Benteng Prabowo: Bela KPU, Hasto Takut Jokowi-Maruf Kalah


REPORTER : Yanto
Ketua Umum Benteng Prabowo, Syafti Hidayat

Jakarta (policewatch.news) - Sikap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang seolah-olah membela Komisi Pemilihan Umum (KPU) dikritisi. Hasto dinilai takut Joko Widodo-Maruf Amin kalah di ajang Pilpres 2019.

Menurut Ketua Umum Benteng Prabowo, Syafti Hidayat, kesalahan input data perolehan suara capres-cawapres di aplikasi Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) sangat menguntungkan kubu 01 dan merugikan Prabowo-Sandiaga.

"Yang pasti petahana yang dibela Hasto takut kalah dalam Pemilu dan Pilpres," Sabtu (19/4).

Perlu diketahui, KPU sudah mengakui bahwa sejauh ini ada 9 tempat pemungutan suara (TPS) yang petugasnya salah menginput data C1. TPS itu tersebar di beberapa provinsi, di antaranya 1 TPS di Maluku, NTB, Jawa Tengah, Riau dan Jakarta Timur dan lain-lain.

Namun bukannya mengritisi kesalahan dari KPU, Hasto malah seakan membela dengan mengatakan kalau kesalahan input itu hanyalah kesalahan dalam teknis perhitungan.

Syafti pun mempertanyakan kewenangan Hasto dalam mengeluarkan pernyataan semacam itu.

"Hasto tak boleh campuri yang bukan urusannya. Urusan KPU biarlah KPU yang mengurus," pungkas Syafti yang juga Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) ini

Sejarah Baru : Kinerja KPU Terburuk Sepanjang Pemilu Di Indonesia


Sejarah Baru Kinerja KPU Terburuk Sepanjang Pemilu Di Indonesia



Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini dinilai terburuk sepanjang sejarah pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia.
 Reporter :MRI
Peneliti politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah

Jakarta (POLICEWATCH.NEWS) - Peneliti politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah melihat banyaknya laporan kecurangan yang terjadi selama proses pemungutan suara.

"Setidaknya sepanjang 12 kali Pemilu, tidak ada yang lebih buruk dari penyelenggaraan kali ini. Selain persoalan administratif hingga kualitas logistik pemilihan, massifnya laporan kecurangan semakin menguatkan argumen bahwa KPU berkinerja buruk, dan ini Kinerja KPU Terburuk Sepanjang Pemilu Di Indonesia,  katanya.

KPU 
Melihat kondisi itu, Dedi khawatir bahwa legitimasi hasil Pemilu 2019 dipertanyakan publik.

"Setiap kemungkinan selalu ada, termasuk resiko delegitimasi hasil Pemilu jika kecurangan sekecil apapun tidak segera direspon oleh pihak berwenang," tuturnya di Jakarta, Rabu (17/4).

Dedi menekankan, Pemilu seharusnya tidak saja menjadi ajang pergantian kekuasaan, tetapi sarana pembangunan yang lebih baik.

"Untuk itu Pemilu tidak boleh tercederai dengan kecurangan," tegasnya.

Disinggung soal hasil hitung cepat yang dipublikasikan berbagai lembaga survei, Dedi menilai hal itu tidak bisa dijadikan rujukan utama.

"Hitung cepat dari lembaga bereputasi boleh kita percaya, meskipun tidak bisa dijadikan rujukan utama, ia hanya menggambarkan sesuai sample yang digunakan," terangnya.

"Tetapi yang menjadi persoalan, apabila hasil hitung cepat itu dimanipulasi, atau ada kesengajaan memilih karakter wilayah yang memang sudah menjadi basis pemilih kubu tertentu." imbuh Dedi.

Itulah sebabnya selalu ada sisi gelap hitung cepat. Saran dia, cara terbaik dengan menghitung konvensional dari TPS ke TPS.

