Istighfar Kunci Meraih Rezeki Berlimpah Yang Penuh keberkahan

/ 23 Mei 2025 / 5/23/2025 08:26:00 AM

Khutbah Jumat Singkat: Rezeki Mengalir Berkah dari Amalan yang Sering Dilupakan

Jum'at, 23 Mei  2025 | 07:59 WIB

Khutbah Jumat Singkat: Rezeki Mengalir Berkah dari Amalan yang Sering Dilupakan

(Perbanyaklah istighfar, Subhanallah, walhamdulillah,Allohu Akbar)

Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ


Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt atas nikmat dan karunia yang dicurahkan  kepada kita semua ,

sehingga kita bisa hadir untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat berjamaah siang kali ini.

 Shalawat serta salam, mari kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw yang senantiasa menjadi teladan kita dalam bersyukur kepada Allah. Semoga kita senantiasa menjadi umat Nabi Muhammad yang terus mendapatkan tambahan nikmat dan rezeki dari Allah dan selalu dalam lindungan-Nya. 


Ijinkanlah Pada Hari Jum'at yang penuh Berkah dan Merupakan Hari terbaik atau  Sayyidul Ayyam ini, khatib berwasiat khususnya  Untuk Diri Sendiri dan Para Jama'ah Sholat Jum'at pada Umumnya ;

 "Mari kita senantiasa meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Sang Khaliq Allah SWT yang merupakan Dzat pemberi nikmat dan berhak atas apa yang terjadi di muka bumi dan kehidupan kita sebagai Makhluk nya. 

 Dengan cara Menjalankan Perintah perintahnya dan Menjauhi atau Meninggalkan Larangan larangannya dengan Sungguh sungguh Penuh ke ikhlasan Berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Muhammad SAW.


Ketakwaan menjadi modal penting agar kita senantiasa mendapatkan Karunia dan  rezeki  sekaligus  mendapatkan solusi dari setiap permasalahan yang kita hadapi.



Sebagaimana Allah Swt berfirman:


وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا


Artinya, “ BarangSiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At-Thalaq: 2-3).
 

jamaah shalat Jumat rahimakumullah 

Setiap kita tentu menginginkan rezeki yang lancar dan penuh keberkahan..

Rezeki memiliki berbagai macam  jenisnya , baik yang bersifat materi maupun non-materi. 

Beberapa jenis rezeki yang sering disebutkan dalam ajaran Islam di antaranya

1. Rezeki yang sudah dijamin oleh Allah,.

2. Rezeki karena usaha,

3. rezeki karena bersyukur.

4. Rezeki tak terduga, rezeki karena sedekah.

5.Rezeki karena anak.

 6. rezeki karena menikah.

 Selain itu, Rezeki juga bisa berupa kesehatan, ketenangan, ilmu, dan lain-lainnya.

Jamaah Sholat Jum'at Rahimakumullah 

 Perlu kita Fahami, Tidak semua orang menyadari bahwa  Rezeki Didatangkan Oleh Alloh Dengan Beberapa Kunci / Cara,Baik  dengan Do'a ,Usaha maupun Ikhtiar Oleh Manusia.

Salah satu Cara / kunci utama untuk membuka pintu rezeki terletak pada lisan dan hati yang senantiasa dipenuhi dengan istighfar, yaitu Permohonan Ampun kepada Allah swt. 

Istighfar bukan sekadar ucapan ritual, melainkan bentuk kesadaran dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Allah swt. Dalam Al-Qur’an surat Nuh ayat 10-12 disebutkan:


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ


Artinya, “Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.(Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. Memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.”
 

Syekh Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki dalam Kitab Hasyiyatus Shawi 'ala Tafsiril Jalalain  juz IV, halaman 326, menyebutkan bahwa istighfar menjadi kunci dari berbagai permasalahan seperti sempitnya rezeki dan berbagai permasalahan yang komplek


Diriwayatkan dari Al-Hasan, suatu ketika datang kepadanya orang-orang dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya,

 Orang pertama mengadu tentang kondisi ekonominya yang begitu terpuruk. Kebutuhan keluarga yang ia tanggung tak dapat ia cukupi. 

Orang kedua mengadu tentang kondisi di mana ia belum dikarunia keturunan oleh Allah swt. Ia menginginkan buah hati sebagai penerusnya. 

Orang ketiga adalah seorang petani yang tidak pernah mendapatkan hasil maksimal dari tanamannya,Selama bercocok tanam, ia selalu menghadapi permasalahan seperti hama dan kekeringan yang melanda.


Mendengar keluhan dari orang-orang tersebut, Al-Hasan hanya menjawab dengan satu kalimat:


اِسْتَغْفِرِ اللهَ


Artinya, "Bacalah istighfar, mintalah ampunan kepada Allah."


Mendengar jawaban yang singkat ini, Rabi' bin Shahib pun memberanikan diri untuk bertanya:


“Wahai Al-Hasan, banyak orang yang mendatangimu dengan mengadukan berbagai hal dan meminta (pertolongan) bermacam-macam kepadamu. Tapi mengapa hanya istighfar yang kau jadikan sebagai solusi jalan keluar?".

 Al-Hasan pun terdiam, kemudian ia hanya membacakan Surat Nuh ayat 10-12 ini.


Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah 


Kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa memohon ampun dengan senantiasa membaca istighfar mampu menjadi solusi dari berbagai permasalahan. 

Rasulullah pun telah mengajarkan kita berbagai redaksi bacaan istighfar di antaranya adalah Sayyidul istighfar yakni:
 


اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ


Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.” 


Dalam kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi dianjurkan untuk memasukkan Sayyidul Istighfar ke dalam doa harian. 

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Syaddad bin Aus:


وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ


Artinya, “Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”


Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Demikianlah upaya-upaya batin yang perlu kita lakukan agar kita senantiasa mendapatkan rezeki berkah dan lancar dari Allah SWT melalui bacaan istighfar. 

Semoga kita bisa mengamalkan istighfar dalam setiap langkah kehidupan kita di dunia. Amin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ


Khutbah II
 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً. اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ ﷲ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ
 

إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ، يٰۤـاَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا
 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأْهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
 

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْب



Team redaksi 

 H. Abd.Wahid Irvanto

Komentar Anda

Berita Terkini