POLICEWATCH-MATARAM.
Deburan ombak di pesisir Nusa Tenggara Barat (NTB) tak hanya membawa cerita tentang tantangan hidup para nelayan, tetapi juga tentang hadirnya secercah harapan dari Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda NTB. Melalui program "Polisi Penolong", korps Bhayangkara ini bertransformasi menjadi "sahabat nelayan" yang tak hanya menjaga keamanan laut, tetapi juga mengulurkan tangan membantu meringankan beban ekonomi.
Di bawah komando Kombes Pol Boyke F.S. Samola, S.I.K., M.H., Ditpolairud Polda NTB menggelar aksi nyata dengan menyalurkan bantuan sosial (bansos) langsung kepada para nelayan yang membutuhkan. Kapal Polisi XXI-1001 yang biasanya gagah berpatroli, kali ini membawa misi kemanusiaan dengan mengantarkan bantuan ke kantong-kantong nelayan di sepanjang pesisir NTB.
"Kami ingin hadir sebagai solusi, bukan hanya sebagai penegak hukum," tegas Kombes Pol Boyke. "Polisi Penolong" bukan sekadar aksi karitatif, tetapi juga upaya membangun jembatan hati antara polisi dan masyarakat. Dengan berinteraksi langsung, mendengarkan keluh kesah, dan memberikan bantuan yang tepat sasaran, diharapkan tumbuh kepercayaan dan sinergi yang kuat antara aparat dan warga pesisir.
Lebih dari sekadar materi, "Polisi Penolong" juga membawa pesan tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di laut. Dengan menggandeng tokoh masyarakat dan komunitas nelayan, Ditpolairud Polda NTB mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan laut, mencegah praktik ilegal fishing, serta menciptakan suasana kondusif bagi aktivitas ekonomi masyarakat pesisir.
"Semoga sentuhan humanis ini dapat mengubah pesisir NTB menjadi pelabuhan harapan bagi para nelayan," pungkas Kombes Pol Boyke. "Polisi Penolong" adalah bukti bahwa polisi bukan hanya pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kehidupan masyarakat pesisir NTB.
Mamen