Sebelum Kotak dan Surat Suara Dibakar, Listrik Sempat Dipadamkan


Reporter : Syamsuri 


Sebelum penganiayaan salah satu anggota Panwascam, massa telah membakar kotak dan surat suara di Desa Koto Padang, Kecamatan Tanah Kampung kota Sungai Penuh, Jambi, Kamis (18/4/2019)

Jambi (Policewatch.news) - Sebelum penganiayaan salah satu anggota Panwascam, massa telah membakar kotak dan surat suara di Desa Koto Padang, Kecamatan Tanah Kampung kota Sungai Penuh, Jambi, Kamis (18/4/2019) pukul 01.00 WIB.

Anggota PPK Tanah Kampung, Rudi Hartono, saat dikonfirmasi mengakui adanya pembakaran kotak suara di Desa Koto Padang tersebut. “Benar, kami mendapat laporan sekitar pukul 4.30 WIB subuh tadi. Katanya kotak suara sudah dibakar oleh orang tak dikenal (OTK),” katanya.

Sampai saat ini dia mengaku belum mendapat laporan rinci berapa jumlah kotak suara yang dibakar tersebut. “Belum ada kepastian soal jumlah yang dibakar,”jelasnya.

Rudi menambahkan, sekitar pukul 1.00 Wib dini hari, PPK masih berkoordinasi dengan petugas PPS. Saat itu, sedang dilakukan salinan C1. Namun sekitar pukul 4.30 WIB ada laporan terjadi kerusuhan di TPS. “Paginya kami mendapat info dari kepolisian yang datang ke lokasi kejadian, bahwa kotak suara telah dibakar,” tuturnya.

Di Koto Padang sendiri jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada sebanyak lima lokasi. “Jumlah DPT sekitar 1.000 lebih. Kita tidak tahu apa semua kotak dibakar atau hanya sebagian,”bebernya.

Informasi yang didapat, sebelum kerusuhan terjadi listrik di TPS sempat padam diduga sengaja dipadamkan orang tak dikenal (OTK), Setelah itu ada beberapa OTK masuk ke TPS sehingga petugas KPPS ketakutan.

“Memang sempat ribut-ribut, setelah itu paginya diketahui kotak suara sudah dibakar,” terang sumber yang enggan disebut namanya.

Bawaslu Sebut Ribuan KPPS di Pemilu 2019 Tidak Netral


Reporter ; Fauzyiah
Komisioner Bawaslu Afifudin
"Pengawas Pemilu menemukan KPPS di 4.859 TPS yang mengerahkan pemilih untuk memilih calon tertentu," kata Afif di kantornya, Jakarta, Rabu (17/4).
Jakarta, (POLICEWATCH.NEWS)- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) mencatat setidaknya ada ribuan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di sejumlah TPS pada Pemilu 2019 yang tidak netral. Mereka mengerahkan pemilik suara untuk memilih calon tertentu.

Komisioner Bawaslu Afifudin menyatakan KPPS disumpah untuk netral dan independen dalam menjalankan tugasnya.

"Pengawas Pemilu menemukan KPPS di 4.859 TPS yang mengerahkan pemilih untuk memilih calon tertentu," kata Afif di kantornya, Jakarta, Rabu (17/4).


Ia juga mengatakan pengawas Pemilihan Umum mencatat terdapat KPPS yang mencoblos sisa surat suara yang tidak terpakai. Setidaknya hal tersebut terjadi di sekitar 860 TPS. "Ada pula KPPS yang memutuskan menutup TPS sebelum pukul 13.00 waktu setempat hal ini terjafi di 3.066 TPS," katanya.

Afif mencatat terdapat mobilisasi Pemilu untuk menggunakan hak pilih di 436 TPS. Ada juga saksi yang menggunakan atribut dengan unsur atau nomor urut peserta Pemilu di 2.497 TPS.

Lebih lanjut, Bawaslu mencatat total laporan masalah Pemilu yang masuk mencapai 121.993. Afif mengatakan laporan ini merupakan respon cepat dan datanya akan terus bergerak.

