Benturan Fisik Terjadi "Antara Napi Penghuni Rutan" Surakarta

/ 11 Januari 2019 / 1/11/2019 08:00:00 AM


Reporter : Cak Wer /Nyaman
Para petugas kepolisian tampak berjaga-jaga di depan Rutan Kelas 1 Surakarta pascakericuhan

Jateng,Surakarta POLICEWATCH.NEWS,-Sebanyak 30 pembesuk menjadi pemicu ricuh Rutan Kelas 1 Surakarta yang terjadi pada Kamis (10/1) siang.

"Sebetulnya salah paham saja antara pengunjung dengan warga binaan," kata Kepala Rutan Kelas 1 Surakarta Muhammad Ulin Nuha di Solo, Kamis.

 Ia mengatakan berawal para pembesuk dan narapidana yang saling melihat sehingga salah satu pihak merasa tidak terima. Selanjutnya, cekcok terjadi antarkedua kubu tersebut.

"Pada saat itu salah satu warga binaan ditarik bajunya sampai terjatuh. Penghuni lain spontanitas langsung membela. Meski demikian, dengan kesigapan petugas kami para pembesuk tersebut sudah diamankan dan dievakuasi," katanya.

  Ia mengatakan kericuhan yang terjadi melibatkan warga binaan yang menghuni Blok B dan Blok C. Untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi ke depan, pihaknya akan menambah jumlah personel di bagian kunjungan.

"Tujuannya untuk mengantisipasi terjadi lagi. Dulu memang sempat terjadi cek-cok dan sudah kami selesaikan. Ini terjadi lagi," katanya.

Meski enggan menyebutkan inisial warga binaan yang terlibat pada kericuhan tersebut, ia mengatakan kedua pihak memiliki kasus kriminal serupa. Sementara itu, mengenai jumlah kerugian yang dialami oleh rutan, ia masih enggan menyampaikan.

Pada kesempatan yang sama, Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan saat ini situasi sudah sangat kondusif.

"Pengamanan dipertebal, situasi sudah bisa dikendalikan. Mengenai antisipasi kami lakukan seperti biasa, pengamanan rutin dilakukan petugas LP berkoordinasi dengan Polres dan jajaran lain," katanya.

Sebelumnya, pascakericuhan tersebut terlihat sebanyak 12 warga binaan dievakuasi dengan menggunakan kendaraan polisi. Wakapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan mereka dikirim ke sejumlah rutan, yaitu Sragen, Semarang, dan Wonogiri.
Aparat keamanan berhasil mengendalikan kondisi Rutan Surakarta, Jawa Tengah, setelah terjadi kericuhan antara pembesuk dengan napi penghuni rutan tersebut, Kamis siang.

awak media dari lokasi kejadian melaporkan, Rutan Klas I Surakarta mulai kondusif pascakericuhan yang terjadi pada Kamis (10/1) siang karena saling ejek antarpenjenguk dengan narapidana.

Sekitar pukul 15.50 WIB, sejumlah narapidana dibawa menggunakan kendaraan polisi untuk dipindahkan ke lapas yang lain.

Kepala Rutan Klas 1 Surakarta Muahmmad Ulin Nuha mengatakan narapidana yang terlibat sudah diamankan.

"Untuk totalnya ada 12 orang. Kalau untuk tempatnya (lokasi pemindahan, red) belum bisa kami sampaikan," katanya.

Mengenai kericuhan, berdasarkan pantauan di lapangan massa mulai mendatangi depan rutan sekitar pukul 13.00 WIB. Pada saat itu, massa sempat berteriak dan menggedor-gedor mobil tahanan yang berada di depan rutan.

Humas Laskar Umat Islam Indonesia Endro Darsono yang juga terlibat dalam aksi tersebut mengatakan kejadian bermula ketika puluhan rekannya menjenguk salah satu tahanan di dalam rutan.

"Saat itu perselisihan mulai terjadi. Di dalam bertemu dengan orang (napi yang lain, red) yang pernah punya masalah dengan dia, kemudian terjadi cek-cok hingga saling lempar," katanya.

Ia mengatakan mengenai kedatangan massa karena bertujuan ingin mengeluarkan penjenguk dari dalam rutan.

Sementara itu, Wakapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai membenarkan adanya keributan tersebut. Meski demikian, dikatakannya, saat ini sudah mulai kondusif.

"Hanya kesalahpahaman saja. Kami pastikan sudah kondusif, masyarakat kami harapkan bisa tenang," katanya.

Massa terlihat emosional dan ingin menerobos masuk rutan tersebut, namun aksi mereka dapat dikendalikan oleh aparat keamanan dari Polres Surakarta, Brimob Detasemen C Polda Jateng, dan pasukan TNI.

Menyinggung soal apakah ada pemindahan tahanan yang bersangkutan dengan kasus itu, Andy Rifai akan melakukan koordinasi dengan pihak Rutan terlebih dahulu. 
Komentar Anda

Berita Terkini