 |
Kades mekar mulya dan Pengacara
|
Majalengka, Policewatch.news- Kasus dugaan intimidasi verbal terhadap 4 (empat)
wartawan online daerah kabupaten Majalengka masuk ke ranah pemeriksaan
keterangan oleh penyidik TIPIDTER polres Majalengka, pada selasa.(13/10/2020) kades mekarmulya di jadwalkan penyidik
Polres Majalengka unit TIPIDTER untuk di mintai keterangan terkait persoalan
yang di laporkan (Ato) seorang wartawan media online
Sejumlah wartawan berkisar antar 15 sampai 20 orang
berkumpul menunggu kedatangan kades mekar mulya, Oom tarkam yang di jadwalkan
hadir pada pukul 13:00 WIB
BACA JUGA : Togel di sinyalir masih marak di Majalengka, masyarakatharap APH berangus sampai akar nya
selain sebagai bentuk solidaritas profesi jurnalis, awak media yang hadir juga menunggu
informasi kelanjutan kasus tersebut untuk naik di pemberitaan
Pada pukul 13:00 WIB, Kepala desa mekar mulya hadir
bersama rombongan APDESI (asosiasi perangkat desa seluruh indonesia) kabupaten
Majalengka dan juga sejumlah kepala desa yang tergabung ke dalam wadah FKDK (forum kepala desa kawasan)
BACA JUGA : Dugaan Korupsi Bansos BST tani di Desa pancaksuji
Di Dampingi pengacara, Oom terlihat lebih banyak
diam ketika pihak media berupaya mewawancarai selepas proses verbal kepala desa
tersebut oleh penyidik, menurut pengacara nya pihak nya belum bisa memberikan
komentar karena proses verbal belum selesai
Terpisah, Duki, Ketua APDESI kabupaten Majalengka mengatakan
kepada awak media, bahwa diri nya dan rombongan APDESI datang mendampingi
adalah sebagai bentuk solidaritas profesi, terkait salah dan benar itu di
serahkan kepada Aparat hukum
BACA JUGA :Pemdes kawunghilir Di Duga" manfaatkan" Petani
Penerima BST
“ saya selaku ketua APDESI dan rombongan mendampingi
sebagai bentuk solidaritas profesi, masalah salah dan benar kita serahkan ke
penyidik (aparat hukum, RED) “ tutur nya
Sebelumnya, dalam pemberitaan
dengan judul (Ato : " intimidasi wartawan oleh kades mekar mulya bukan
HOAX!, kami punya bukti rekaman video") di ceritakan oleh Ato dirinya dan rekan yang lain belum
sempat mengkonfirmasi apa yang hendak di tanyakan namun oom langsung
mengeluarkan kata kata yang terkesan mengintimidasi
"
kami itu ketika datang belum sempat menanyakan hal yang hendak di konfirmasi,
namun kuwu sudah langsung saja mengeluarkan kata kata mengancam, sepertinya
kedatangan kami sudah di ketahui kepala desa hendak menanyakan perihal dugaan
potongan bansos " tambah nya
BACA JUGA : Luar biasa! begini Cara Pemdes cipinang, Di duga CariKeuntungan Dari proyek Desa
Saat
awak media mendatangi kantor desa Mekarmulya dan bertemu langsung dengan bapak
Oom Tarkam selaku kepala desa Mekarmulya.
Ironis
dengan lantang Oom didampingi salah satu perangkat desanya melontarkan kata
kata yang tidak pantas diungkapkan oleh seorang kepala desa yang menjadi
pengayom masyarakat. Namun rupanya perkataan ini layaknya diungkapkan oleh
orang yang tidak beradab dan tidak pernah makan bangku sekolahan.
“Mohon
maaf saya tidak ada niatan untuk melecehkan profesi wartawan, cuma mereka pada
kenal sama saya dan sayapun dulunya pernah aktif jadi wartawan jadi saya tau
semuanya tentang sepak terjang awak media.
BACA JUGA : Keterangan domisili jadi Modus kecurangan untuk Pengambilandana BST tani
Makanya
kalau wartawan yang pernah berkunjung kesini tidak ada yang macam macam
semuanya baik baik untuk silaturahmi bukannya membawa masalah”.
Lanjut
Oom dengan nada mengancam,
“Tapi
sikap saya tergantung sikap tamu yang datang, kalau tamu datang secara baik
saya balas dengan kebaikan tapi kalau datang membawa masalah dan mau bikin
ricuh disini, saya tiak akan tinggal diam dan pantang untuk menghindar
BACA JUGA : Proyek Rehab Dan Pembangunan Perpustakaan di SDN V LemahPutih di duga Jadi Ajang Mencari Keuntungan
“Maehan
nyawa hiji moal matak hanyir” (red “Membunuh satu orang tidak akan ketahuan”)
mau pakai cara halus dengan santet atau mau bunuh langsung dengan tangan, bagi
saya hal itu sangatlah gampang karena dulu sebelum jadi kades saya sudah biasa,
coba tanya banyak rekan saya anggota organisasi ataupun preman, mereka semuanya
tau sifat saya.
Saya
menjadi kepala desa menjalankannya dengan wajar dan mengenai pembagian BLT
Covid itu hal yang wajar kalau ada masyarakat yang ngasih uang karena mereka
bermaksud balas budi pada pihak desanya dengan cara ngasih uang lewat RTnya dan
perlu dimaklumi kalau ada RT yang sampai berani meminta karena SDMnya perlu
pemakluman” tambah Oom dengan nada angkuh.
Laporan
Tim
Policewatch Majalengka