Meski banyak laporan soal masalah Pemilu, ia mengapresiasi penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019. Ia menghargai usaha maksimal dari seluruh penyelenggara Pemilu baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu, dan DKPP. "Tanpa mengurangi rasa hormat, kami mengapresiasi usaha maksimal yang sudah sama-sama kita lakukan tentu konsekuensi amanat Undang-undang seperti Bawaslu memang harus lakukan pengawasan itu potret singkat pengawasan untuk memastikan Pemilu diawasi, Pemilu berintegritas," pungkasnya.

Polisi Selidiki Kasus Vandalisme Pencoretan dinding Masjid dengan Gambar alat Kelamin Pria




Reporter : MRI
Masjid Jami Nurul Falah, Cilandak, Jakarta Selatan, menjadi sasaran aksi vandalisme berupa pencoretan dindingnya dengan gambar alat kelamin pria pada Kamis (18/4) dini hari.

 Kronologi Vandalisme di Dua Masjid: Pelaku Gertak Jemaah
Jakarta, (POLICEWATCH.NEWS)- Masjid Jami Al-Hikmah dan Masjid Jami Nurul Falah, Cilandak, Jakarta Selatan, menjadi sasaran aksi vandalisme berupa pencoretan dindingnya dengan gambar alat kelamin pria pada Kamis (18/4) dini hari.

Kejadian seperti ini disebut baru pertama kali dialami oleh kedua masjid yang hanya berjarak 2 kilometer itu. Petugas Masjid Jami Al-Hikmah Kibay mengatakan kejadian itu bermula saat orang tak dikenal yang menggunakan motor langsung mencorat-coret beberapa titik yang berada di Masjid Jami Al-Hikmah, pada pukul 04.22 WIB.

"Jadi jam 04.22 ceritanya ada satu orang naik motor dengan ciri-ciri [mengenakan] helm merah full face, jaket hitam, celana pendek blue jeans, dia nyoret-nyoret titik satu, dua, tiga, empat. Setelah itu dia jalan santai anggap enggak ada apa-apa," kata Kibay, di kawasan Cilandak, Jakarta, Kamis (18/4).

Kibay juga mengatakan pelaku melakukan aksi corat-coretnya sekitar 5 atau 6 menit. Ia juga mengatakan kondisi di dalam masjid sudah ramai orang-orang yang akan melaksanakan salat subuh berjemaah.
"Sendiri sekitar 5 atau 6 menit lah. Udah ramai di dalam," ujar Kibay.

Di tempat yang sama, Rusdi, pemilik warung seberang masjid yang juga merupakan saksi mata, menyebut pelaku vandalisme menggunakan motor Jupiter MX meski pelat nomornya tak diketahui. Saat itu, kata dia, pelaku beraksi masih menggunakan helm.

"Langsung masuk sini, langsung nyoret-nyoret. Sempet ditegor saya samperin sama temen saya, 'lu lagi ngapain, lu kalau berani sini,' kata temen saya gitu," katanya.
"Eh dia ngata-ngatain malah, naik motor, [berteriak] 'Allahuakbar', langsung ke sana," ucap pria berusia 39 tahun itu.

Terpisah, saksi mata di masjid Jami Nurul Falah, Mansur (60), mengatakan aksi pelaku terjadi tak jauh dari aksi pertama.

"Jam 4 lewat sebelum azan," kata Mansur.

Senada, lanjutnya, pelaku juga menggunakan helm hitam full face dan menggunakan celana pendek. Ketika pelaku beraksi, Mansur mengatakan motornya diletakkan di pinggir jalan.

"Iya pake [pakai helm], warna hitam [helm], pake celana panjang," ucap dia.

Mansur mengaku sempat didatangi pelaku saat hendak memberitahu beberapa orang yang berada di dalam masjid. Pelaku sempat melontarkan pertanyaan kepada dia.
"Dia samperin saya langsung bilang 'Mau marah ya, marah ya?' Bilang begitu, saya enggak jawab apa-apa, saya enggak berani," ujar dia.

Setelah bertanya, Mansur menyebut pelaku melanjutkan aksinya dengan mencoret-coret di tiang masjid untuk kemudian pergi.

