"Quick Count" Pilpres Kompas di Sulawesi: Jokowi 48,17 Persen Suara, Prabowo 51,83 Persen

Reporter : MRI
DOK : kompas.com

JAKARTA (POLICEWATCH.NEWS) - Hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 yang dirilis oleh Litbang Kompas pada Rabu (17/4/2019) hingga pukul 23.15 WIB menunjukkan, pasangan calon presiden dan wakil presiden 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin meraih 48,17 suara dan pasangan calon presiden dan wakil presiden 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 51,83 persen di Pulau Sulawesi. 

Berdasarkan peta sebaran dalam hitung cepat ini, Jokowi-Ma'ruf unggul di Sulawesi Utara,sedangkan Prabowo-Sandiaga di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Mereka berbagi suara di Suawesi Barat. 

 Litbang Kompas mengambil 141 sampel TPS dengan margin of error di bawah dua persen.  
 Peta sebaran hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 yang dirilis oleh Litbang Kompas pada Rabu (17/4/2019) hingga pukul 23.00 WIB di Pulau Sulawesi.

 Sementara itu, total ada 2.000 sampel TPS dengan margin of error di bawah satu persen yang diambil Litbang Kompas untuk merilis hasil quick count secara nasional. 
Peta sebaran hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 yang dirilis oleh Litbang Kompas pada Rabu (17/4/2019) hingga pukul 23.00 WIB di Pulau Sulawesi
Prabowo Unggul 61,87 Persen, Jokowi 38,13 Persen Pada saat berita ini diturunkan, sampel suara nasional yang masuk sudah mencapai 97 persen. 
Sebagai perbandingan, pada Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan Jusuf Kalla menang telak dengan perolehan suara 62,33 persen di Sulawesi Selatan atas pesaingnya, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa dengan 37,67 persen suara. 

Hasil quick count ini bukan hasil resmi. KPU nantinya akan melakukan rekapitulasi secara berjenjang untuk menetapkan pemenang Pilpres 2019.

Sumber :kompas.com


KPU: Sebanyak 2.249 TPS akan Melaksanakan Pemungutan suara Susulan


REPORTER : Fauzyah

Ketua KPU RI Arief Budiman (empat dari kanan) bersama dengan seluruh komisionernya ketika memberikan keterangan pers di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (18/4/2019) dini hari.
Jakarta (POLICEWATCH.NEWS) - Karena keterlambatan distribusi logistik dan terkendala bencana alam banjir , KPU menyebutkan sebanyak 2.249 TPS di sejumlah daerah di Indonesia akan melaksanakan pemungutan suara susulan

"Jumlah itu 0,28 persen dari total 810.193 TPS, " kata Ketua KPU RI Arief Budiman dalam keterangan pers di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis dini hari.

TPS yang tidak dapat melaksanakan pemungutan suara tersebut tersebar di 18 kabupaten/kota di Indonesia berdasarkan data hingga Rabu (17/4) pukul 23.00 WIB.

Arief merinci kabupaten tersebut ialah Kota Jayapura sebanyak 702 TPS, Kabupaten Jayapura (1), Keerom (6), Waropen (11), Intan Jaya (288), Tolikara (24), Pegunungan Bintang (1).

Selain itu, Kabupaten Yahukimo (155), Jayawijaya (3), Nias Selatan (113), Kutai Barat (20), Banggai (391), Jambi (24), Bintan (2), Banyuasin (44), Mahakam Hulu (4,) Kutai Kertanegara (8), dan Berau sebanyak 11 TPS.

Sebelumnya, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan belum bisa memastikan waktu pemungutan suara susulan tersebut karena harus mempersiapkan kebutuhan meski dengan teknis yang sama, Panitia penyelenggara pemungutan suara harus kembali mengirimkan surat undangan kepada pemilih, menyiapkan TPS, petugas, kotak suara, pengawas hingga saksi per TPS yang harus disiapkan kembali.

Meski demikian, pemungutan suara susulan itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat yang ditargetkan sebelum rekapitulasi tingkat kecamatan selesai, yakni 17 hari sejak tanggal 18 April 2019, atau sehari setelah pemungutan suara.

Bawaslu Temukan KPPS " di 4.589 TPS Mengarahkan Pemilih" Agar Coblos Calon Tertentu


Reporter  : MRI

Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019)


Jakarta (policewatch.news)- Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Mochammad Afifudin, menemukan adanya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang mengintimidasi pemilih untuk mencoblos calon tertentu.

"Pengawas pemilu menemukan ada KPPS di 4589 TPS yang mengarahkan pemilih untuk memilih calon tertentu. Dan terdapat intimidasi pemilih di 250 TPS," kata Afif, Rabu (17/4/2019).

Selain itu, terdapat adanya mobilisasi pemilih untuk menggunakan hak pilih.

