Melihat Sejarah dan Makam Ki Ageng Selo Si Penakluk Petir

/ 27 November 2020 / 11/27/2020 01:43:00 PM

Red,- Kisah manusia yang mampu menaklukkan petir tercatat dalam legenda di Indonesia. Tokoh dalam kisah itu adalah Ki Ageng Selo, yang makamnya terletak di Desa Selo, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah. Lokasi makam berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota Purwodadi. Jejak Ki Ageng Selo tercatat sejarah. Sosoknya disebut sebagai keturunan raja terakhir Majapahit, Brawijaya, dari garis Ki Getas Pandawa. Ki Ageng Selo juga diketahui sebagai guru pendiri Kesultanan Pajang, Sultan Adiwijaya Dikenal sebagai orang bijaksana dengan ilmu kanuragan yang tinggi, Ki Ageng Selo tak pernah tinggi hati. Ia menjadi pendengar yang baik dan mau membantu kesulitan yang dihadapi para petani. Sebagai desa yang subur dan lumbung padi, suatu ketika keresahan petani muncul disebabkan lahan bertani menjadi lokasi sambaran petir. Akibatnya, hasil panen padi berkurang dan petani merasa was-was mengolah lahannya. Suatu hari, saat sedang menggarap lahan sawahnya, cuaca mendung dan turun hujan. Lalu, petir menyambar Ki Ageng Selo. Dengan ilmu kanuragannya, Ki Ageng Selo menangkap petir yang berwujud naga, kemudian diikat pada pohon Gandrik di sekitar lahan sawahnya. Ketika dibawa ke rumah, wujud naga itu disimpan dalam lemari yang kini bisa dilihat di area belakang pondok makam. Hingga kini masyarakat Jawa percaya bila hujan turun dan muncul petir, mereka akan terhindar dari sambaran petir bila berucap “Gandrik anak putune Ki Ageng Selo (Gandrik anak cucunya Ki Ageng Selo)” Saat dibawa ke Sultan Demak, petir berupa naga berubah wujud menjadi seorang kakek, yang dikerangkeng dan ditempatkan di alun-alun. Seorang nenek mendekati kerangkeng dan menyemburkan air dari kendi yang dibawanya ke arah si kakek. Petir menggelegar, wujud kakek dan nenek itu menghilang tiba-tiba. Dalam satu foto yang dipajang di pendopo sebelah kanan selasar menuju makam, pengunjung bisa melihat gambar wujud naga dari petir yang ditangkap Ki Ageng Selo. Gambar tersebut dilukis oleh Ki Ageng Selo dengan judul “Lawang Bledeg” dan terpahat di pintu utama Masjid Agung Demak.
Komentar Anda

Berita Terkini