Mansur juga mengatakan ada tiga titik yang dicorat-coret oleh pelaku di masjidnya itu.
"Tiga [gambar di masjid]; pintu masjid, samping pintu masjid, sama tiang masjid," ujarnya.

"Enggak sampai 15 menit, kira-kira 2 menit lah," Mansur menambahkan.

Dia mengaku sempat dimarahi oleh beberapa orang di dalam masjid karena tidak berteriak.
"Akhirnya saya dimarahin kenapa enggak berteriak. Saya kan enggak berani," kata dia.

Kepolisian, lanjutnya, datang ke Masjid Jami Nurul Falah pada pukul 06.30 pagi.

Sampai saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini. Polisi telah memeriksa rekaman CCTV yang ada di Masjid Jami Al-Hikmah.

"Kita sudah periksa CCTV," kata Kapolsek Cilandak Kompol Kasto Subki saat dikonfirmasi, Kamis (18/4).
 Sumber : cnnindonesia.com

Prabowo-Sandi unggul 82 persen di Aceh


Reporter: Jasmani
Ketua BPN Prabowo-Sandi Provinsi Aceh, Muzakir Manaf memberikan keterangan kepada awak media, Kamis (18/4/2019). (Foto: jasmani.)

Banda Aceh (POLICEWATCH.NEWS) - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Provinsi Aceh Muzakir Manaf menyatakan pasangan nomor urut dua tersebut unggul sementara sebesar 82,2 persen di Provinsi Aceh pada Pemilu yang berlangsung serentak 17 April 2019.

"Berdasarkan hasil pemungutan suara Pilpres 2019 di 23 kabupaten/kota se-Aceh yang kami terima yakni form rekapitulasi C1 per TPS sampai pukul 16.00 WIB pasangan Prabowo-Sandi menang di Aceh," katanya kepada awak media di Banda Aceh, Kamis.18/04

Ia menyebutkan jumlah pemilih tetap di provinsi ujung paling barat Indonesia itu berjumlah 3.523.774 pemilih dengan jumlah suara sementara yang masuk 1.5566.753 suara atau sebesar 44,5 persen dari jumlah pemilih tetap.

Dengan perolehan suara sementara untuk pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma"ruf Amin sebesar 226.356 suara atau 14,4 persen dan untuk pasangan Prabowo-Sandi sebesar 1.287.996 suara atau sebesar 82,2 persen.

"Kami menyimpulkan Aceh berhasil meraup suara sebesar 90 persen untuk Prabowo-Sandi dan ini melebih dari target semula yakni 85 persen. Kami perkirakan angka ini akan berada pada pada 93 persen untuk kemenangan Prabowo-Sandi di Aceh sebab saat ini data terus masuk," kata Muzakir yang didampingi Sekretaris BPN Prabowo-Sandi Provinsi Aceh Marzuki, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera Gufran Zainal Abidin, Tu Bulqaini dan Anwar Ahmad.

Ia juga mengajak semua pihak untuk mengawal seluruh suara yang telah diberikan oleh rakyat Aceh kepada Prabowo-Sandi sampai dengan pengumuman oleh Komisi Pemilihan umum (KPU) RI.*


ANALISIS Gagalnya Jokowi Tembus Benteng Prabowo di Jawa Barat


Repor : MRI
 
Jokowi dan Ma'ruf belum bisa menembus dominasi Prabowo di Jawa Barat di Pilpres 2019
Jakarta, (POLICEWATCH.NEWS)-- Prabowo Subianto diprediksi kembali unggul di Jawa Barat di Pilpres 2019. Berdasarkan hasil hitung cepat CSIS dengan 100 persen suara masuk hingga Kamis (18/4), Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno meraup 61,24 persen suara. Jumlah ini selisih cukup jauh dengan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin yang memperoleh 38,76 persen suara.

Hasil hitung cepat ini seolah mengulang perolehan suara Pilpres 2014. Prabowo yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa menang telak di Jabar dengan perolehan suara mencapai 59 persen. Sementara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya memperoleh sekitar 40 persen suara.