"Pengawas menemukan ada mobilisasi pemilih untuk menggunakan hak pilihnya di 436 TPS," kata dia.

Temuan lainnya terdapat saksi yang menggunakan atribut yang memuat unsur atau nomor urut peseta pemilu di 2490 TPS

Heboh...! Viral Video Kejanggalan hasil Quick Count Pilpres 2019

Reporter : MRI

Jakarta (policewatch.news) -Warga net di hebohkan dengan Viralnya sebuah video yang di duga ada sebuah kejanggalan hasil Quick Count pilpres 2019 di sebuah stassiun TV -Swasta yang beredar di beberapa media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan berbagai Medsos Lainnya, 17/04

Klaim mendapat 62% suara, Prabowo Sujud Syukur


Reporter : MRI
Sujud Syukur capres 02

Jakarta (POLICEWATCH.NEWS)- Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali tak didampingi cawapres Sandiaga Uno saat mengklaim kemenangan di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) malam. 

Prabowo keluar dari kediamannya sekitar pukul 20.25 WIB. Ia langsung menuju panggung diikuti oleh elite parpol koalisi dan tim pemenangan. Beberapa di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, Ketua Tim Pemenangan Djoko Santoso, serta beberapa tokoh seperti Rahmawati Soekarnoputri dan Tengku Zulkarnain.
 Namun, tak terlihat kehadiran Sandiaga Uno.

Angka itu berdasarkan hasil real count atau hitung manual yang dilakukan tim di lebih dari 320.000 TPS atau sekitar 40 persen dari total seluruh TPS di Indonesia. Prabowo meyakini angka tersebut tak akan berubah banyak. "Bisa naik 1 persen, bisa turun 1 persen. 

Tapi hari ini kita berada di 62 persen," kata Prabowo disambut teriakan riuh para pendukungnya. Usai menyampaikan keterangannya, Prabowo pun langsung sujud syukur. Sebelumnya, saat Prabowo menanggapi hasil cepat sore tadi, Sandiaga juga tidak terlihat. Baca juga: Quick Count Kompas Data 90,15 Persen: Jokowi-Maruf 54,57 Persen, Prabowo-Sandiaga 45,43 Persen Sandiaga sebenarnya sempat hadir di Kertanegara pada siang tadi. Namun, setelah itu ia menuju Hotel Ambhara untuk memantau hasil hitung cepat.

PRABOWO-SANDI UNGGUL DI TPS 7 Karangnunggal Tasikmalaya

Reporter : abucek

Tasikmalaya, (policewatch.news) Hasil Perhitungan Suara Di TPS 7 Kampung Rahayu, Desa Karangnunggal, kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya menang telak atas lawan politik nya, 

ketika ditanya oleh awak media kami beberapa masyarakat yang antusias mengikuti proses pelaksanaan penghitungan suara di TPS 7 mengatakan "Kami Yakin Pak Prabowo-Sandi akan menang diseluruh TPS" 
Sebuah bukti di TPS kami pun menang telak, 

sayangnya beliau tidak berkenan namanya disebutkan, sambil ngaleos mengacungkan dua jari. 

Banyak warga pemilih bingung saat di bilik suara

 antusiasme warga masyarakat saat pemilu serentak 2019 ini cukup meningkat persentasenya.


Tasikmalaya,(Policewatch news) -
Rabu,  ( 17/4/2019  ) Seputar Tasikmalaya Selatan (Tasela), antusiasme warga masyarakat saat pemilu serentak 2019 ini cukup meningkat persentasenya.


Namun banyak diantara warga saat kami tanya, mereka bilang, sulit katanya karena baru kali ini saya memegang surat suara sebanyak ini.
Selain surat suara yang banyak ketika membuka satu persatu bingung untuk memilih pilihannya karena saking banyaknya calon legislatif.

Hal senada juga disampaikan  warga yang lainnya:  Apalagi saya belum punya pilihan lebih bingung untuk menentukan pilihan calon Dewan yang hanya terxantum namanya saja.Bahkan mereka bilang saya nyoblos asal saja dari pada golput,ungkapnya.(yat's biro Tasikmalaya).

Prabowo: Pemilu Akan Damai Kalau tidak ada Kecurangan


Reporter  : Fauzyiah 
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menyapa warga seusai menggunakan hak pilihnya di TPS 041, Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/4/2019
Saya dan para pendukung saya tidak bisa menjamin pemilu berlangsung damai karena yang bisa menjaminnya adalah yang memiliki kekuasaan
Pemilu Akan Damai Kalau tidak ada Kecurangan

Bogor (POLICEWATCH.NEWS) - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menilai pemilu akan berlangsung damai, kalau berlangsung bersih dan tidak ada kecurangan -kecurangan dalam penyelenggaraannya.Rabu (17/4/2019)

"Kalau pemilu damai maka harus bersih dan tidak ada kecurangan, baru bisa damai," kata Prabowo usai memberikan suaranya di TPS 041, Bogor, Rabu.

