Reporter ; Sapta
PolMark Research Center ( PRC ) – PolMark Indonesia Bekerja
sama dengan DPP PAN telah menyelesaikan survey di 73 Dapil dari 80 Dapil
seluruh Indonesia
Semarang, (Police Watch.News)- Hasil Survei PolMark
Research Center – PolMark Indonesia di 73 Dapil Seluruh Indonesia Untuk Tingkat
DPR RI
PolMark Research Center ( PRC ) – PolMark Indonesia
Bekerja sama dengan DPP PAN
telah menyelesaikan survey di 73 Dapil dari 80 Dapil
seluruh Indonesia untuk tingkat pemilihan
DPR RI. Survei ini dilakukan dari bulan oktober 2018 –
februari 2019 dengan jumlah responden
440 ( dengan marginaloff error plus minus 4,8% ) di
masing masing 72 dapil dan 880 responden
( dengan margin off error plus minus 3,4 % ) di 1 dapil.
Survei di 73 dapil ini mencakup 92,9
persen dari pemilih pemilu 2019. Di 73 dapil ini
diperebutkan 534 kursi dari 575 keseluruhan
kursi DPR RI 2019. Pengambilan sampel survey ini di
lakukan dengan metode Multistage
Random Sampling dengan selang kepercayaan 95% .
Beberapa bagian dari temuan survei73 dapil ini telah di
presentasikan di Surabaya pada
tanggal 5 maret 2019 dalam Forum Pikiran, Akal dan Nalar
ke 1. Forum Pikiran, Akal dan Nalar
di semarang merupakan wilayah Forum ke 2 dari 6 forum
yang direncanakan. Setelah di
Surabaya dan Semarang ini forum berikutnya akan diadakan
di Bandung,Makassar,Medan dan
Jakarta. Forum di semarang ini memfokuskan diri pada
keunikan hubungan Pilpres dan Pileg
dalam pemilu 2019.
Untuk pertama kali sepanjang sejarah reformasi,Pilpres
dan Pileg diadakan secara bersamaa,
serentak di satu waktu. Maka dalam pemilu 2019, pilpres
dan pileg berhubungan secara unik,
berbeda dengan preseden selama ini. Seberapa jauh Pilpres
dan Pileg serentak itu berimplikasi
pada elektabilitas partai politik yang kadernya menjadi
Calon Presiden/ Wakil Presiden
dibandingkan dengan ekstabilitas partai yang sekadar
menjadi pengusung ? partai apa saja yang
mendaptkan dampak positif paling signifikan dari keserentaan
Pilpres dan Pileg ini ? seberapa
senjang ekstabilitas Pilpres dengan Pileg ? kemanakah
para pemilih partai mengarahkan
pilihannya dalam Pilpres ? Apakah mereka bersetia pada
pengusungan Capres dan Cawapres
oleh partai pilihannya?
Survei di 73 dapil ini memperlihatkan bahwa Pilpres
memang memiliki peranan membentuk
kecenderungan pemilihan dalam pileg.sejumlah cukup
signifikan pemilih (46,1%) menyatakan
memilih partai politik dalam pileg yang kadernya menjadi
capres atau cawapres. Sementara itu
pemilih yang memilih partai dalam pileg yang ikut
mengusung Capres atau Cawapres pilihan
mereka ada dalam jumlah lebih kecil sekalipun tetap
signifikan (33,1persen)
Data lain yang menarik adalah terlihatnya kesenjangan
antara gabungan elektabilitas partai
para pengusung Capres Cawapres dengan elektabilitas
Capres Cawapres yang diusungnya.
Agregat elektabilitas Jokowi Makruf Amin di 73 dapil
adalah 40,4% gabungan elektabilitas
partai partai pengusung Kandidat 01 ini adalah 67,4 %
artinya ada kesenjangan sebesar 27%
diantara kedua angka elektabilias itu.
Kesenjangan juga terjadi antara agregat elektabilitas
Prabowo Sandi dengan gabungan
elektabilitas partai partai pengusungnya. Elektabilitas
Prabowo Sandi adalah 25,8% sementara
itu gabungan elektabilitas partai partai pengusungnya
adalah 32%, maknanya ada kesenjangan
sebesar 6,2 %.
Temuan lain dari survey di 73 dapil ini adalah masih
menyebarnya preferensi pilihan Capres
dan Cawapres dari para pemilih partai politik, dua partai
politik yang kadernya menjadi Capres
yaitu PDIP dan Gerindra, memiliki preferensi paling tegas
Capres Cawapres yang di usung
partainya. Hampir 2/3 (tepatnya 74,6%) pemilih PDIP
menjadi pemilih Jokowi Amin,sementara
itu 68,8% pemilih Gerindra menjadi pemilih Prabowo Sandi.