Pengamat politik Universitas Padjajaran Firman Manan mengatakan, dominasi suara untuk Prabowo-Sandi di Jabar tak lepas dari karakteristik religius pemilih di tanah pasundan. Selain itu, sejumlah isu yang diembuskan sejak Pilpres 2014 mulai dari PKI hingga kriminalisasi ulama yang ditudingkan pada Jokowi juga dinilai 'berhasil'.

"Nyaris tidak ada perubahan suara dari 2014. Artinya basis massa Prabowo memang cukup kuat dan kelihatannya terawat didukung isu terkait sentimen agama ini," ujar Firman kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/4).

Berbagai dukungan dari ustaz beberapa waktu belakangan juga dinilai berpengaruh pada perolehan suara Prabowo-Sandi di Jabar. Sebut saja ustaz Abdul Somad, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym, hingga Adi Hidayat. 

"Itu ikut memberi pengaruh cukup besar pada para pemilih," katanya. 
Di sisi lain, minimnya perolehan suara Jokowi-Ma'ruf di Jabar tak lepas dari kinerja mesin partai pengusung calon nomor urut 01 itu yang tidak maksimal. Firman mengatakan, dari sejumlah partai pengusung, hanya PDIP yang dinilai secara penuh mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf. Sementara partai lain dianggap hanya fokus pada pemenangan pemilu legislatif.

Firman menyebutkan salah satunya adalah Golkar. Partai berlambang beringin itu dinilai memiliki rekam jejak cukup baik di Jabar dengan berada di peringkat tiga besar. Sementara PPP sendiri juga dinilai memiliki basis massa tradisional yang cukup besar di Priangan Timur.

"PKB juga sebenarnya cukup kuat di Cirebon. Mestinya kalau mesin partai efektif bekerja, (selisih) angkatnya tidak sejauh ini," ucap Firman. 
 
Faktor lain yang turut berpengaruh adalah dukungan kepala daerah yang juga tak maksimal pada Jokowi. Padahal, menurut Firman, mayoritas kepala daerah di Jabar mendukung Jokowi-Ma'ruf, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang telah mendeklarasikan dukungan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, mantan wali kota Bandung itu ikut dalam kampanye Jokowi-Ma'ruf.

Wali Kota Bogor yang juga kader Partai Amanat Nasional Bima Arya bahkan terang-terangan mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Tapi kelihatannya kepala daerah ini tidak melakukan kerja politik yang efektif sehingga tidak ada perubahan. Hanya sekadar deklarasi. Belum lagi isu-isu kepala daerah harus cuti atau kinerja Ridwan Kamil yang dianggap tak beres di Jabar," tuturnya. 
 
Firman mengatakan, tingginya perolehan suara Prabowo-Sandi ini juga tak lepas dari fenomena yang terjadi di pemilihan gubernur Jabar pada 2018.

Saat itu, meski Ridwan Kamil meraih suara tertinggi, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung Gerindra-PKS mampu mendongkrak perolehan suara hingga berada di posisi dua. Hasil ini berbeda dengan sejumlah survei yang selalu menempatkan Sudrajat-Syaikhu di posisi ketiga di bawah pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyana.

"Sebelum pilgub Jabar elektabilitas Jokowi sebenarnya sudah lumayan. Tapi kemudian fenomena pilgub Jabar ini memengaruhi. Muncul tagar 2019 ganti presiden dan momentum itu yg terus dijaga sampai sekarang," ujarnya.
 
Pola serupa juga terjadi di DKI Jakarta. Dari sejumlah hasil hitung cepat, Jokowi-Ma'ruf hanya unggul tipis dengan Prabowo-Sandi. Menurut Firman, hal itu juga dipengaruhi pola yang terjadi dalam Pilgub DKI 2017 dan sejumlah aksi bela Islam berjilid 411, 212, hingga 313 yang beberapa kali digelar.

"Gerakan ini juga berpengaruh karena secara langsung atau tidak memberikan delegitimasi dalam pemerintahan Jokowi. Dari situ kemudian didorong untuk dukung Prabowo," ucapnya.