Dia mengatakan dirinya dan para pendukungnya tidak bisa menjamin pemilu berlangsung damai karena yang bisa menjaminnya adalah yang memiliki kekuasaan.


Prabowo mengibaratkan seperti pertandingan sepak bola, kalau ada satu tim merasa wasitnya berat sebelah maka tim tersebut tidak puas dengan berlangsungnya pertandingan.

"Penonton yang pendukung kesebelasan itu tidak puas, kalau itu terjadi bagaimana saya bisa jamin. Saya tidak punya kekuasaan," ujarnya.


Karena itu dia menghimbau kepada para penyelenggara pemilu untuk bekerja profesional untuk kepentingan bangsa Indonesia.

Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan para pendukungnya selalu menunjukkan sikap tertib dan damai ketika kampanye namun mereka tidak ingin dibohongi dan dicurangi.

"Berkali-kali kami kumpul dengan jutaan orang, dalam dua jam sampah bersih. Kami ingin benar-benar terhormat dan damai," katanya.

Prabowo Subianto memberikan suaranya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 041 Kampung Curug RT 02 RW 09, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu pagi, Prabowo datang didampingi Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon.



CARUT MARUT, SISTEM PELAKSANAAN PENCOBLOSAN DI TPS 7 KARANGNUNGGAL

Reporter  : Abucek
Masyarakat mengantri menunggu ber jam-jam untuk mencoblos

Tasikmalaya (policewatch.news) Tidak cekatannya para petugas KPPS di Desa Karangnunggal, kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di kampung Rahayu TPS 7, Karangnunggal 17/04/19 

Sehingga terjadi antrian panjang dan proses pencoblosan berjalan lambat, hal disebabkan oleh kurangnya pengalamannya para petugas KPPS.

 Ketika penyerahan kertas undangan untuk pemanggilnya tidak duduk ditempat yang disediakan, sehingga menyita waktu untuk menunggu yang bersangkutan berjalan ke meja petugas.

Bahkan  ada beberapa orang  yang datang belakangan namun dipanggil duluan hal ini terasa tidak adil.karena yang datang lebih awal harus mengantri di belakangnya, petugas penyelenggara pemilu mustinya lebih selektif jangan asal comot atau karena ada pertalian keluarga 

Infrastruktur Buruk, Pengiriman Logistik Pemilu Menggunakan 15 Gerobak Sapi


Reporter : Hartawan
pengiriman Logistik Pemilu Menggunakan 15 Gerobak Sapi

"Masih banyak  Infrastruktur yang sangat buruk tak perlu jauh-jauh ke Papua. Di Provinsi Lampung, tepatnya di Kabupaten Pesisir Barat, logistik Pemilu 2019 ada yang harus dibawa 15 gerobak sapi"

Lampung (POLICEWATCH.NEWS) Di tengah - tengah Viralnya kesuksesan pembangunan beberapa jalan Tol  ternyata masih banyak  Infrastruktur yang sangat buruk tak perlu jauh-jauh ke Papua. Di Provinsi Lampung, tepatnya di Kabupaten Pesisir Barat, logistik Pemilu 2019 ada yang harus dibawa 15 gerobak sapi karena infrastruktur bak kubangan kerbau. 

KPU setempat dikawal Panwascam Bengkunat, PPL, dan 10 aparat kepolisian mendistribukan logistik terpaksa pakai gerobak menuju empat desa, yakni Pekon Wayharu, Waytias, Bandardalam, dan Siring Gading, Minggu (14/4). 

Apalagi kendaraan, gerobak-gerobak tersebut kerap terjerembab ke dalam jalan bak kubangan lumpur tersebut sehingga sapi-sapinya perlu dihela para pemiliknya lebih keras beberapa waktu untuk melewatinya agar sampai di TPS keempat desa. 
Di provinsi pintu gerbangnya Sumatera, paling dekat dengan pusat kekuasaan, Jakarta, infrastruktur seperti ini masih ada di beberapa kabupaten lainnya, salah satunya jalan negara di Kabupaten Mesuji.

Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Barat April Lizwar mengatakan jalan menuju ke empat kampung tersebut belum tersentuh pengerasan jalan. Jika musim hujan, kondisinya seperti kubangan kerbau, katanya, Senin (15/4).

Di jalan tersebut, kata salah seorang tokoh yang memperjuangkan pemekaran Kabupaten Pesisir Barat itu harus melewati sedikitnya enam sungai dan baru ada dua jembatan gantung.

Pembangunan infrastruktur masih minin di kabupaten ini yang katanya digadang-gadang akan menjadi kawasan pariwisata seperti di Bali," kata putra kelahirkan kabupaten tersebut .