SMK perjuangan bangsa ligung |
Majalengka,Policewatch.news,-Di tahun 2018 SMK perjuangan bangsa ligung kecamatan ligung kabupaten majalengka jawa barat , mendapatkan bantuan bangunan ruang praktek siswa RPS namun sayangnya terkesan tertutup untuk insan pers , tidak transparan padahal UU KIP no 14 tahun 2014 mengamanat kan keterbukaan informasi publik , contoh kongkrit terlihat jelas , tidak memasangnya papan proyek di lokasi pembangunan diduga kuat penggunaan anggran pembangunan di selewngkan , bahkan menurut informasi , ysng di dapat awak media MPW pencairan anggran bangunan RPS komite sekolah tidak mengetahuinya , ada apa. ??
Saaat awak media police watch menemui bagian sarpras JAJA dengan maksud mengkonfirmasikan hal tersebut mengatakan tidak mengetahui anggran teresbut " saya tidak tau ,berapa anggran nya dan sumber anggran darimana saya hanya sapras , untuk lebih jelas nya silahkan tanya kepala sekolah langsung "ujar jaja kepada awak media police watch di ruang kantin sekolah jumat (07/09/2018 ).
di tempat terpisah Asep kepala sekolah SMK perjuangan ligung di temui di rumah nya jumat ( 07/09/2018 ) , saat di komfirmasikan hal tersebut menerangkan " saya sendiri baru menjadi kepala sekolah mulai per agustus , pengajuan bangunan tersebut masih pengajuan kepala sekolah yang dulu , jadi saya tidak tau sumber anggran nya dari mana akan tetapi untuk jumlah anggran sebesar RP 193 ,000,000 ( seratus sembilan puluh tiga juta rupiah ) pencairan nya dua tahap diantaranya tahap pertama 70% dan tahap kedua 30% , itu juga kalaw kekurangan anggran nanti di ambil dari uang orang tua siswa melalui komite " ,terangnya
Masih dikatakan ASEP untuk komite sekolah memang sudah habis masa jabatan , tapi Memang SK nya belum ada jadi bukan tidak di libatkan " memang saya akui ada mis komunikasi dengan komite jadi bukan berarti tidak di libatkan sekarang lagi di komunikasikan saya sendiri waktu menjabat pertama jadi kepala sekolah anggran dana bantuan oprasional sekolah (BOS ) bendahara tidak megang anggran , nol rupiah , saya j dari tahun 2017 - 2018 agak mis komunikasi dengan ketua yayasan sekarang, ketua yayasan yang baru . dan saya juga tidak serta merta menginginkan jadi kepala sekolah , mendingan jadi guru biasa , saya sendiri jadu kepala sekolah bukan kemauan saya sendiri "pungkas nya ( aboen )