Hal senada disampaikan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego. Ia menilai, basis massa Islam yang kuat di Jabar menjadi faktor tingginya perolehan suara Prabowo-Sandi. Keberhasilan ini tak lepas dari kinerja PKS sebagai salah satu pengusung calon nomor urut 02 itu di Jabar.

"Saya kira itu karena PKS-nya. Jabar ini cukup besar didukung pemilih PKS, meski gubernurnya bukan PKS lagi," katanya. 

Berbalik dengan provinsi Jawa Tengah yang perolehan suaranya lebih didominasi pasangan Jokowi-Ma'ruf. Berdasarkan hasil hitung cepat CSIS dari 99,66 persen suara yang masuk, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 77,32 persen. Sementara Prabowo-Sandi hanya 22,68 persen.

Indria mengatakan, keunggulan Jokowi dipengaruhi basis massa yang cukup besar di wilayah tersebut. Selain itu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga berasal dari PDIP.

"Jadi memang selain basis massa, kalau di Jateng gubernurnya juga banyak berpengaruh," kata Indria.


Irjen.Pol.CondroKirono : DiJateng Pelaksanaan Pemilu 2019 Relatif Kondusif

Reporter : M. Taufiq.Sapta
Dari kiri: Pangdam IV Dip. Mayjen TNI Muh.Effendi, Ganjar Pranowo, Ahmad Daroji
(MUI Jateng), Kapolda Jateng Irjen Pol. CondroKirono dan Sekda Prov Jateng Sri Puryono.
Foto: M. Taufiq.Sapta.

Semarang ( PoliceWatch.News)- Pesta Demokrasi Bagi rakyat Indonesia baru saja usai dilaksanakan , rakyat Indonesia sudah memberikan hak suaranya baikuntuk Pilpres maupun Pileg di pemilu 2019 yang pertama kali dilaksanakan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia. Namun kita semua menunggu hasilnya setelah KPU Pusat secara resmi mengumumkan pemenangnya khususnya pada Pilpres yang baru saja dilaksanakan rabu, 17/4/2019.

Irjen Pol. CondroKirono selaku Kapolda Jateng dalam pernyataannya menuturkan, Saat pelaksanaan pemilu 2019 yang digelar secara serentak di sejumlah daerah khususnya di Jateng berlangsung aman, tenang dan kondusif, meski di beberapa daerah disinyalir adaerah yang cukup rawan, Ucapnya.

Condro menuturkan, Kami bersama Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Muh. Effendi berkeliling dan memanyau ke sejumlah daerah diantaranya Solo raya dan Temanggung semuanya berjalan lancar, aman dan relatif kondusif, Ucapnya. Hal ini di sampaikan saat menggelar jumpa pers bersama gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Muh Effendi di kediaman gubernur Jateng di Puri Gedeh jalan gajahmungkur Semarang, Kamis 18/4/2019.

“ Kami akan tetap mengamankan seluruh thapan pemilu 2019 sampai selesai pasca pencoblosan. Prioritas pengamanan oleh tim pengaman kami focuskan pada penjagaan rekapitulasi surat suara di Kecamatan hingga kabupaten Kota dan sampai Provinsi, Ucapnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengatakan, masyarakat sangat antusias menyambut pemilu 2019 pesertanya kali ini meningkat dibanding tahun2014 lalu, hal ini terlihat pada padatnya TPS TPS ramai dikunjungi oleh warga untuk memberikan hal pilihnya terutama saat berlangsungnya pencoblosan, warga rela antre dengan
sabar.
Gubernur Jateng ganjar Pranowo, di tengah tengah para Wartawan. Foto: M.TaufiqSapta.

Peaksanaan pemilu 2019 di Jateng menurut Ganjar ada sejumlah problem yang ditemukan dalam pemungutan suara seperti surat suara tertukar, keliru dalam memasukkan surat suara pada kotak suara kardus, kelebihan surat suara,kesalahan administrasi namun relatif kecil, secara keseluruhan rata rata berjalan lancar,” tuturnya.

