain," ujarnya.
Ipda Rofi'i juga mengajak santri untuk
menggunakan hak pilihnya, apalagi pada Pemilu 2019 terdapat
lima kotak atau lima surat suara yang dibedakan hanya dengan warna.
"Santri harus ikut mensosialisasikan dan mengajak
keluarga serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu demi terwujudnya Indonesia
lebih baik," pungkasnya