Saat jumpa pers Ganjar Pranowo di dampingi oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol. CondroKirono, Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI, Muh. Effendi,Ketua KPU ,Ketua MUI Jateng, Achmad Daroji, Ketua Bawaslu, jajaran Forkompimda.

Bupati Lahat Cik Ujang Dan Istri Gunakan Hak Pilih Di TPS 18 Di Bandar Jaya.

Reporter.  : Bambang.MD
Bupati Lahat Cik Ujang SH didampingi istrinya Rabu (17/4) gunakan hak pilihnya di TPS 18, Kelurahan Bandar Jaya.Kota Lahat.

LAHAT - (policewatch.news) - 
Bupati Lahat Cik Ujang SH didampingi istrinya Rabu (17/4) gunakan hak pilihnya di TPS 18, Kelurahan Bandar Jaya.Kota Lahat. Sementara Wabup Lahat Haryanto bersama istri mencoblos di TPS 02, Kelurahan Bandar Agung, Kota Lahat. Kabupaten Lahat.
    
Cik Ujang SH bersama istrinya Lidyawati S.Hut memberikan hak suaranya pada Pilihan Presiden Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPR Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota pada TPS yang sama yakni  di TPS 18 RT 22, Blok C Kelurahan Bandar Jaya, sedangkan Wakil Bupati Lahat juga menyalurkan hak suarannya di TPS 2 Bandar Agung Lahat Kecamatan Lahat. Rabu (17/4) sekitar pukul 09:25 wib dari pantauan policewatch.news.

Cik Ujang berjalan kaki bersama istri menuju TPS 18, yang tidak jauh dari rumah dinas, dirinya terdaftar dalam DPT pemilih. sedangkan Wakil Bupati Lahat juga tidak jauh dari kediaman pribadinya Bandar Agung Lahat
Berdasarakan pantauan di lokasi, Warga tampak berbondong bondong  datang ke TPS dan silih berganti untuk menyalurkan aspirasi hak pilihnya. Sejumlah aparat keamanan TNI/Polri dan Sat Pol PP tampak terlihat  dan linmas dalam berjaga-jaga di sekitar TPS.

SMA Negeri 4 Semarang Menuju Sekolah Adiwiyata Tingkat Jawa Tengah

Reporter : M. Taufiq.Sapta.
Kepala SMA Negeri 4 Semarang, Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu,M.Pd, saat memberikan
sambutannya terkait dengan lolosnya verifikasi SMA Negeri 4 Semarang sebagai Sekolah
Adiwiyata menuju tingkat Jawa Tengah. Foto : M. Taufiq.Sapta.

Semarang, (PoliceWatch.News)- Adiwiyata adalah salah satu program Kemmenterian Lingkungan Hidup dalam upaya mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dahulu dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah dapat ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatife.

Tujuan Program adiwiyata untuk menciptakan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah ( guru,murid dan pekerja lainnya ) sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Menurut Permen Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2013 pasal 1 menyatakan, sekolah adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, program adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Hal ini terealisasi pada Sekolah SMA Negeri 4 Semarang lolos administrasi adiwiyata dan oleh tim penilai sekolah adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah untuk dilakukan lolos verifikasi dan penilaian mengacu pada 33 indikator yang di laksanakan di Aula SMA Negeri 4 Semarang jalan Karangrejo raya no 12A Banyumanik Kota Semarang ,Kamis 18/4/2109.

Kepala SMA Negeri 4 Semarang, Dra. Wiji Eny Ngudi Rahayu, M.Pd dalam sambutannya terkait dengan penilaian sekolah adiwiyata SMA Negeri 4 Semarang mengatakan, Bahwa Sekolah yang di pimpinnya lolos verifikasi sekolah adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah bisa lolos baik verifikasi administrasi maupun lapangan.

Eny menuturkan bahwa SMA Negeri 4 Semarang mempunya luas tanah kurag lebih 20.700 m2 , memiliki 89 guru dan karyawan serta 33 rombongan belajar kelas dengan jumlah seluruh ada 1188 siswa yang terdiri dari 9 kelas jurusan IPA dan 2 kelas Jurusan IPS yang membawa semangat kita warga SMA Negeri 4 Semarang menuju sekolah adiwiyata. Karena kami memandang SMA negeri 4 sangat potensial untuk menjadi sekolah adiwiyata dan selaras dengan program Provinsi Jateng yaitu sekolah yang Ijo royo royo sehingga menjadikan motivasi SMA Negeri 4 Semarang serta mendorong untuk menjadikan sekolah kami sekolah adiwiyata, “ Ini menjadikan semangat kami sewaktu kami menjabat Kepala SMA Negeri 14 Semarang menjadi sekolah adiwiyata tingkat Nasional, SMA Negeri 4 sangatlah cocok dan baik sesuai luasnya dan potensinya serta SDM nya yang ada disini, sehingga menjadikan sekolah ini guyup,rukun, harmonis antar seluruh warga SMA Negeri 4 banyak gotong royong, siswa mandiri dalam menjaga kebersihan lingkungan kelas maupun sekolah dan merasa memiliki, punya tanggung jawab antar sesame siswa, bapak ibu guru, “ Ucap Eny.

Eny menegaskan, tidak kalah penting Komite sekolah sangat mengapresiasi serta mendorong SMA Negeri 4 Semarang untuk maju dalam meraih sekolah adiwiyata tingkat Jateng.

Kami kini masih melangsungkan beberapa pembangunan Masjid berlantai 2 serta sebentar lagi gapura yang di lengkapi videotron dan yang sudah terwujud sebelumnya toilet bersih siswa bertaraf hotel, ini semua merupakan bantuan dari Alumni siswa SMA Negeri 4 Semarang. ”imbuhnya.

Saya berharap SMA Negeri 4 Semarang setelah chek cros dan verifikasi dapat lolos berikutnya sampaike tingkat Nasional, menurut Eny semakin banyak sekolah yang ikut adiwiyata semakin banyak pula sekolah yang aman,nyaman, rindang,bersih, asri, saling gotong royong, harmonis untuk terus membangun generasi muda yang berkelanjutan peduli lingugan,”pungkasnya.
Lingkungan SMA Negeri 4 Semarang yang Nampak menawan asri dan indah. Foto: M. Taufiq

Sementara itu Gayatri Hanna Purnamasari,ST salah satu tim penilai adiwiyata tingkat Jateng, mengatakan, Kami menyampaikan sama pandangan bahwa program adiwiyata bukan lomba tetapikita semua bisa menerapkan aplikasi lingkungan hidup itu yang kebetulan di nilai melalui 33 indikator yang nilai minimal mencapai nilai 64 bisa masuk adiwiyata tingkat Provinsi. Tujuannya kami beserta tim penilai adiwiyata di SMA Negeri 4 Semarang untuk mencocokan data apa papa saja yang sudah di usulkan ke kami melalui Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Kota semarang.” Ujarnya.

“ Kami sudah melihat dokumennya, udah melihat apa yang nanti kami sampaikan, apa apa saja yang Bapak Ibu sampaikan buktinya , kalau cocok nilai akan diatas 64 bisa ke sekolah adiwiyata tingkat Jateng, “ tutur Gayatri. Kalau tidak cocok nilainya kurang dari 64 maka akan remidi tahun berikutnya. Kami berharap cocok, nantinya saya bertanya berkisar RPP terkait lingkungan hidup kemudian inovasi dan publikasi, itu yang saya tanyakan lebih dalam “,pungkasnya.

Hadir pula pada kesempatan itu wakil dari Paguyuban orang tua siswa, Yuyu Rahayu, Siti Mukaromah,S.Kom, Dinas Lingkungan Hidup, Ari Susilo Wardhani, Ani Prabandani,M.Pd selaku pengawas SMA Negeri 4 Semarang, Ketua Komite SMA Negeri 4 Semarang Isomudin, Bapak Ibu Guru Panitia serta Perwakilan OSIS SMA Negeri 4 Semarang.